Berita Kampus

Merasa Dibiarkan, Mahasiswa Tak Taat Aturan

Ilustrasi: Mahasiswa Unmul sudah pasang stiker di kendaraan, peringatkan yang belum agar hati-hati.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Kebijakan mengenakan stiker khusus bagi kendaraan civitas kampus Unmul, hingga kini belum maksimal. Terlihat masih banyaknya warga kampus yang belum menempel, serta maraknya kendaraan masyarakat umum justru menerima dan menempel stiker serupa.

Menanggapi penyalahgunaan stiker oleh oknum tersebut, misalnya angkot yang mengenakan stiker Unmul. Sugiarta selaku Kepala Bagian Hubungan Tata Laksana dan Perlengkapan Unmul, menanggapi santai. Dikatakannya, pada prosedur SOP, stiker hanya untuk masyarakat kampus. Mahasiswa dengan stiker kuning. Sementara dosen dan karyawan stiker hijau. Fungsinya akses masuk tanpa antre. Terkait stiker yang dipalsukan dan diperbanyak oleh oknum tidak bertanggungjawab, Sugiarta maklum.

Ia menyebut, karakteristik manusia itu berbeda. Ada yang mudah, ada pula yang sulit diatur. Baginya, tidak mudah untuk mengubah mindset warga kampus dan masyarakat yang kerap mengakses wilayah Unmul. “Jangankan karakter orang sini dengan Jawa, sama Balikpapan saja sudah tidak sama. Perlu proses dalam mengenalkan hal baru. Semuanya dimulai dari nol. Baik dari keseriusan maupun kesadaran. Mohon dihargai, inilah suatu karya untuk memulai,” ujar Sugiarta saat ditemui di ruangannya, Rabu, 16 Maret lalu.

Penerapan stiker dan kartu, diakui Sugiarta masih belum maksimal. Cenderung seadanya, karena terbatas jumlah dan kualitas SDM. Meski begitu, Sugiarta yakin, perlahan aturan ini terlaksana secara menyeluruh “Ini baru beberapa bulan berjalan. Yang jelas sudah ada beragam upaya untuk meningkatkan keamanan, termasuk dengan stiker, kartu, dan menutup sejumlah akses masuk masyarakat yang sebelumnya seribu, kini hanya tiga,” ungkapnya bercanda.

Kualitas stiker yang dinilai buruk oleh mahasiswa, dibantah Sugiarta. Mencontohkan dengan stiker mobil, Sugiarta mengira adanya kesalahan dalam metode pencucian dan pemeliharaan stiker. Sugiarta menghimbau, stiker tersebut dipasang di depan kendaraan. Tidak dijadikan gantungan kunci atau ditempel di tempat yang tidak sesuai.

Melihat kinerja satpam yang seolah “membiarkan” siapapun melintasi Unmul, membuat mahasiswa enggan mendaftarkan diri guna memperoleh stiker. Kebanyakan masyarakat tidak mengembalikan kartu yang diberikan ketika masuk. Sugiarta mengatakan, hal ini karena jumlah satpam yang terbatas.

Dijelaskan Sugiarta, satpam kewalahan, dengan jumlahnya hanya berdua. Tapi harus mengawasi puluhan kendaraan yang keluar masuk. Akibatnya, satpam hanya memberikan kartu tanpa peringatan untuk dikembalikan lagi. Tercatat pada hari pertama aturan ini diterapkan, sebanyak kurang lebih 1000 kartu tak kembali. Satpam juga tidak sempat melihat satu-persatu kendaraan yang lewat. Ada stikernya atau tidak. “Sudah ada rencana penambahan personel, dengan begitu ketegasan mungkin akan ada. Bagi warga kampus yang tidak pakai stiker, harus menunjukkan identitas dan diberikan kartu seperti masyarakat,” tandasnya. (aml, e1)



Kolom Komentar

Share this article