Terorisme di Sekretariat Organisasi Mahasiswa
Nampak gedung Gelanggang Mahasiswa FISIP Unri yang diberi garis polisi. (Sumber foto: sindonews.com)
- 04 Jun 2018
- Komentar
- 2560 Kali
SKETSA - Sabtu siang (2/6), Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 berhasil mengamankan empat bom berdaya ledak tinggi dan bahan-bahan perakit bom di lingkungan kampus FISIP Universitas Riau (Unri). Tim Gegana dari pihak kepolisian pun turut mengamankan kampus dengan memasang garis polisi di area kampus. Unri hari itu tiba-tiba mencekam, dipenuhi petugas bersenjata lengkap.
"Sekitar pukul 13.30 WIB, Densus 88 menangkap pelaku berinisial MNZ setelah sebelumnya menangkap dua pelaku berinisial RB alias D dan OS alias K," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto, dikutip dari Kompas.
Setyo menerangkan, ketiganya adalah alumni Unri Jurusan Administrasi Pariwisata, Ilmu Komunikasi dan Administrasi Negara Unri pada tahun angkatan 2002, 2004, dan 2005. Mereka diringkus di gedung Gelanggang Mahasiswa FISIP Unri yang sejatinya merupakan sekretariat bersama organisasi mahasiswa.
Menurut keterangan Kapolda Riau, Irjen Pol. Nandang dalam keterangan pers di Pekanbaru, ketiga terduga teroris itu sengaja menggunakan kampus, terutama sekretariat organisasi mahasiswa untuk menutupi jejak mereka saat merakit bom.
"Kebetulan barang bukti ini dirakit di Sekretariat Kelembagaan Gelanggang Mahasiwa lantai 2. Mereka numpang tidur di mes Mapala Sakai selama sebulan (selama perakitan bom)," ujarnya.
Saat ini ketiga terduga telah diamankan di Mapolda Riau guna menjalani pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, termasuk afiliasi jaringan mereka.
Dikutip dari Tirto.id, sebelumnya, Polda Riau sudah mulai mengintai keberadaan terduga teroris sejak dua pekan terakhir sebelum melakukan penggerebekan di Unri pada Sabtu siang.
Awalnya, Polda Riau bersama dengan Densus 88 Antiteror berencana melakukan penggerebekan tersebut pada Jumat (1/6). Namun, penggerebekan itu urung dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan.
"Baru bisa dilakukan hari Sabtu," jawab Nandang.
Sebelum melakukan penggerebekan, polisi telah mengumpulkan data terkait siapa, bagaimana, dan bentuk aktivitas mencurigakan di perguruan tinggi negeri terbesar di Riau tersebut.
"Setelah memperoleh data awal akurat, tentang siapa, bagaimana, akan lakukan apa, sudah diketahui sedari awal, baru digerebek," katanya.
Kasus terorisme memang tak lazim ditemukan di lingkungan kampus. Namun kasus Unri ini agaknya kian menegaskan bahwa aksi terorisme bisa dilakukan di mana saja. Baru-baru ini Badan Nasional Perguruan Tinggi (BNPT) merilis sederet nama kampus yang diduga terpapar paham radikalisme. Yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB). (aml/els)