Berita Kampus

Timses Paslon 2: Pemira Tahun Ini Cacat!

Dalam suasana debat kandidat yang berlangsung panas. (Sumber foto: Adel)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Rumitnya pembahasan dalam debat kandidat saat ini tidak hanya menyoal paslon dan sistem di dalamnya. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya (KPPR) ikut terseret dalam sasaran yang dipertanyakan dalam debat kandidat saat ini. Beberapa anggota timses paslon dua bahkan sempat meneriakkan bahwa Pemira ini cacat akibat banyaknya kejanggalan yang mereka temukan.

Salah satunya Nur Hariyani, anggota timses paslon nomor urut dua mempertanyakan peran DPM dan KPPR yang terkesan tak transparan. Salah satu persoalan yang disorot ialah terlambatnya perilisan berita acara pengambilan berkas. Selain itu pihaknya juga mempertanyakan jumlah KTM Febri-Furqon yang mengalami kelonjakan yang signifikan ketimbang Febri-Sigit.

Suasana semakin memanas ketika Akbar selaku calon Presiden BEM KM menanyakan perihal berita acara. Pihaknya meminta ditunjukan beberapa berkas di antaranya penundaan timeline, tafsiran KPPR, SK Panwas dan KPPR, serta surat tanda terima masuk ke 14 fakultas.

"Bicara soal tanda terima ke 14 fakultas, mereka (KPPR) tidak punya. Jadinya kita di blok, tidak bisa kampanye di Farmasi dan FH," ujar Rifky salah satu timses paslon dua saat ditemui Sketsa.

Karena pihak Dwi Luthfi selaku Ketua DPM KM tidak dapat memenuhi keinginan Akbar terkait berkas berita acara tersebut, dengan tegas Akbar menyatakan akan mengundurkan diri dan mencabut berkas pencalonannya sebagai calon Presiden BEM. Namun hal ini jelas ditolak oleh pihak KPPR dalam hal ini Fatmawati selaku Ketua KPPR, sebab sebagai bentuk konsistensi sejak awal tiap pasangan calon yang sudah terdaftar harus mengikuti seluruh aturan yang telah disepakati, apalagi tiap paslon sudah menandatangani persetujuan di atas materai.

Mendengar pernyataan tersebut, rombongan timses paslon nomor urut dua kembali maju ke depan. Sontak hal ini membuat panitia lain bergerak melindungi Fatma dan membawanya ke sudut ruangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Saat ini ruangan di lantai tiga dekanat tengah di sterilkan. Beberapa mahasiswa terutama kubu Akbar-Rifai memutuskan untuk keluar lebih dulu dan berkumpul di bawah ruangannya.

"Kami beri waktu 2x30 menit hasil keputusan KPPR terhadap surat mekanisme pengunduran diri paslon nomor urut dua," ujar Dodi Wahyudi salah satu timses paslon Akbar-Rifai. Saat ini Sketsa tengah berusaha mengonfirmasi dari paslon timses paslon satu untuk meminta keterangan. (sut/adl)



Kolom Komentar

Share this article