Berita Kampus

Ditolak Warga, Loket Unmul Mangkrak?

Portal Unmul yang menghubungkan kampus dengan lokasi perumahan warga

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Wacana penerapan loket di kampus Unmul, Gunung Kelua terancam batal. Pasalnya, loket yang difungsikan demi menjaga keamanan kampus Unmul tersebut menuai penolakan warga sekitar. Mereka menganggap keberadaan portal merugikan dan mengganggu kenyamanan.

Seperti diketahui, loket Unmul sempat beroperasi pada Maret silam. Sekitar satu bulan, civitas Unmul mulai dosen, mahasiswa, hingga pegawai diwajibkan mengenakan stiker khusus berlogo Unmul. Sementara masyarakat umum wajib mengambil tanda pengenal khusus ketika masuk dan mengembalikan identitas itu ketika keluar. Namun, saat ini loket di tiga pintu keluar-masuk Unmul, yakni di Jalan Gelatik, M Yamin, Pramuka tersebut vakum. Meski begitu, pintu gerbang Unmul itu masih dijaga oleh sejumlah petugas keamanan yang menempati posko khusus tepat di samping loket.

Dikonfirmasi terkait loket mangkrak tersebut, Kepala Keamanan Unmul Wartono mengatakan, loket dinonaktifkan sejak Mei. Alasannya, terdapat kebijakan yang berubah dari pimpinan di rektorat Unmul.

“Yang saya tahu Wakil Rektor II tiba-tiba minta dinonaktifkan saja. Saya tidak tahu soal loket itu mau difungsikan lagi atau tidak,” kata Wartono saat ditemui di Kantin Rektorat Unmul.

Selain itu, dia mengungkapkan operasional loket dihentikan karena warga di Jalan Ruhui Rahayu melakukan demo. Warga merasa kesulitan semenjak pintu gerbang di Jalan Ruhui Rahayu ditutup. “Ada 5 RT yang melakukan demo. Mereka merasa mata pencahariannya berkurang semenjak portal arah Ruhui Rahayu ditutup,” ujarnya.

Dikatakannya, penolakan itu didasari mata pencaharian warga yang didominasi pedagang kaki lima turun drastis. Di samping penutupan gerbang membuat akses menuju Unmul maupun keluar menuju Jalan Ruhui Rahayu memperlambat akses. Warga harus memutar melalui Jalan M Yamin atau Jalan Gelatik. “Lagi pula sejak loket dibuka (dinonaktifkan, Red.) tingkat kriminalitas di Unmul Gunung Kelua cenderung berkurang,” yakin dia.

Sebelumnya, diketahui, beredar luas sebuah braodcast melalui media sosial bahwa seorang mahasiswi Unmul kehilangan motor bernomor polisi KT 5946 RV. Peristiwa tersebut terjadi pada 22 Agustus. Tepatnya di Masjid Al Fatihah ketika hendak menunaikan salat isya. Selain motor, mahasiswi tersebut juga kehilangan sebuah tas berisi tiga handphone merek Samsung Grand Prime, Coolpad Shine, dan Nokia senter. Hingga berita ini diturunkan upaya konfirmasi atas peristiwa pencurian motor yang dialami mahasiswi Unmul tersebut terus diupayakan oleh awak Sketsa.

Ditanya tentang peristiwa curanmor yang kembali terjadi tersebut, Wartono mengaku tidak tahu. “Saya belum terima laporan,” pungkasnya. (mwp/omi/im/e2)



Kolom Komentar

Share this article