Berita Kampus

Unmul Pakai e-KTM? Ketua ICT: Bukan Perkara IT

Ketua Information Center and Technology (ICT) Unmul, Zainal Arifin menyatakan dengan tegas bahwa KTM elektronik tidak ada hubungannya dengan IT. (Dok. Pribadi)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Masa pembuatan kartu tanda mahasiswa (KTM), masih berlangsung hingga akhir Agustus nanti. Dalam penerapannya di Unmul, KTM harus diperbarui tiap tahun ajaran baru atau semester ganjil. Namun, jika melirik di universitas lain, pembuatan KTM justru dilakukan sekali, bahkan adapula yang terapkan KTM sebagai ATM. 

(Baca: https://sketsaunmul.co/berita-kampus/unmul-ketinggalan-ktm-perbarui-tiap-tahun-ajaran/baca )

Sebelumnya, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) La Hasan mengatakan Unmul sempat berencana terapkan KTM elektronik (e-KTM) itu, namun tak kunjung ditindaklanjuti. Kendala IT pun jadi persoalan. 

Terpisah, Selasa (15/8) pagi Ketua Information Center and Technology (ICT) Unmul, Zainal Arifin menyatakan dengan tegas bahwa KTM elektronik tidak ada hubungannya dengan IT. 

"Sebenarnya bukan masalah IT, tapi melibatkan pihak ketiga yakni perbankan," tuturnya.

Zainal pun membenarkan, pada 2015 silam salah satu pihak bank pernah mengomunikasikan perihal itu dengan Unmul. Namun, kelanjutannya ia tak menahu.

"Saya hanya tau sebatas itu, tindak lanjutnya kan pasti dibicarakan di level pimpinan, pak rektor dan jajarannya," lanjutnya.

Menurutnya, jika Unmul menerapkan itu maka akan membutuhkan biaya yang akan ditanggung mahasiswa pula. Selain itu, menentukan bank tidak mudah, karena bank harus memiliki cabang hingga ke pelosok. Sehingga, memudahkan mahasiswa di daerah terpencil. Maka, ini perlu dibahas mendalam.

"Sebenarnya penerapan itu (KTM eletronik) memungkinkan cuma ya, tergantung regulasi pak rektor lagi," tukasnya.

Sebagai ketua ICT, Zainal mengungkapkan bahwa ICT hanya penyedia layanan teknologi, sedangkan pelaksanaannya adalah bagian yang memang membutuhkan seperti BAAK.

Seperti diketahui KTM Unmul sekarang, berbentuk kertas tipis yang dilaminating. Jika dulu membayar Rp2000 untuk laminating, sedangkan tahun ini digratiskan, karena masuk dalam bagian UKT. 

KTM dengan bahan seperti itu, rentan rusak, mengakalinya dapat diubah berbahan plastik atau yang dilengkapi magnetic stripe

Menurutnya, ada dua masalah. Jika ingin beralih sekaligus ATM ini berhadapan dengan pihak bank (eksternal) atau hanya merubahnya ke bahan plastik tadi, berurusan dengan internal.

"Semua tergantung peralatannya (di internal), kalau Unmul memiliki, berarti bisa meregulasi mencetak itu (KTM)," pungkasnya. (snh/jdj)



Kolom Komentar

Share this article