Spanduk Protes BEM KM Dicabut, Unmul Anti Kritik?
Koordinator Keamanan Unmul. (Foto: Fajar Mahardika)
- 23 Mar 2018
- Komentar
- 1821 Kali
SKETSA - Beberapa waktu yang lalu, mahasiswa Unmul dihantui keresahaan sebab tindak kriminal yang terjadi di lingkungan Unmul. Mulai dari pencurian helm sampai penjambretan. Bahkan, baru-baru ini terjadi pencurian sepeda di sekitar Fakultas Kehutanan.
BEM KM Unmul tidak tinggal diam. Sebagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), mereka merasa Unmul mulai tidak aman. Tepat pada 25 Februari lalu, pukul 23.00, BEM KM Unmul memasang baliho di empat titik sekitaran Gunung Kelua dengan maksud untuk mengkritik dan menyadarkan pihak rektorat akan tindakan kriminal yang masuk ke Unmul.
Menurut mereka seharusnya pimpinan Unmul segera bersikap tegas pada tindakan kriminal yang terjadi. Namun, hingga saat ini pihak rektorat masih belum angakat suara terkait kejadian ini. Mahasiswa pun menuntut rektor untuk menindak lanjuti masalah ini.
Usaha BEM KM Unmul mengkritik pimpinan rektorat sia-sia, setelah tahu bahwa baliho yang mereka pasang sudah dilepas keesokan harinya. Kemudian pihak BEM KM Unmul pun meminta audiensi bersama untuk membahas tentang keamanan.
“Penyebab baliho BEM KM dilepas oleh satpam. Kami menyimpulkan bahwa rektor anti kritik,” ucap Suwondo selaku Menteri Kebijakan BEM KM Unmul.
Dari pihak keamanan Unmul sendiri mengakui bahwa mereka memang telah mencabut baliho milik BEM. Namun, mereka sempat membiarkan baliho tersebut selama satu jam. Pihak keamanan sadar baliho itu ditujukan kepada pemimpin mereka, karena itulah mereka membiarkanya.
Menurut Hasan, selaku Koordinator Keamanan Unmul, mereka sangat terbuka menerima kritik. Ditambahkannya, jika mahasiswa ingin mengkritik, harus berkoordinasi terlebih dahulu kepada pihak terkait agar bisa saling memahami.
Lebih lanjut Hasan mengatakan, pihak BEM KM Unmul tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada mereka tentang pemasangan baliho tersebut. Sedangkan pencabutan baliho dilakukan karena dianggap merusak lingkungan Unmul. Mengingat, baliho itu diikat di antara pohon dan tidak dipasang di tempat yang seharusnya.
Hasan sangat menyayangkan tindakan tersebut, setidaknya BEM KM Unmul bisa melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak keamanan dan rektorat. Hasan bercerita bahwa ketika Norman menjabat sebagai Presiden BEM KM Unmul 2017, mereka pernah menjalin koordinasi dan saling bertukar pendapat dengan pihak keamanan. Namun, sekarang hubungan antara BEM KM Unmul dan pihak keamanan mulai renggang. Ia berharap agar Presiden BEM KM Unmul sekarang bisa memperkuat hubungan BEM KM Unmul dan pihak keamanan lagi.
Ia sangat berharap bahwa mahasiswa bisa membantu mereka untuk menjaga keamanan kampus. Ia juga berharap mahasiswa mau kooperatif. Jika terjadi sesuatu di lingkungan Unmul harap segera melapor ke pihak keamanan. Karena mereka selalu siap membantu mahasiswa yang membutuhkan.
“Bukannya keamanan itu tidak ada, kami ada dan kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keamanan di lingkungan Unmul ini,” tutup Hasan. (nhh/adi/ajy/els)