Berita Kampus

Lika-liku Kendala Teknis Pemira FKIP 2020

Antusias pelaksanaan pesta demokrasi juga turut diramaikan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP).

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar : Instagram

SKETSA - Antusias pelaksanaan pesta demokrasi juga turut diramaikan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP). Dihubungi Sketsa pada Jumat (20/11), Muhammad Fajar Hidayat selaku Ketua Komisi Pemilu Raya (KPPR) menyebut bahwa penyelenggaraan Pemira FKIP sudah dimulai sejak 24 September 2020 yang ditandai dengan pelaksanaan sosialisasi.

Mengingat kegiatan Pemira dilaksanakan dengan cara yang berbeda alias berbasis online, panitia pun bekerja sama dengan Information Center and Technology (ICT) Unmul. Untuk pertama kalinya, sosialisasi dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting. Mekanisme yang berbeda tak menyurutkan partisipasi mahasiswa FKIP dalam mengikuti Pemira tahun ini.

Fajar menambahkan, hingga saat ini pelaksanaan masih terhenti di tahap pemungutan suara. Mengingat diperlukannya penjagaan sistem yang ketat dan bantuan ICT. Adapun pemungutan suara dilakukan melalui web yang telah disediakan pantia.

“Karena tahun kemarin dilaksanakan secara offline, dengan membentuk tiga posko pemungutan suara di tiga wilayah kampus FKIP. Yaitu Gunung Kelua, Banggeris, Pahlawan jadi tidak dibantu oleh pihak ICT karena sistemnya offline. Hanya panitia KPPR yang menyiapkan posko tersebut dan atribut pemungutan suara,” ungkapnya.

Dengan perbedaan sistem yang ada, tentu menimbulkan berbagai kendala seperti sulitnya berkomunikasi dengan mahasiswa dalam penyampaian informasi terkait Pemira.

Ini disebabkan karena Pemira dengan sistem daring yang memengaruhi lini masa pelaksanaan. “Karena masalah terkendala sistem ICT Unmul yang belum mendapatkan persetujuan soal SOP, maka diundur hingga tanggal 11 November untuk pemungutan suara."

"Kemudian, terkendala masalah keamanan di sistem ICT yang kurang baik. Maka diundur kembali hingga waktu yang belum ditentukan serta menunggu kabar dari pihak Tim ICT (untuk) menambah tingkat keamanan sistem berupa Kode OTP. Terkait masalah ini masih diproses editing hingga sekarang,” lanjutnya.

Mengenai paslon pada Pemira kali ini, Fajar menyatakan terdapat tiga pasangan calon. Terdiri dari Kholid Syaifullah dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) 2018 serta Bagus Rekso Setiawan asal Pendidikan Komputer 2018 sebagai pasangan nomor urut satu.

Kemudian ada Umar dari Pendidikan Bahasa Indonesia 2017 dan Ahmad Fikrianto, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2018 sebagai pasangan nomor urut dua. Terakhir, pasangan Ilham Nur Wachid asal Prodi Pendidikan Sejarah 2018 dengan Arnoldus Rivaldo dari Pendidikan Jasmani 2018 dengan nomor urut tiga.

Terakhir, Fajar berharap agar pelaksanaan Pemira dapat tetap berjalan lancar meski dengan berbagai perubahan dalam sistemnya. “Harapanya, Pemira FKIP tahun ini meskipun dilaksanakan secara online (dapat) berjalan lancar dan siapa pun yang terpilih agar bisa amanah,” tutupnya. (eng/len)



Kolom Komentar

Share this article