Berita Kampus

Perkuliahan Kembali Diadakan Daring, Mahasiswa Sambut Baik Surat Edaran Rektor

Unmul kembali adakan perkuliahan daring sementara setelah mahasiswanya terkonfirmasi positif Covid-19 serta naiknya level PPKM di Samarinda.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: sevima.com

SKETSA - Setelah uji coba perkuliahan luring terlaksana selama dua minggu, rektor Unmul akhirnya kembali menghentikan proses perkuliahan di kampus. Hal ini disampaikan melalui Surat Edaran (SE) Rektor tentang perubahan penyelenggaraan uji coba pembelajaran luring terbatas dan luring pada Rabu (16/2) lalu. 

Penyebabnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Samarinda kembali naik mencapai level 3. Bahkan sejumlah mahasiswa di beberapa fakultas seperti FISIP, FH, hingga FIB terkonfirmasi positif Covid-19.

Meski sempat menuai kekhawatiran terkait mekanisme pelaksanaan kuliah luring di tengah pandemi, mahasiswa antusias untuk merasakan euforia kegiatan pembelajaran secara langsung. Euforia kuliah luring ini disusul pula dengan kekhawatiran, sebab varian Omicron bermunculan.

(Baca : Edaran Pembelajaran Luring Dikeluarkan, Mustofa: Disesuaikan dengan Kondisi Tiap Fakultas)

Kembalinya pemberlakuan kuliah daring tersebut berlaku sejak 16 Februari hingga Maret mendatang. Skema awal yang dimaksud ialah, melihat penurunan level PPKM di Samarinda. Jika per tanggal 6 Maret level PPKM tak juga mengalami penurunan, mekanisme perkuliahan hendak digelar secara hybrid.

Kembali ke kampus hanya dua minggu, lantas bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan yang kembali daring?

Kabar itu mendapat respons positif dari salah satu mahasiswa FH 2019, Surya Eriansyah. Pasalnya, ia sepakat pembelajaran secara hybrid dijalankan sejalan dengan level PPKM di Samarinda.

“Dengan adanya Surat Edaran tersebut berarti pihak Unmul memilih untuk melakukan observasi terlebih dahulu sebelum melaksanakan metode pembelajaran secara hybrid yang mana merupakan pilihan yang tepat,” tulisnya melalui pesan Whatsapp, Kamis (17/2) lalu.

Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum tersebut menyayangkan adanya pihak yang terpapar Covid-19 ketika proses uji coba dijalankan. Menurutnya, ini bisa menjadi bahan evaluasi bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran secara luring perlu membuat desain pembelajaran yang selaras dengan protokol kesehatan (Prokes).

Adanya sosialisasi preventif juga penting dilakukan guna mencegah kemungkinan buruk terjadi. Surya melihat bahwa taat Prokes hanya terjadi ketika pembelajaran dalam kelas berlangsung. Sedang ketika di luar kelas mahasiswa justru abai terhadap Prokes.  

Terlebih, fasilitas penunjang perkuliahan daring menyumbang peran besar untuk menjaga minat belajar mahasiswa yang harus kembali menatap layar gawai. Upaya kampus dinilainya bisa beragam. Mulai dari akses surel khusus dengan kapasitas penyimpanan yang memadai, akun premium guna memenuhi kebutuhan tugas dan penelitian.


“Untuk di FH Unmul sendiri masih dominan sistem inisiatif mahasiswa untuk akses ilmu, yang mana seharusnya disediakan oleh pihak kampus.”

Harap Surya, kampus bisa beradaptasi dengan memaksimalkan kondisi saat ini. Baginya perkuliahan daring kerap mendulang keluhan sebab beragam kendala: jaringan, tidak interaktifnya kelas, hingga pengalaman yang tak dapat dialami secara penuh oleh mahasiswa. 

“Dapat menyusun sistem pembelajaran yang lebih berintegritas, seperti halnya mungkin pembagian rasio dosen mengajar 30%, praktek secara online 30%, diskusi 30%, dan tugas 10%. Dikarenakan, di pembelajaran daring masih tidak terpusat, malah berakhir dengan rasio terbesar jatuh pada pemberian tugas kepada mahasiswa,” tutupnya.

Senada dengan Surya, Masyrifah mahasiswi FIB 2020 turut menyambut baik SE yang diterbitkan rektor baru-baru ini. Menurutnya hal tersebut merupakan salah satu langkah baik untuk mengurangi kasus penyebaran Covid-19 di lingkungan FIB. 

“Ini bisa jadi langkah awal untuk mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki dari perkuliahan luring khususnya di FIB selama satu minggu lebih ini,” terangnya pada pesan Whatsapp Kamis (17/2).

Sebagai angkatan yang kali pertama merasakan pembelajaran tatap muka di kampus, Masyrifah mengalami beberapa kendala dalam adaptasi. Namun, pelaksanaan secara luring dan daring mempunyai nilai lebih dan kurang bergantung individu.


Peralihan sistem secara daring jadi alternatif yang bijaksana, mengingat kesehatan dan keamanan jadi hal yang dipertaruhkan civitas academica.

“Apabila terhitung hingga 6 maret kasus tidak kunjung turun, semoga Unmul memiliki solusi yang mana walaupun masih dalam pembelajaran secara online pun, atau perkuliahan akan diadakan hybrid, mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan tanpa kendala. Salah satunya baik dari segi pemahaman materi,” harapnya. (sya/afr/khn/nkh)



Kolom Komentar

Share this article