Berita Kampus

Research Award, Langkah LP2M Mendorong Peningkatan Penelitian di Unmul

Ketua LP2M Susilo saat berfoto dengan Rektor Unmul Masjaya. (Sumber: unmul.ac.id)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Seminggu yang lalu, baliho bergambar tiga dosen penerima LP2M Research Award 2017 terpampang di simpang tiga depan halaman Gedung Rektorat Unmul. Pemberian award oleh LP2M itu sebagai bentuk apresiasi bagi dosen se-Unmul yang giat melakukan penelitian.

Pengumuman LP2M Research Award merupakan salah satu item yang turut disampaikan dalam acara International Conference on Tropical Studies and Its Application (Ictrops). Kegiatan berskala internasional itu dilaksanakan Unmul di Grand Ballroom Hotel Aston pada akhir November 2017 lalu.

Ketiga dosen yang meraih peringkat terbaik dalam tiga kategori award antara lain Esti Handayani Hardi dari FPIK sebagai juara ilmu eksakta. Sementara lainnya Rizky Yudaruddin dari FEB sebagai juara ilmu sosial dan RR Dirgarini NS sebagai juara dosen pemula.

Ketua LP2M Susilo saat ditemui Sketsa pada (15/1) lalu, mengatakan bahwa pemberian award telah terlaksana dua kali, setelah sebelumnya digelar pada 2016. Ajang ini khusus untuk menghargai dosen yang telah melakukan beragam penelitian.

“Tentu ini untuk Unmul, dan sudah direstui rektor,” sampainya.

Bagi Susilo, ini merupakan salah satu upaya LP2M dalam menumbuhkan budaya meneliti di kalangan dosen. Pengelompokkan kategori – eksakta, sosial, dan pemula – merupakan langkah agar kompetisi di setiap kelompok berjalan. Muaranya ialah untuk meningkatkan hasil penelitian di Unmul secara keseluruhan.

“Salah satu faktor dari (peningkatan) akreditas adalah jumlah penelitian,” tuturnya.

Selain akreditasi, banyak hal positif dari peningkatan jumlah penelitian. Posisi universitas di kancah nasional dan internasional hingga banyaknya paten yang diterima juga ditentukan oleh banyaknya jumlah penelitian yang dihasilkan suatu universitas.

Melalui pemberian award bagi peneliti di Unmul pula, Susilo berupaya mendorong para dosen untuk meningkatkan jumlah penelitian. Kemudian hasilnya didaftarkan ke LP2M agar bisa masuk nominasi yang berhak menerima award.

“Partisipasi lebih banyak, kalau sekarang masih belum banyak,” harapnya.

Saat disinggung mengenai pelaksanaan award secara berkesinambungan oleh LP2M, Susilo mengamini hal itu. Sebagai upaya pemerataan, pemenang di dua edisi terakhir tidak boleh ikut lagi dalam nominasi award berikutnya.

“Sehingga pemenangnya pasti berbeda terus,” tutupnya. (dan/nhh/adl)



Kolom Komentar

Share this article