Berita Kampus

Kasus Korupsi Seret Mantan Dekan, Rusdiansyah: Dia Hanya Penanggung Jawab

Dekan Faperta Rusdiansyah, menanggapi dugaan kasus korupsi yang libatkan sang mantan dekan, Selasa (1/8). (Foto: Uswatun Hasanah)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan dekan Faperta periode 2009-2012 menyebabkan GH ditahan pekan lalu. Kasus tersebut juga menyeret nama SM, bendahara Faperta 2011. Praktis hal tersebut berimbas pada citra Faperta. Ditemui Sketsa, siang (1/8) tadi, Dekan Faperta Rusdiansyah mengaku kaget ketika mendengar kasus itu. Rusdiansyah mengatakan perkara tersebut bukanlah kasus baru, namun telah diselidiki dan diproses sejak 2012 lalu.

"Sempat mengendap beberapa tahun lalu, baru muncul lagi dengan kejaksaan yang sekarang," tuturnya.

Dugaan penggelapan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tersebut berkisar Rp 2,2 milyar. Terdapat selisih pemakaian biaya yakni sekitar Rp 250 juta. GH dan SM pun terseret menjadi tersangka korupsi dana praktikum pada 2011 silam. Sementara itu Rusdiansyah, menjamin bahwa GH sama sekali tidak mendapatkan sepeser pun.

"Karena dia hanya tanda tangan saja, sebagai penanggung jawab saja," tambahnya.

Menurut Rusdiansyah, memang sudah risiko sebagai jabatan dekan yang merupakan penanggung jawab pengelolaan keuangan di fakultas. Disinyalir dana tersebut diduga dinikmati oknum-oknum di bawahnya yang hingga saat ini belum tersentuh kejaksaan.

"Apakah belum tersentuh karena memang tidak tersentuh, ya, saya tidak tahu juga," ungkapnya tak ingin berburuk sangka.

Setelah dugaan tersangka tersebut, Faperta tak bisa mengambil langkah pembelaan, seperti pengajuan keringanan. Sebab, GH telah diberhentikan sebagai pegawai Unmul sejak tahun 2012.

Seperti diketahui, kasus korupsi bukan hal baru di Unmul, masalah ini telah menjamur bahkan mengakar. Namun, Rusdiansyah memandang kasus dugaan korupsi yang terjadi di Unmul, seperti kasus mantan Dekan Fahutan CDB, sebenarnya hanyalah permasalahan administrasi, bahkan uang tersebut tidak hilang. 

Menurutnya, oknum di balik penggelapan dana ini, lantaran iman dan takwanya lemah.

"Kasus korupsi bukan masalah satu atau dua rupiah saja. Nama baik juga dipertaruhkan," ujarnya.

"Tergantung manusianya, bagaimana menahan godaan-godaan untuk tidak melakukan itu (korupsi)," pungkasnya. (snh/jdj)



Kolom Komentar

Share this article