Berita Kampus

Kondisi Keamanan Unmul di Tiga Kampusnya yang Lain

Ilustrasi 3 kampus Unmul

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Menciptakan keamanan kampus bukan perkara sulit. Setidaknya setiap kampus harus sudah memiliki personel Satuan Pengamanan (satpam). Karena sejauh ini tindak kejahatan masih saja dialami mahasiswa, bahkan di lingkungan kampus.

Kampus Unmul kerap mengalami keluhan keamanan. Saat ini, Unmul memiliki empat posisi kampus yang letaknya berbeda-beda di pusat kota. Dengan posisi yang tersebar itu, sepatutnya keamanan pun dapat disiagakan tidak hanya di satu titik.

Khususnya kampus Unmul yang berada di luar Gunung Kelua, sudah selayaknya setiap kampus menerima jaminan keamanan yang sama. Tidak boleh ada istilah kampus tiri. Lalu bagaimana kabar kampus Unmul lainnya?

Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Bahasa yang letaknya di Jalan Pahlawan, Gresiandre Putra, mahasiswa Bahasa Inggris, mengeluh keamanan kampus Biru masih kurang memadai. Karena hanya ada satu pos keamanan di gerbang masuk sementara area parkir yang disediakan jauh lebih luas.

“Penjagaan kendaraan yang parkir tidak maksimal. Saya sendiri sudah dua kali kehilangan helm di kampus Pahlawan. Jadi saya rasa untuk keamanan penjagaan parkir perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Abu Bakar, satpam FKIP Bahasa, mengaku mengatur kendaraan yang masuk setiap pagi. Dia mengatur hingga pukul 08.00 Wita. Memasuki waktu siang dia mulai menjaga melalui pos, beranjak sore hari parkiran mulai kelihatan berantakan.

“Berantakan itu pun karena mahasiswa. Dan, sebenarnya keamanan ini bukan tukang parkir,” tukasnya.

Abu bercerita bahwa dirinya sempat membawa beberapa helm Maba yang bermerek ke ruangan untuk diamankan. Itu dilakukan karena pemiliknya diduga menggeletakkan helm secara asal. Sebetulnya untuk urusan helm prnah ada peringatan bahwa helm tanggung jawab pribadi.

“Mungkin karena belum pernah merasakan mencari uang,” pikirnya.

Khusus penjagaan Abu tidak sendiri, mulai pagi hingga sore dia ditemaini oleh kawannya Jaellani. Selain itu, keberadaan CCTV dirasa cukup membantu. Saat ini, sekurang-kurangnya ada empat CCTV diarahkan menghadap parkiran.

Lalu beranjak ke kampus FKIP Sosial di Jalan Banggeris, di sana keamanan kampus terjamin baik dan menuai puas. Surtiani, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, mengatakan dua tahun sudah ia menjalani kuliah di sana, tidak sekalipun dia mendengar kasus pencurian helm. Tanda bahwa petugas keamanan telah bekerja dengan baik.

“Di sini ada dua satpam dan selalu menjaga parkiran setiap saat. Dia sering keliling dan enggak cuma duduk. Kunci motor hilang tinggal tanyakan saja pihak satpam,” ungkapnya kepada Sketsa, Selasa (3/10).

Sutri berpikir tak perlulah fasilitas CCTV, FKIP Sosial sudah jauh aman. Posisi kampus boleh jauh, sektor keamanan sudah tak jadi soal.

Sketsa juga mengunjungi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) bertempat di Jalan Pulau Flores pada Rabu (28/9) kemarin. Di sana pengamanan kampus sudah diisi dua orang satpam dan dilengkapi CCTV. Diakui Hidayat, satpam FIB, sebelum ada CCTV warga kampus cukup rentan mengalami kehilangan.

“Sekarang kampus dan mahasiswanya juga merasa sangat aman,” katanya.

Itulah situasi keamanan yang diperoleh kampus di luar wilayah Gunung Kelua. Cerita yang cukup beragam. Langkah pengamanan kampus tetap harus ekstra. Agar mahasiswa dan kampus merasa aman. Karena untuk “nyaman” perlu ada “aman.” (asr/wal/irm)




Kolom Komentar

Share this article