Kilas Unmul dalam Pelaksanaan NUDC dan KDMI
Kilas pelaksanaan NUDC dan KDMI di tingkat universitas.
- 22 Jun 2021
- Komentar
- 1465 Kali
Sumber Gambar: unmul.ac.id
SKETSA – Pandemi Covid-19 nampaknya tak menjadi alasan bagi mahasiswa untuk terus berkembang dan menorehkan prestasi. Sebelumnya, National University Debating Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) tingkat universitas telah usai dilaksanakan. Kegiatan seleksi yang berlangsung di Unmul ini dilakukan pada 25-26 Mei 2021 untuk NUDC dan 27-28 Mei 2021 bagi peserta KDMI. Awalnya, seleksi NUDC ditargetkan untuk terlaksana selama 3 hari dimulai pada 24 Mei lalu. Namun, 26 Mei merupakan tanggal merah sehingga seleksi diperpendek menjadi 2 hari saja.
Seleksi ini melibatkan seluruh fakultas yang ada di lingkungan Universitas Mulawarman dan menghasilkan Fakultas Kedokteran sebagai Juara 1 untuk KDMI dan NUDC. Pembicara terbaik KDMI diperoleh oleh Talitha Aufa Nabila, Kesmas 2019 dan La Ode Muhammad Sakaum dari Kedokteran 2019. Untuk juri binaan diambil dari pembicara terbaik ketiga yaitu Arif Dwi Andika asal Kedokteran 2020. Ketiga mahasiswa ini akan mewakili Unmul untuk seleksi KDMI tingkat wilayah di Banjarmasin mendatang.
Pembicara terbaik pada NUDC diperoleh Andrian Bethel asal Kedokteran 2020 dan Ananda Nazeli Ahsan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2019. Sebelumnya, pembicara terbaik kedua diraih oleh Rifqi Favian Anargya, FISIP 2018. Namun, yang bersangkutan mengundurkan diri dengan pernyataan tertulis kepada panitia. Sehingga, Ananda menggantikan posisi Rifqi. Sedangkan juri institusi atau N1 diraih oleh Daffaa Faizafahri Allam, Kedokteran 2018. Seleksi ini pun akan dilaksanakan di Banjarmasih, tetapi masih belum ada kepastian lebih lanjut terkait bentuk pelaksanaan yang akan digunakan (daring atau luring).
Agenda ini tentunya tak lepas dari peran panitia yang menghelat kegiatan tersebut hingga selesai terlaksana. Bibit Suhatmady selaku Ketua Panitia Pelaksanaan NUDC dan KDMI kemudian memaparkan persiapan yang mereka lakukan kepada Sketsa. Pertama, sosialisasi untuk seluruh fakultas dilakukan pada 22 Maret – 12 April 2021.
Selanjutnya, setiap fakultas diminta untuk mengirimkan nama perwakilannya paling lambat 4 Mei 2021 pukul 12.00 Wita. Lantas, seleksi tingkat universitas dilaksanakan usai panitia mendapatkan peserta dari tiap fakultas. Pembukaan seleksi berlangsung pada 20 Mei 2021 lalu dilanjutkan dengan workshop dan exhibition bagi peserta agar mendapatkan insight mengenai pelaksanaan debat yang akan berlangsung.
Ketika ditanya mengenai target capaian yang ingin diraih Unmul, ia mengaku jika dirinya belum bisa menentukan.
“Tahun lalu, NUDC mendapatkan second winner novice dan salah satu debater masuk Top 10. Karena debater yang kemarin tidak lagi mewakili Unmul, maka belum tahu nanti Unmul masuk novice atau di atasnya. Begitu juga dengan KDMI,” jawab Bibit saat ditemui pada Senin (31/5) lalu, bertepatan dengan penutupan seleksi.
Menyikapi pandemi yang berlangsung, Ketua Tim Teknis Chris Asanty menyebutkan jika seleksi harus dilakukan secara daring kembali seperti 2020 silam. Terdapat pula perubahan mengenai tata pelaksanaan seleksi. Jika tahun lalu menggunakan aplikasi Mixidea yang merupakan aplikasi khusus untuk debat. Maka tahun ini seleksi dilakukan memakai aplikasi telekonferensi Zoom.
Pergantian aplikasi ini diputuskan atas evaluasi pelaksanaan seleksi tahun sebelumnya. Di mana Mixidea memakan lebih banyak kuota internet dan wajah pendebat tidak akan kelihatan. Sehingga menyulitkan peserta untuk melihat ekspresi juga melakukan deteksi apabila terdapat kecurangan selama kegiatan berlangsung.
“Hal tersebut diperbaiki tahun ini, dicari solusinya. Sehingga diputuskan untuk memakai Zoom Meeting, karena di nasional nanti juga akan memakai Zoom Meeting. Jadi tidak perlu adaptasi berulang lagi,” ungkapnya pada Sketsa, Senin (31/5).
Tanggapan Peserta
La Ode Muhammad Sakaum, salah satu pembicara terbaik dalam KDMI turut mengungkapkan partisipasinya dalam agenda tersebut. Saka―sapaan akrabnya, mengatakan bahwa ia sudah sering mengikuti kompetisi debat dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang datang kali ini.
Pada awalnya, ia mengikuti kompetisi debat Bahasa Inggris. Namun dirinya mengaku jika berkeinginan untuk menambah pengalaman dalam debat menggunakan Bahasa Indonesia. Hal ini menimbulkan beberapa kesulitan baginya, seperti dari segi bahasa dan dan sistem penjurian.
“Ada dua kesulitan utama sih. Pertama dari segi bahasa. Gak tahu kenapa aku lebih lancar ngomong Bahasa Inggris kalau debat, dibandingkan Bahasa Indonesia. Jadi kalau debat Bahasa Indonesia masih suka terbawa istilah-istilah Bahasa Inggris. Kedua itu masalah sistem penjurian. Kalau debat Bahasa Inggris itu argumen lebih diutamakan, tapi kalau debat Bahasa Indonesia ada beberapa juri yang melihat tata karma dan tata bahasa juga,” paparnya saat dihubungi via LINE pada Rabu (2/6) lalu.
Hal yang senada juga diutarakan oleh Andrian Bethel, salah satu pembicara terbaik NUDC. Ia pun sering mengikui agenda serupa dan ingin berkompetisi kembali saat perkuliahan ini. Andrian mencoba untuk ikut serta dalam NUDC sebagai wadah untuk menambah pengalamannya. Meski begitu, ia mengaku tak mengalami kesulitan dalam penggunaan bahasa sebab tidak banyak perubahan yang dirinya rasakan.
Ketika ditanya mengenai target untuk NUDC dan KDMI tahun ini, mereka kompak menjawab bahwa ingin memenangkan juara 1 dalam kompetisi debat bergengsi ini. “Menang NUDC sih, terus mau ikut kompetisi debat lain dan menang juga,” tutup Andrian. (wuu/len)