Berita Kampus

Suasana di Rumah Sakit AWS Pasca Bentrok Pemira 2018

Sumber foto : Dok. Timses

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Rintik-rintik hujan semalam (20/11) membasahi Kota Tepian, udara sejuk terasa membungkus. Meski begitu suasana Kampus Hijau masih digelayuti hawa panas pasca bentrok.

Perundingan deadlock dua kali dan bentrok membuat korban berjatuhan, tak pelak kejadian ini membuat perhelatan Pemira 2018 tersendat. Tak bisa berbuat banyak, pihak yang menengahi turut menjadi daftar yang harus intensif dirawat.

Pemandangan yang lazim terlihat, menyambut Sketsa saat menyambangi RSUD. AW. Syahranie pukul 21.40 Wita. Di sana terukir raut harap-harap cemas dan lesu menanti kabar perkembangan kondisi teman sejawat, dan keluarga yang dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Sembari duduk berlesehan untuk makan bersama, beberapa staf BEM KM Unmul dan anggota timses paslon 2 berjejer rapi di pinggir teras bangunan beraroma alkohol itu.

“Dari timses ada sekitar tujuh orang, dan satu orang dari BEM KM,” ucap Yaris Eko Nurcahyono, Menteri Sosial Politik BEM KM Unmul.

Dari informasi yang dihimpun Sketsa, sebagian yang mengalami luka menjalani visum dan pengobatan lebih lanjut. Beberapa dari mereka sudah ada yang pulang dan yang masih bertahan di IGD menjalani CT scan dan rontgen.

Trias, anggota timses paslon 2 menuturkan, ia memposisikan diri sebagai suporter euforia Pemira dengan cara menjaga kondisi agar tetap kondusif. Hingga pada akhirnya saat terjadi adu mulut dan pengejaran, ia turut menjadi samsak kala ikut melerai dan melindungi rekannya.

“Kami sudah menghindar mundur ke belakang, tapi tidak tahu kenapa masih juga ditantang dan dikejar. Padahal pokok persoalannya saja tidak jelas, tiba-tiba terjadi semuanya dengan cepat," ucapnya.

Sore itu di depan halaman Gedung MPK, kedua pihak bersua dengan Encik Akhmad Syaifudin bersama beberapa keamanan berdiri di tengahnya. Trias melihat Wakil Rektor III itu sempat berteriak memberi peringatan agar tak ada yang saling menyerang. Namun, teguran itu bak angin lalu bersama masa yang menyerbu mengejar anggota timses paslon 2. Di tengah riuh adu mulut, beberapa terdengar sayup teriakan dari timses paslon 1 yang mencoba menarik mundur menghalau kaos yang terjadi, namun gagal.

Apa yang terjadi Senin sore kemarin, sangat disayangkan oleh berbagai pihak, Trias berucap salah seorang rekannya hampir tak sadarkan diri ketika melindungi dirinya yang terhimpit menjadi bulan-bulanan masa di dinding bangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

“Teman saya itu di belakang saya, melindungi malah dia yang kena ikut terhimpit dan dihantam dari belakang. Postur tubuhnya saja lebih besar saya, jelas dia lemas pas sudah ditarik keluar dari kerumunan. Saya juga banyak mendapat pukulan dari punggung, rahang bagian kanan, hingga tengkuk. Bisa dilihat ada goresan yang diikuti memar di sini,” tutur mantan anggota DPM FKTI 2014 itu.

Korban di antaranya adalah Febri Abdul, mahasiswa FKIP 2014 yang sempat mengalami muntah-muntah sejak magrib dan dilarikan ke rumah sakit terlihat sudah membaik. Kondisi tragis lain dialami Isnaini Mansyur FKIP 2015. Staf Seni Budaya dan Olahraga BEM KM Unmul itu sampai tak dapat bergerak banyak karena mendapat hantaman paling banyak.

Dengan merintih mengeluhkan ulu hati yang sakit Isnaini berucap terbata-bata kepada Sketsa, ia yang menjadi sasaran pengejaran oleh pihak yang tak ia kenali padahal ia tak melakukan apa pun yang membuat emosi pihak lain meledak. Mahasiswa FKIP 2015 ini mengaku hanya berdiri dan melihat kondisi yang sedang terjadi di halaman parkiran Gedung MPK.

“Sebelum mereka (kedua timses) berhadapan, kami sudah mundur dulu. Nah, kemudian dari FKIP ini mundur karena masa sudah seperti itu. Sudah ada keragu-raguan juga (menetap) di situ. Nah, pas mundur mereka langsung maju,” ujarnya.

“Nah, pas sudah di halaman Rektorat di situ (saya) kena pukul masih bisa lari, kena tendang tadi juga masih lari juga. Di depan rektorat mulai sudah (saat) saya jatuh. Sudah gak tahu lagi siapa-siapa, intinya saya sudah dikeroyok beberapa orang, yang jelas lebih dari sepuluh. Ada yang menginjak dan lain macamnya diseluruh tubuh,” sambungnya.

Ketika ditanya langkah apa yang akan ia lakukan selanjutnya, ia menuturkan hanya bisa bersabar dengan apa yang telah menimpanya.

“Saya coba untuk bisa bersabar, jika saya ingin menuntut orangnya, saya juga tidak tahu siapa saja yang memukuli saya. Saya tidak lihat. Kecuali saya tahu muka-mukanya, saya perkarakan. Jadi menenangkan diri dulu biar gak kepikiran,” tandasnya.

Sementara itu, terlihat Bhakti Zuar Wakil Presiden BEM KM Unmul dan menterinya turut menunggui staf BEM KM Unmul dan anggota timses paslon 2 yang terluka. Mimik tegang dan kelelahan nampak terukir di wajahnya. Tak banyak berkomentar, Bhakti hanya berharap agar korban yang terluka dapat segera pulih dan baik-baik saja. Selanjutnya, ia mengarahkan kepada Norman Iswahyudi Presiden BEM KM Unmul guna memberikan tanggapan dari kejadian ini.

“Tadi sudah ada yang di CT scan, rontgen, dan beberapa mungkin masih syok. Kami tidak bisa berkomentar banyak, karena itu ranahnya legislatif. Temui bapak Norman aja ya, untuk tanggapan hari ini,” imbuhnya.

Pukul 23.14 Wita timses paslon 2 sedang mengurus administrasi guna mengeluarkan Isnaini dari rumah sakit agar dapat dirawat jalan. Pemulangan Isnaini dilakukan pukul 23.31 Wita. Ia masih tak dapat bergerak banyak, diarak menggunakan ranjang rumah sakit dan dibantu rekan sejawat memasuki GO-CAR. Diketahui, Isnaini pulang bersama rekan asramanya ke Asrama Mahasiswa Berau di Jalan Merdeka. Dalam kesehariannya, Isnaini hidup seorang diri merantau di Kota tepian tanpa ada keluarga.

Hingga berita ini turun, pihak timses paslon 2 telah melaporkan kejadian yang dialami kepada Polsekta Samarinda Ulu malam tadi sekitar pukul 22.00 Wita. Sketsa sempat berpapasan dengan salah satu petugas kepolisian yang mengecek kondisi mahasiswa di IGD. Petugas tersebut mengatakan sudah ada laporan yang masuk dan diproses oleh unit khusus yang akan menangani, ia mengaku hanya petugas yang kebetulan sedang piket malam dan menerima laporan. (myg/wal)



Kolom Komentar

Share this article