Berita Kampus

Penyemangat UAS, Dosen Kompak Buat Video Kreatif

Dosen buat video untuk menyemangati mahasiswa

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dok. Pribadi

SKETSA – Senin (11/5) lalu, laman Twitter sempat dibuat ramai. Bukan karena mantra ‘Twitter, please do your magic’ atau adanya utas cerita horor seperti KKN Desa Penari yang pernah heboh. Melainkan karena unggahan akun @jengojenga berisi video ucapan selamat dari dosen untuk mahasiswanya.

Unggahan tersebut mendapat banyak respons dari netizen. Terpantau hingga Jumat (15/5), video berdurasi 2 menit 49 detik yang terbagi dalam dua utas tersebut telah mendapatkan 16 ribu lebih like dan 4 ribu lebih retweet. Komentar yang diberikan oleh netizen pun macam-macam, ada yang senang hingga merasa bangga.

"Dosen2 gue," tulis @wordfangs diikuti dengan emoji menangis.

"Salut. Keren energi baik untuk mahasiswanya," bunyi cuitan @wahcuitan.

"Yaampun ini kenapa dosennya pada kompak bgtt, gumuyyy," tulis @initiyannn. "Andai Bu Jund, Bu Yayuk, Pak Kadir, Pak Teguh, dan dosen lain (tanpa mengurangi rasa hormat), buat gituan ya mbk sep, Pasti temen2 smgt nugasnya . . Hehe," balas akun @Ulinuha_Fay.

"Meskipun bukan dosen sendiri tapi liatnya senang gitu:”)," sebut @AuliaSP.

Video tersebut rupanya adalah hasil karya dari dosen-dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI). Sketsa kemudian berkesempatan berbincang dengan Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UI, Endah Triastuti melalui sambungan telepon.

Awal Mula

Dikatakan Endah, UI sebagai salah satu kampus yang melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk pertama kalinya tentu tidak mudah. Terlebih semua pihak harus menyesuaikan dengan sistem yang ada. Dia juga prihatin melihat kondisi mahasiswa yang cukup kewalahan. Banyak dari mereka yang akhirnya kelelahan dan waktu tidurnya terganggu selama PJJ. Kemudian berimbas pada penurunan motivasi belajar mahasiswa.

Selain itu, kondisi tenaga pengajar pun menurutnya masih banyak yang belum punya pengalaman dalam mengajar secara daring. Sehingga ia paham betul kesulitan yang dialami rekan-rekan dosen. Namun, mereka berusaha untuk menyesuaikan diri di tengah kondisi yang serba ‘dadakan’ karena pandemi. Alhasil kegiatan PJJ yang dijalankan acap kali terganggu. Tetapi Endah tetap memaklumi.

"Jadi ketika kuliah atau ngajar jam 7 terasa banget mahasiswa itu demotisasi—capek dan ada yang mulai insomnia. 'Mba, saya enggak ikut kelas ya. Saya capek mba, saya ngantuk, saya enggak bisa tidur.' Jadi kalau mahasiswanya datang ke saya bilang mereka butuh tidur ya gapapa, enggak perlu hadir di kelas," jelas Endah, Rabu (13/5) lalu.

Berangkat dari keadaan tersebut, ia akhirnya mencari ide agar kondisi bisa lebih cair dan menyenangkan antar mahasiswa dan dosen. Sebelumnya, ada dosen yang menawarkan untuk bernyanyi bersama-sama tapi kurang mendapat respons dan belum jelas tujuannya. Endah kemudian mendapatkan inspirasi setelah melihat video di grup WhatsApp sekolah anaknya berisi ucapan selamat bagi siswa kelas 3 SMA yang baru lulus.

Tanpa pikir panjang, dia akhirnya meneruskan video tersebut ke grup dosen. Ia menyampaikan, karena sebentar lagi ujian akhir semester (UAS) dilaksanakan, mereka bisa memberikan semangat pada mahasiswa sehingga motivasi belajar kembali meningkat. Melalui video tersebut, Endah merasa akan lebih mudah direalisasikan dan tujuannya pun jelas.

Para dosen kemudian mengatur segalanya, agar tak terlihat ‘kasar’ seperti video-video TikTok yang disebut Endah banyak yang ‘lempar-lemparan’. Pembagian dilakukan, seluruh dosen yang terlibat bebas memilih media apa untuk digunakan menyampaikan pesan, yang jelas mereka harus membuat ucapan bagi mahasiswa.

"Saya bilang, 'Dari kiri ke kanan, ya'. Walaupun pas sudah jadi juga ngaco. Kita kan bukan generasi digital, bagi saya yang dipegang tujuannya buat mahasiswa. Ada yang di laptop, ada yang di buku, enggak jelas. Kita bahkan tidak perhatikan detilnya kiri-kanan, atas-bawah," sebut Endah tertawa.

