Tak Terima Pemira FIB Disebut Cacat, Ketua BPPR Angkat Bicara
Spanduk penolakan Mahasiswa FIB terkait Pemira FIB yang tidak transparan. (Sumber foto: instagram.com/fhiimaheswari)
- 06 Nov 2018
- Komentar
- 2639 Kali
SKETSA – Pemira FIB sudah berjalan sejak awal bulan ini. Seiring waktu, beredar isu terkait kejanggalan selama proses tahapannya. Bahkan kemarin, terpasang spanduk penolakan yang bertuliskan “Kami tidak mau! Dipimpin oleh pemimpin dari Pemira yang cacat” di salah satu sudut kampus FIB. Dugaan tidak adanya transparansi dalam Pemira ini mengundang perhatian.
(Baca:https://www.sketsaunmul.co/berita-kampus/pemira-fib-fifi-tidak-logis-dan-transparan/baca)
Sebagai badan penting yang mengatur dan mengiringi proses Pemira, BPPR ikut terseret. Novianti selaku Ketua BPPR angkat bicara, ia mengatakan bahwa BPPR dibentuk oleh DPM FIB pada tanggal 15 Oktober lalu. Terkait bentuk publikasi dan pembentukan tim, Novi menyarankan untuk langsung meminta konfirmasi dengan DPM.
Diakui Novi, syarat Pemira merupakan hasil kesepakatan dalam rapat BPPR dan telah menerima persetujuan dari seluruh anggota. Termasuk tenggat waktu pendaftaran yang dinilai singkat.
“Tenggat waktu itu adalah timeline schedule yang harus dipatuhi dalam mengajukan diri.”
Novi sendiri menambahkan bahwa sejak informasi tahapan Pemira ini dipublikasikan dalam akun instagram BPPR FIB pada Kamis (1/11) lalu, pihaknya tidak melihat adanya keluhan atau penolakan dari pihak manapun.
“Terdapat beberapa fungsionaris organisasi, salah satunya Presiden BEM FIB ikut me-repost timeline Pemira. Namun, pada tanggal 4 November terjadi penolakan melalui komentar di akun Instagram BPPR, di antaranya oleh pihak-pihak yang sebelumnya sudah ikut me-repost. Berkaitan dengan hal itu juga dari pihak mahasiswa yang menanyakan kelengkapan berkas pendaftaran terlambat melakukan konfirmasi kembali kepada pihak BPPR,” jelasnya.
Menanggapi kabar dikeluarkannya salah satu anggota BPPR yang baru bergabung, Novi mengatakan bahwa DPM-yang mengundang ke dalam grup-sebelumnya tidak melakukan konfirmasi dengan pihaknya jika akan mengundang orang baru.
“Kita bukan lembaga anti kritik, namun sebagai penyelenggara Pemira, kami harus menjaga netralitas dari kepanitiaan ini,” tegasnya.
Merujuk timeline Pemira FIB, pendaftaran dibuka pada 2 hingga 4 November lalu, disusul dengan verifikasi berkas dan pencabutan nomor urut pada Senin (5/11) kemarin. Dari hasil verifikasi tersebut, telah dinyatakan lolos satu pasangan calon atas nama Ricky Laurie dan Yudi Syahputra.
Berdasarkan hasil rapat internal BPPR, akan diadakan kampanye akbar serta fit&proper test untuk paslon yang sudah dinyatakan lolos seleksi berkas. Kampanye akbar dilakukan dalam rangka sosialisasi visi, misi serta program kerja unggulan paslon di depan seluruh mahasiswa FIB. Selain itu, fit&proper test dilakukan untuk menguji kelayakan paslon yang akan dihadiri oleh tim panelis dari akademisi dan aktivis mahasiswa, juga mahasiswa FIB lainnya. (adl/els)