Berita Kampus

Rencana Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Unmul, WR IV: Doakan Cepat Prosesnya

Wacana pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Unmul.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Istimewa

SKETSA – Sekitar akhir Juni lalu, sebuah foto yang memperlihatkan beberapa petinggi kampus di depan spanduk bertuliskan “MOHON  DOA RESTU DAN DUKUNGAN, PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS  MULAWARMAN” tersebar di media sosial seperti WhatsApp dan Instagram. Hal ini lantas mengejutkan beberapa pihak lantaran Fakultas Ilmu Budaya (FIB) baru saja beralih ke Kampus Gunung Kelua secara keseluruhan. Tak sedikit pula yang mengapresiasi rencana pembangunan tersebut.

Sketsa kemudian menghubungi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Bohari Yusuf untuk meminta keterangan lebih lanjut. Ia menjelaskan, Unmul memang telah memiliki wacana untuk membuat sebuah rumah sakit pendidikan. Salah satu alternatif lokasinya yakni berada di Jalan Flores yang dulunya merupakan kampus FIB. Meskipun, diakuinya bahwa Gunung Kelua turut menjadi opsi lokasi.

Selain menjadi alternatif, pihak Unmul juga telah memiliki sertifikat tanah pada lahan di Kampus Flores. “Misalkan, untuk mendapat pendanaan kan harus ada tanah sendiri. Gak bisa tanah orang lain. Kalau yang di (kampus) Pahlawan kan belum punya sertifikat (jadi tidak bisa),” terangnya kepada kami, Jumat (9/7) lalu.

Bohari menuturkan, sudah seharusnya Unmul memiliki rumah sakit terutama untuk menunjang praktik mahasiswa Kedokteran. “Harusnya dari dulu, ya. Masa dua puluh tahun kedokteran tidak ada rumah sakit. Universitas lainnya kan sudah punya, Unmul belum punya sama sekali. Jadi harus punya, lah,” sambungnya.  

Perencanaan ini pun masih berada di tahap awal. Ia menyebut jika proses yang dijalani masih sangat panjang. Hal tersebut berkaitan dengan pendanaan dan proposal pembangunan yang harus disusun dan diajukan.

“Uangnya aja belum jelas dari mana. Ini kan baru proposal awal, gitu. Perencanaannya kemarin baru mau dibikin. Jadi ini sangat awal, ya. Kalaupun jadi, (masih) beberapa tahun ke depan lagi. Doakan saja cepat prosesnya,” pungkas Bohari.

Kami pun turut meminta pendapat mahasiswa Kedokteran mengenai kabar pembangunan ini. Salah satunya dari Aegirine Rafilah Dah, mahasiswa Kedokteran 2018 yang sempat kami hubungi pada Selasa (6/7) lalu. Ia sendiri mengetahui informasi tersebut dari bincang-bincang dan unggahan salah satu dokter yang mengajar di kelasnya. Aegirine mengaku jika merasa antusias akan rencana tersebut.

“Karena selama ini kami belum punya rumah sakit pendidikan sendiri, masih (menumpang) di RSUD AWS, sehingga semua kegiatan kita tak hanya berdasarkan kebijakan kampus, tapi juga kebijakan dari RS tersebut. Dengan dibangunnya rumah sakit pendidikan sendiri, mahasiswa FK bisa lebih leluasa dan dapat memanfaatkan seluruh fasilitas dengan mudah,” sebutnya.

Terkait kendala yang dihadapi selama melaksanakan praktik di RSUD, ia menjelaskan jika tak ada kesulitan yang dihadapi olehnya sejauh ini sebab para dosen selalu memfasilitasi dengan baik. Ia lebih antusias akan pembangunan rumah sakit pendidikan karena dirinya yakin mahasiswa akan lebih fokus. Bahkan dapat melaksanakan perkuliahan di luar kelas.

“Semoga cepat selesai pembangunannya dan fasilitas yang ada bisa semaksimal mungkin menunjag proses belajar mahasiswa FK,” tutup Aegirine.

Sementara itu, pihak birokrasi FK tidak memberikan tanggapan mengenai pembangunan rumah sakit pendidikan tersebut. (syl/nkh/nop/len)



Kolom Komentar

Share this article