Pertarungan Pemira di Fakultas Kedokteran
Adheya Putrindashafa, Presiden BEM FK terpilih. (Sumber foto: Maharani RF)
SKETSA – Masih dalam suasana pesta demokrasi, Jumat (10/11) lalu Fakultas Kedokteran (FK) gelar Pemira Presiden BEM FK. Cukup berbangga, fakultas calon dokter ini jauh dari penyakit aklamasi sebagaimana yang dialami sejumlah fakultas.
Ketua DPM FK Andi Alifka beberkan prosesi Pemira di kampus yang kelak melahirkan calon-calon dokter itu. Berdasarkan susunan acara yang sudah ditetapkan DPM FK, tahap pertama adalah pencalonan diri, lalu verifikasi berkas tahap satu, dilanjutkan verifikasi tahap dua. Setelah berkas disepakati, masing-masing paslon diberi kesempatan berkampanye, mengikuti debat kandidat hingga tiba hari pemungutan serta perhitungan suara.
Pendaftaran calon Presiden BEM FK dibuka Senin (25/9) lalu, namun hingga batas akhir pendaftaran belum ada paslon yang mendaftar, DPM FK memutuskan untuk memperpanjang masa pendaftaran. Hal tersebut berdampak pada perubahan timeline yang sudah ditetapkan. Akan tetapi, DPM FK berhasil kantongi dua paslon yang akan berlaga dalam Pemira BEM FK kali ini.
Setelah dilakukan verifikasi berkas, tercatat dua paslon yang maju yakni, Amalia Rizkiannur Putri dengan nomor urut 1 dan Adheya Putrindashafa nomor urut dua. Kemudian, dilakukan kampanye selama satu minggu.
“Antusias dari tiap mahasiswa itu bagus, di mana kami melihat dari sesi tanya jawabnya, ada timbal balik, saling mengoreksi baik dari pasangan calon dan mahasiswanya,” ujar Andi saat ditemui Sketsa, Senin (27/11).
Lalu debat kandidat Rabu (8/11), DPM FK hadirkan tiga panelis yakni Wakil Dekan FK bidang Akademik Endang Sawitri, Presiden BEM FK 2017 Evan Faishal Mahadinata dan Presiden BEM KM 2017 Norman Iswahyudi.
Debat kandidat dibagi menjadi empat tahap yaitu penyampaian visi misi dan program kerja unggulan, kedua sesi tanya jawab antara juri dengan masing-masing calon, ketiga sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan masing-masing calon, dan terakhir closing statement.
Memasuki masa tenang, semua atribut yang berhubungan dengan kampanye dibersihkan dari area kampus FK. Sehari setelah masa tenang, Jumat (10/11) dilakukan pemungutan dan perhitungan suara.
“Kami sangat bangga dengan mahasiswa FK, walau sesibuk apapun dengan akademik yang berbeda-beda, terutamanya dari tiap angkatan untuk menyatukan jadwal itu susah sekali. Tapi alhamdulillah suara semua dapat terkumpul,” ungkap Andi.
Presiden Terpilih BEM FK
Berangkat dari inovasi untuk melakukan perubahan di BEM FK ke arah yang lebih baik, serta mendapat dukungan dan restu dari kedua orang tuanya, Adheya Putrindashafa mahasiswi Pendidikan Dokter Umum 2015 memutuskan untuk maju pemira tahun ini.
Dheya sapaan akrabnya mengungkapkan bahwa ia tak asal maju dalam pemira, ada analisa SWOT (strengths, weakness, opportunities, and threats) yang ia perhatikan terlebih dahulu, apa kekuatan, ancaman, kelemahan, serta peluangnya. Dari analisa tersebut ia juga bertukar pikiran dengan beberapa teman-teman dan seniornya.
“Kalau kita mau melakukan perubahan kan, kalau bisa kan dari tangan kita sendiri. Kenapa harus nunggu orang lain,” ucapnya saat ditemui Sketsa Senin (27/11) lalu.
Dalam perhelatan Pemira BEM FK tahun ini, Dheya merasa bangga sebab antusias mahasiswa FK meningkat. Terbukti pada saat dilakukan pemungutan suara tercatat 358 mahasiswa yang memilih dari 360 kertas suara yang disediakan oleh DPM FK. Itu artinya hanya 2 mahasiswa yang memilih golput.
“Visi saya, intinya itu menjadikan KM FK (Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran) Unmul yang mandiri, kritis dan berdaya saing sebagai agen representative,” beber dara asal Berau ini.
Ia menambahkan, di FK ada kriteria yang harus dimiliki seorang dokter seperti menjadi leader, dan komunikator. Inilah visi yang akan Dheya terapkan. Mengenai misinya, Dheya memiliki enam misi unggulan.
Pertama, revitalisasi peran dan fungsi BEM FK Unmul. Kedua, meningkatkan kualitas kaderisasi yang lebih terstruktur dan bertingkat. Ketiga, mewujudkan BEM FK Unmul sebagai wadah pengembangan dan aktualisasi diri setiap insan dalam KM FK Unmul.
Kemudian yang keempat meningkatkan aksi dan langkah konkret sebagai implementasi dari seriap rencana strategis dalam mewujudkan visi. Kelima, meningkatkan eksistensi BEM FK Unmul, baik di tatanan internal, universitas, masyarakat dan nasional. Dan yang terakhir, meningkatkan peran sebagai agen penyokong ekseistensi FK Unmul.
Mengeyam pendidikan di FK tidaklah mudah. Cara unik Dheya menyeimbangkan waktu antara kuliah dan organisasi yaitu dengan menulis kegiatan apa saja yang hendak ia kerjakan. “Manajemen waktu aja, saya memang tipe orang yang terstuktur banget,” ungkapnya.
Menutup perbincangan, Dheya mengaku bersyukur atas dukungan yang diterimanya. “Motivasi untuk tetap berkontribusi yang pasti dukungan KM FK, maksudnya saya bisa kayak gini sekarang karena banyak orang yang dukung saya di belakang saya,” tandasnya. (mrf/els)