Berita Kampus

Peringatan Hari Pendidikan Internasional, FKIP Unmul Tolak Massa Aksi AMS

Peringati Internasional Student Day, hari ini (17/11). FKIP tolal massa aksi AMS. (Foto: Jati Dwi Juwitaningrum)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Berangkat dari kegelisahan akan suramnya wajah dunia pendidikan kini, sebuah kelompok yang menamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Samarinda (AMS), menggelar aksi bertema Reformasi Pendidikan. Aksi diikuti puluhan massa dari segenap elemen mahasiswa dan gerakan eksternal, sejak pukul 15.00-17.00 Wita. Merupakan wujud peringatan momentum International Student Day atau Hari Pendidikan Internasional, tepat (17/11) hari ini.

Ada lima tuntutan yang disuarakan, yakni tolak komersialisasi pendidikan, wujudkan sarana dan pra sarana yang berkualitas dalam menunjang pendidikan, wujudkan demokrasi, perangi korupsi dan pungli, serta tangkap dan adili pelaku kekerasan seksual dalam dunia pendidikan. Kelima tuntutan itu diteriakkan massa aksi sambil menyambangi sejumlah fakultas di Unmul.

Massa yang sebelumnya berkumpul di halaman Auditorium Unmul bergerak menuju Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), kemudian Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Hukum (FH). Aksi berlangsung damai, bahkan diikuti sejumlah mahasiswa dari tiga kampus tersebut.

Usai di FH, massa lalu bergerak menuju kampus para pendidik. Namun, tak disangka pihak keamanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sigap menutup portal akses masuk kampus ketika massa mulai mendekat. Suasana sempat memanas, Dekan FKIP dan jajarannya terpaksa turun menemui massa. Terjadi adu mulut, namun tak berlangsung lama. Hingga, massa memutuskan melanjutkan aksi di titik utama, gerbang Unmul M. Yamin.

Lambang Subagiyo, Wakil Dekan I FKIP mengungkapkan, aksi mahasiswa yang dilihatnya ini tak beretika. Hal itu, turut diamini Amir, Dekan FKIP.

“Aksi dan tuntutannya bagus, tapi kan ada caranya. Kenapa enggak dilakukan dengan cara yang lebih elegan. Saya sebenarnya menyambut baik, apalagi saya juga seorang guru. Saya pernah sekolah di luar negeri, tapi bukan begini cara merayakannya,” ujar Lambang.

Sementara itu, Nur Hariyani Humas aksi yang juga merupakan Presiden BEM FISIP Unmul mengatakan, ditolaknya mereka di FKIP merupakan hal yang wajar. Mahasiswa FKIP diketahui sedang melaksanakan ujian dan pihak keamanan mencegah terjadinya keributan yang dapat mengganggu jalannya ujian.

“Kami tidak berniat mengganggu, kami pun tidak ingin mendiskriminasi kawan-kawan FKIP. Kami kecewa tidak diberi ruang, bahkan hanya untuk orasi sebentar untuk mengajak mereka bergabung. Kami akui memang tidak sempat berkomunikasi terlebih dulu dengan birokrat FKIP, jadi ditolak tadi itu wajar. Tapi, kami sudah minta BEM FKIP untuk mem-follow up,” terang perempuan yang akrab disapa Yani itu.

Perihal tuntutan, dikatakan Yani masih umum. Sebab, aksi hari ini dimaksudkan sebagai langkah awal untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat dan nantinya akan ada aksi lanjutan terkait hal ini.

AMS, merupakan sebuah aliansi baru yang dibentuk atas inisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmul.

“Unmul punya Garuda Mulawarman dan AMS diharapkan mampu menangkap dan menanggapi isu di luar maupun dalam dari seluruh mahasiswa Samarinda, tidak hanya Unmul,” tandasnya.

Tercatat ada delapan belas organisasi yang mengikuti aksi, di antaranya BEM KM Unmul, BEM dan DPM FISIP, BEM TEKNIK, BEM FEB, BEM FTIK, LEM SYLVA, HMJ SOS, HIMAKSI, HIMANEGA, HIMAHAP, HIMABIS, HIMAHI, LENSA, JKMK, LSK, GMNI, LMND, dan beberapa mahasiswa Untag. (aml/jdj)




Kolom Komentar

Share this article