Berita Kampus

Masterpiece Berpolemik, FIB dan Kawasan Hiburannya Apa Kabar?

Suasana hiburan malam di sekitar kampus FIB (Sumber foto: Faqihendry)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Kehadiran Masterpiece sebagai tempat hiburan karaoke keluarga menerima tentangan dari sejumlah kalangan mahasiswa dan warga. Tergabung dalam Aliansi Warga dan Kampus, mereka menilai bangunan tersebut melanggar Perda nomor 5 pasal 9 ayat 2 karena keberadaannya yang dekat dengan kawasan pendidikan dan tempat ibadah. Namun, bagaimana dengan nasib kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang dikelilingi tempat hiburan malam atau biasa disebut “Chinatown”nya Samarinda?

Ditemui Selasa malam (28/11), Yaris Eko Nurcahyono salah satu anggota Aliansi Warga dan Kampus berkomentar soal keberadaan FIB yang juga bermasalah tersebut. Ia menyebutkan bahwa dulunya ada kesalahan dalam penempatan tatanan wilayah kota. Dalam hal ini, perencanaan kota meskipun ia tak tahu pasti soal mana yang lebih dahulu berdiri.

Menurutnya, jika melihat dari sudut pandang keberadaan hiburan yang telanjur hadir di kawasan pendidikan, maka seharusnya pihak kampus mencari solusi yang pas.

"Harusnya ada solusi tepat untuk ini. Entah kampusnya dipindahkan ke Gunung Kelua (GK) atau tempat itu yang disterilkan. Kita juga belum tahu,” imbuh mahasiswa FKIP PPKN 2013 itu.

Dari banyaknya kampus di Indonesia, Unmul menjadi salah satu kampus yang berhadapan langsung dengan tempat hiburan. Ia menambahkan bahwa sebaiknya kawasan pendidikan steril dari tempat hiburan “Masalahnya enggak etis gitu loh,” cetusnya.

Sketsa mencoba menelisik lebih lanjut soal keberadaan hiburan malam apa saja yang ada di sekitar kampus FIB. Jika kita berangkat dari kampus FIB, dengan jarak kurang lebih 100 meter akan menemukan tempat karaoke dengan plang yang disponsori minuman beralkohol.

Tak jauh dari sana terdapat panti pijat, tempat billiard dengan suasana remang remang malam dihiasi dengan warna-warna mencolok. Meskipun hanya beroperasi pada malam hari, hal ini juga menuai tanggapan mahasiswa FIB yang juga sering berkegiatan pada malam hari.

Ketika Sketsa berkunjung ke FIB malam Selasa (28/11) kemarin, Panji Asuhan mahasiswa Sastra Indonesia 2012, tak ingin berkomentar banyak mengenai ini. Ia mengaku bahwa bangunan-bangunan tersebut sudah ada sejak sebelum FIB. “Dulu kan pas SMP suka main bulu tangkis, jadi sering lewat sini dan bangunan itu memang sudah ada,” tuturnya.

Ia tak terlalu ambil pusing soal keberadan hiburan malam ini, “Aku sih enggak masalah, kecuali mereka baru bangun mungkin harus dipermasalahkan,” tutupnya.

Tak senada dengan Panji, ditemui terpisah Suryani mahasiswa Sastra Inggris 2015 menyayangkan kehadiran bangunan tersebut. Ia mengaku merasa resah dan terganggu karena kampusnya terkenal dengan kawasan yang tak seharusnya berada di sekitar kampus, “Jadi kadang aku itu malu, pas mau undang teman ke FIB mereka malah bilang 'Oh yang dekat dengan tempat prostitusi itu, ya' jadi kesannya itu kayak gimana kan,” keluhnya. (fqh/adl)



Kolom Komentar

Share this article