Tanggapan Mahasiswa Pahlawan Terkait Relokasi Prodi Bahasa FKIP Unmul
Relokasi Prodi FKIP Unmul masih menyisakan kendala bagi mahasiswa

Sumber Gambar: Afdal/Sketsa
SKETSA – Relokasi program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unmul dari kampus Pahlawan ke Gunung Kelua berhasil dilaksanakan pada akhir tahun lalu. Perpindahan tersebut tentunya memberikan perbedaan suasana bagi mahasiswa yang terdampak.
Baca juga: Rencana Pembentukan Fakultas Baru dan Relokasi Sejumlah Prodi FKIP Terealisasikan di Akhir Tahun
Sketsa mendapatkan kabar beberapa mahasiswa asal pahlawan mengalami kendala saat melakukan perkuliahan yang dilakukan di Gedung FKIP Gunung Kelua. Terkait hal tersebut, Dekan FKIP Unmul Susilo menjelaskan secara rinci dan saksama terkait dengan perpindahan gedung kampus Pahlawan menuju Gunung Kelua.
”Tidak ada masalah jadwal, sudah selesai semua jadwal. Apa ada komplain dari mahasiswa?” ungkap Susilo saat diwawancarai di kampus FKIP Unmul Banggeris, Rabu (12/2) lalu.
Susilo sendiri mengungkapkan proses perpindahan mahasiswa dari kampus Pahlawan sudah berjalan dengan baik. Dirinya juga menyampaikan ruang kelas juga sudah disediakan untuk memenuhi kapasitas mahasiswa yang dipindahkan.
“Jadi memang sudah saya pertimbangkan semua, saya perhitungkan semua perpindahan itu sehingga tidak ada masalah. Justru mereka senang dengan perpindahan itu,” sambung Susilo.
Salah satu mahasiswa yang dipindahkan Agustina mengaku merasakan perbedaan suasana antara kampus yang ada di Pahlawan dengan Gunung Kelua. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu merasa kampus Gunung Kelua lebih ramai dari kampusnya dulu.
“Kalau Gunung Kelua itu kayak lebih rame, bahkan (banyak) wajahnya itu yang enggak kita kenali sama sekali,” sebut Agustina saat diwawancarai, Rabu (12/2).
Adapun kendala yang dialami mahasiswa, Agustina menyebutkan, terfokus pada organisasi kemahasiswaan. Terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang masih belum mendapatkan sekretariat di kampus Gunung Kelua
“Kesekretariatan PBSI (Pendidikan Bahasa dan Seni) masih belum bisa pindah ke GK (Gunung Kelua), karena ada beberapa kendala yang masih harus diselesaikan dulu,” bebernya.
Tidak hanya Agustina, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris Tiara Dhamayanti turut mengungkapkan kendalanya selama berkuliah di kampus baru. Dirinya mengaku ada jadwal kelas yang bertabrakan dengan jadwal jurusan lain.
“Kalau sekarang, mungkin karena kita baru pindah kan, jadi juga jadwalnya itu kadang bertabrakan. Jadi, dosen itu minta ganti hari, ganti jam juga, ganti ruangan. Nyari ruangannya (yang) kosong,” ungkap Tiara saat diwawancarai, Rabu (12/2).
Terkait sekretariat organisasi, Tiara menyebutkan bahwa Himpunan Mahasiswa (Hima) dari prodinya juga belum mendapatkan sekretariat sendiri. Dia mengatakan untuk sementara ini ruangan Hima-nya menggunakan ruangan yang sebelumnya digunakan oleh Hima prodi Pendidikan Penjas.
Terkait kendala sekretariat Hima jurusan mahasiswa yang dipindahkan, Susilo mengakui belum ada ruangan atau gedung yang disediakan. Maka dari itu, dirinya memberikan solusi lain, seperti memperbaiki ruangan yang rusak dan menempatkan Hima Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di sekretariat Hima Pendidikan Penjas untuk sementara.
“Ada satu ruangan Hima masih belum dapat, karena kalau mau bangun itu kan prosesnya lama. Oleh sebab itu rencananya saya taruh di ruangan LDK (Lembaga Dakwah Kemahasiswaan) yang seperti gubuk di sampingnya MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) itu. Nanti rencananya diperbaiki biar bisa dipakai,” bebernya.