Berita Kampus

Mencurigakan, Pildek Fahutan Sisakan Tanda Tanya Buat LEM SYLVA

Ilustrasi pildek sisakan tanda tanya, sumber ilustrasi: anneahira.com

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Pemilihan dekan (Pildek) Fahutan kemarin (15/09), ternyata menyisakan tanya di benak Aldy Bismo Prayogo, Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Sylva Fahutan Unmul. Dia merasa ada hal mengganjal, baik dari segi waktu pelaksanaan, berlangsungnya pemaparan visi dan misi hingga rapat senat.

Pildek yang memenangkan Rudianto Amirta secara aklamasi itu memang terbilang mengherankan. Diketahui, tiga kandidat lain mendadak mengundurkan diri dan absen saat hari penyampaian visi misi dan penetapan dekan. Mereka ialah Bernaulus Saragih, Syahrir, dan Marjenah. Ketiganya dikatakan Aldy, merupakan figur yang memang diprediksi bakal maju dalam Pildek.

Absennya tiga kandidiat, diketahui Aldy berdasar laporan dari moderator acara. Bermaksud memperjelas berita yang beredar di laman website Unmul, Aldy gamblang mengurai hal-hal mencurigakan itu kepada Sketsa.

“Moderator membacakan alasan absennya mereka. Pak Syahrir berhalangan hadir, dengan alasan ada urusan pribadi. Sementara Bu Marjenah dan Pak Bernaulus membuat surat pernyataan mengundurkan diri dari calon dekan Fahutan. Di website itu tidak disebutkan,” ujarnya.

Aldy menambahkan, mundurnya Bernaulus disebabkan kecewa terhadap transparansi panitia Pildek. Bersama pihaknya, Aldy mengaku hingga kini tidak mengetahui transparansi dalam hal apa yang dimaksud Bernaulus.

Keganjilan lain yang dirasakan Aldy, ialah absennya sejumlah senator dalam rapat senat. Termasuk di antaranya dekan lama yang merupakan Ketua Senat Fahutan. Aldy menyebut, rapat itu hanya dihadiri 16 orang dari jumlah yang semestinya 22 orang. Rapat itu pun tak dihadiri Marjenah, selaku guru besar Fahutan.

Lebih lanjut, Aldy mempertanyakan Pildek yang terlambat satu bulan lamanya dari waktu yang telah ditentukan. Aldy berspekulasi dekan lama lebih fokus pada agenda pribadi.

“Harusnya jabatan dekan sebelumnya itu berakhir tanggal 15 Agustus 2016, tapi sampai akhir bulan Agustus belum juga diadakan Pildek. Padahal posisi beliau sebagai dekan adalah ketua senat, entah kenapa tidak langsung diadakan. Mungkin ada agenda pribadi. Akhirnya, Pildek baru digelar kemarin,” tukasnya.

Tak tinggal diam, dalam waktu dekat, Aldy dan LEM SYLVA bakal  melakukan mediasi dengan panitia dan para calon dekan serta dekan terpilih untuk meminta klarifikasi atas sejumlah hal-hal ganjil yang mereka rasakan dalam pesta demokrasi kampus hijau tersebut.

Adanya Pildek, membuat Aldy bersama mahasiswa Fahutan penuh dengan harapan-harapan. Apalagi, kata Aldy, dekan yang lama cukup memberikan mimpi buruk kala dirundung kasus tak sedap penyalahgunaan dana penilitian beberapa waktu silam. (aml/e2)




Kolom Komentar

Share this article