Menilik Koleksi hingga Sistem Kelola Penambahan Buku di Perpustakaan Unmul
Pembaruan buku yang relevan di perpustakaan Unmul menjadi keinginan mahasiswa
- 19 Aug 2024
- Komentar
- 469 Kali
Sumber Gambar: Risna/Sketsa
SKETSA - Perpustakaan menjadi tempat andalan mahasiswa untuk belajar dan mengerjakan tugas. Namun, agar tetap relevan di era digital, koleksi buku di perpustakaan perlu terus diperbarui. Langkah ini penting untuk memastikan perpustakaan tetap menjadi sumber pengetahuan yang aktual dan bermanfaat bagi para mahasiswa.
Kepada Sketsa, Anisa, mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP Unmul angkatan 2022 membagikan ceritanya mengenai koleksi buku yang ada di Perpustakaan Unmul. Ia beranggapan bahwa koleksi yang dimiliki perpus tersebut sudah relevan dengan jurusan yang ia ampu, meskipun jumlahnya masih terbatas. Namun, menurutnya buku-buku yang dianggap populer justru tidak ditemukan di Perpustakaan Unmul.
“Koleksi buku yang relevan dengan jurusan cukup baik, meski beberapa buku terkadang memiliki stok yang sangat terbatas, juga buku yang padahal setidaknya populer di jurusan pun tidak ada di perpus,” ungkap Anisa melalui pesan WhatsApp (12/8) lalu.
Selain jumlah yang terbatas, Anisa mengatakan bahwa beberapa buku materi kuliah yang terdapat di perpustakan Unmul ternyata tidak bisa dikatakan update atau diperbarui. Justru yang kerap kali diperbarui adalah buku-buku novel dari penulis lokal.
Anisa kemudian menyarankan pengelola perpustakaan untuk melakukan pendataan terhadap buku-buku, terlebih buku materi yang sekiranya populer dan tidak lekang oleh waktu dari setiap jurusan, agar mahasiswa memiliki banyak referensi yang berasal dari perpustakaan.
Sudut pandang yang berbeda muncul dari Muhammad Kresno Aji Alvino, mahasiswa Kedokteran FK Unmul angkatan 2023 yang menyatakan bahwa sebaiknya perpustakaan Unmul meningkatkan koleksi buku yang lebih berbasis internasional.
“Saran saya, terkecuali buku untuk hukum/politik atau yang berhubungan, utamakan buku internasional yang paling muda atau update. Terdapat risiko content dalam buku berbahasa Indonesia sudah outdated dikarenakan buku bahasa Indonesia bisa saja di-translate terlebih dahulu sebelum di-publish,” tuturnya lewat obrolan WhatsApp.
Di samping itu, mahasiswa ternyata juga berperan aktif dalam penambahan koleksi buku di Perpustakaan Unmul maupun perpustakaan fakultas melalui sumbangan buku.
Lukman Ardiansyah, selaku Mahasiswa Pembangunan Sosial FISIP Unmul angkatan 2020 membeberkan, bahwa mahasiswa yang akan wisuda wajib menyumbang buku ke perpustakaan Unmul dan juga perpustakaan fakultas.
“Kalau di saya, saya kan sedang mengurus yang namanya wisuda. Jadi, untuk mahasiswa diwajibkan menyumbang buku. Jadi buat saya sih, setiap tahun itu pasti ada update buku dan juga pasti di-updatekan oleh mahasiswa. Kalau kita mau wisuda ada 2 (buku) kita sumbangkan, perpustakaan Unmul dan perpustakaan fakultas. Jadi kalau untuk menambah (buku) pasti menambah,” ujarnya.
Amiruddin, Koordinator Layanan Perpustakaan Unmul, membenarkan bahwa penambahan koleksi buku memang terus berlangsung berkat sumbangan dari mahasiswa, yang kemudian dikelola oleh tim perpustakaan.
“Ada penambahan terus dari mahasiswa sendiri, karena ada bagian di sana, bagian pengembangan. Kan ada bagian tim pengembangan, penambahan koleksi, penambahan buku baru ya apa segala ada di situ semua,” jelasnya saat ditemui langsung oleh awak Sketsa di Perpustakaan Unmul (12/8) lalu.
Amiruddin juga membeberkan informasi mengenai skripsi yang kini sudah tidak lagi diterima oleh perpustakaan dalam bentuk cetak, melainkan hanya lewat salinan digital.
Terlepas dari itu, ia tidak lupa mengimbau mahasiswa untuk menggunakan sistem layanan dengan komputer untuk mempermudah pencarian buku referensi yang diinginkan. (gta/ali/mou/mar)