Tidak lama, video yang terkumpul selesai diedit dan langsung disebar ke grup mahasiswa agar lebih cepat disaksikan. Karena sesuai dengan kebijakan prodi, UAS harus selesai dilaksanakan sebelum Idulfitri yakni 21 Mei. Meski tampak lebih padat, namun hasil ini sesuai dengan keinginan mahasiswa sehingga setelah lebaran bisa beristirahat tanpa beban lagi.

Tidak Menyangka

Setelah video tersebut beredar di grup mahasiswa, ternyata ada yang mengunggahnya di Twitter, dan mendapatkan respons positif. Menurut Endah, mereka tidak ada niatan untuk membuat video tersebut viral. Terpenting baginya adalah tujuan pembuatan video tersebut sudah tercapai.

"Saya kaget ada yang ngomong viral di Twitter. Ternyata ada juga di surat kabar. Saya senang aja banyak mahasiswa yang japri saya, ‘Mba Titut makasih, beri semangat’. Bahkan alumni ada yang WA saya, ‘Mba Titut aku lihat, aku mau kuliah lagi dan aku kerja jadi semangat’ gitu," ungkap dosen yang akrab disapa Titut ini.

Di akhir perbincangan, Endah menyebutkan jika banyak pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan PJJ karena pandemi ini. Baginya, nilai yang bisa diambil adalah saat semuanya bisa saling menghormati dan berempati satu sama lain.

"Untuk mahasiswa kadang kita harus let go, artinya enggak terlalu memaksa, enggak terlalu ambisius, enggak terlalu mengejar nilai, tetapi dinikmati prosesnya. Buat saya jika mereka bisa melihat bahwa satu semester di PJJ ini sebuah proses, itu mereka sudah lulus."

"Titip pesan untuk mahasiswa di sana (Unmul) agar sehat-sehat, semoga bisa melewati pandemi ini dengan selamat dan tetap bahagia," pungkasnya.

Respons Mahasiswa

Sebagai salah satu pengguna Twitter aktif, Yunisa Wahyuni turut mengetahui video ucapan selamat dari dosen yang telah beredar di timeline-nya. Ia mengaku bahwa aksi yang dilakukan tersebut terlihat keren. Karena dalam kondisi seperti saat ini, semangat sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Menurutnya, sebagai dosen Ilmu Komunikasi mereka sudah menggunakan cara yang tepat untuk menyampaikan pesan dengan cara yang sedang tren seperti di TikTok.

Meski menurutnya ada beberapa dosen yang kaku, tetapi baginya itu sudah cukup menghibur mahasiswa. Yunisa yang juga merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman (Unmul) ini mengatakan, jika dia diposisikan sebagai mahasiswa yang mendapatakan ucapan tersebut pasti akan sangat terharu.

"Apalagi kuliah online itu enggak gampang dan bisa bikin stres juga karena tugas yang numpuk. Mahasiswa merasa diperhatikan dan itu hal yang baik," sebutnya, Jumat (15/5).

Hal serupa bagi Yunisa sangat perlu dilakukan. Selain sebagai bukti saling mendukung, antar dosen dan mahasiswa akan tercipta juga rasa saling menghormati. Sehingga kegiatan belajar menjadi menyenangkan walau hanya di rumah saja. "Mahasiswa bisa banget bikin video kreatif ucapan terima kasih."

Tak jauh berbeda dengan Yunisa, Fahira Sabila Yasyid juga ungkapkan pujian terhadap video yang dibuat tersebut. Selain lucu, menurutnya aksi tersebut sangat kreatif terlebih tujuannya untuk memberi semangat kepada mahasiswa yang akan mengikuti UAS yang menurutnya cukup terbebani dengan tugas yang diberikan dosen.

"Jadinya mereka (mungkin) bikin video itu buat nyemangatin mahasiswanya juga. Ya setidaknya rasa kesal diberi tugas banyak tuh terkurangi gitu," kata mahasiswi Ilmu Komunikasi 2017 ini.

Turut mengikuti perkuliahan secara daring, menurutnya cukup berdampak pada tugas dan ujian yang diberikan dosen yang membuat kewalahan karena mobilitas cukup terbatas untuk saat ini. Juga kendala pada sistem perkuliahan yang kadang mengalami gangguan. Adanya video tersebut sudah cukup mengobati kesulitan yang dialami mahasiswa.

"Senang dan terharu juga lah gitu disemangatin dosen. Mungkin feel-nya bakal beda kalau yang bikin dosen sendiri," tutupnya. (wil/len)



Kolom Komentar

Share this article