Berita Kampus

Identitas MSA dan Ancaman Pasal Berlapis

Ilustrasi penangkapan pengguna narkoba. (Sumber: seputarmalang.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Penangkapan tiga orang mahasiswa saat hendak mengonsumsi barang haram pada (14/12) lalu, sempat menjadi teka-teki terkait kebenaran data yang didapat dari Berita Acara Pemerikasaan (BAP) Kepolisian yakni mengenai kejelasan status salah satu di antara ketiganya.

Dalam berita yang diturunkan Sketsa sebelumnya, diketahui bahwa MSA, tidak ditemukan dalam data SIA Fakultas Hukum (FH). Didukung dengan pernyataan angkatan 2016 yang mengaku tidak mengenali MSA di lingkungan kampusnya.

Terungkap, bahwa MSA memang bukan merupakan mahasiswa dari kampus Unmul, melainkan salah satu universitas swasta di Samarinda yakni Universitas Tujuh Belas Agustus.

"Iya memang benar (bukan mahasiswa Unmul). Semester tiga sama saya," ungkap Ika, salah satu rekan dekatnya.

Ika mengaku sudah lama mengenal sosok MSA. Bahkan, mereka sudah bersama-sama sejak mendaftarkan diri masuk ke perguruan tinggi.

Menurut Ika, MSA merupakan sosok yang baik. Meski tak bisa dipungkiri, kesan pertama bagi orang yang belum terlalu mengenalnya akan berpikir dia adalah anak yang nakal.

"Kalau pertama kali lihat, belum terlalu kenal lihat dia itu kayak nakal. Tapi kalau sudah kenal dekat dia orangnya baik, humble juga," terang Ika.

Mengetahui salah satu kawan baiknya tertangkap, tentu awalnya membuat Ika kaget. Informasi itu pertama kali ia dengar dari kekasih MSA.

Meski kaget, Ika tidak terlalu heran dengan kasus yang menimpa MSA. Lantaran latar belakang MSA yang berasal dari keluarga broken home dan ayahnya yang juga merupakan pengguna. Ika menilai MSA merupakan korban dari masalah ini.

Mahasiswi angkatan 2016 itu masih menutupi kasus tersebut kepada pihak universitas. Sebagai orang terdekat, ia mengatakan bahwa ia bersama teman-temannya akan membantu kasus ini.

"Ini tinggal tunggu keputusan. Katanya kena tiga lapis, yaitu melapor, memiliki barang, dan memakai," ujarnya.

Meski begitu, Ika beserta kawan-kawannya memiliki firasat MSA hanya tersandung satu lapis, yakni memakai.

Besar harapan Ika, agar MSA dapat segera dibebaskan dari dekaman jeruji besi. Terlebih, MSA masih mempunyai masa depan yang panjang.

"Insyaallah dia bebas, atau rehab," harapnya. (adl/aml)



Kolom Komentar

Share this article