Berita Kampus

Himaksi yang Meniti Langkahnya Kembali

Setelah satu tahun tidak terdengar karena munculnya isu pembekuan, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himaksi) kembali melakukan pengaderan (sumber foto: Khairunnisa Rengganis)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Setelah satu tahun tidak terdengar karena munculnya isu pembekuan, Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himaksi) kembali melakukan pengaderan pada Sabtu (18/10) pekan lalu.

“Memang sempat terjadi kekurangan sumber daya manusia selama isu pembekuan Himaksi ini, tetapi akhirnya teman-teman semua dapat berkumpul lagi saat CHANNEL (Cerdas, Handal, Intelektual),” kata Arsyad Nurdi, Ketua Umum Himaksi.

Selama kurun waktu setahun terakhir berbagai upaya dilakukan Arsyad dan kawan-kawan untuk membangkitkan Himaksi kembali. Mulai dari bolak-balik menemui ketua prodi Ilmu Komunikasi, Hairunnisa untuk negosiasi hingga usaha memenangkan kembali hati mahasiswa angkatan 2016.

“Tentu awalnya sulit, mereka jadi jarang ngumpul bareng padahal sebelumnya intensitasnya sering. Lama-lama jadi menghilang enggak tahu gimana kabarnya,” kata Arsyad.

Baru setelah mahasiswa baru 2017 masuk, dikatakan Arsyad, mereka kembali memperjuangkan keakraban yang dulu sempat ada. Di lain sisi, perundingan dengan pihak fakultas juga berjalan lancar. Kejelasan hiatus Himaksi pun mendapat tanggapan yang baik dari ketua prodi.

“Jadi sebenarnya selama ini apabila terdapat isu bahwa Himaksi dibekukan itu tidaklah benar, hanya terjadi miss-komunikasi saja,” ujarnya.

Sebelum ini Himaksi sempat mendapat ultimatum berupa surat peringatan. Isinya menyatakan bahwa Himaksi saat itu dilarang melaksanakan kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru 2016. Namun, seiring berjalannya waktu, Hairunnisa mulai melunak.

Saat pengaderan Himaksi pekan lalu izin telah berhasil dikantongi baik dari Hairunnisa dan Wakil Dekan I FISIP Aji Ratna Kusuma. Pun juga ada peningkatan peserta dari sisi jumlah peserta yang sebelumnya 29 mahasiswa, 2017 ini ada 35 mahasiswa.

“Di sini kami tetap membimbing dengan ketegasan dan wibawa, namun tidak dengan cara yang keras ataupun bentakan. Di akhir kegiatan, para peserta dikukuhkan dengan penarikan janji yang dibacakan satu-persatu,” kata Dandi Anggoro Aji selaku koordinator lapangan pengaderan. (nis/els)



Kolom Komentar

Share this article