Berita Kampus

Disebut Alami Beban Kerja Berlebih, Tendik: Tak Seimbangnya Rasio Dosen - Mahasiswa hingga Minimnya Rekrutmen

Upaya peningkatan kualitas pendidikan Unmul di tengah tingginya beban kerja dosen akibat rasio dosen dan mahasiswa yang tidak ideal

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Humas Unmul

SKETSA — Sumber daya manusia menjadi salah satu kunci dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Tenaga pendidik (Tendik) merupakan figur utama yang memiliki peran sentral dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Sayangnya, saat ini, sejumlah fakultas di Unmul tengah alami kekurangan jumlah tendik yang cukup mengkhawatirkan.

Irma Surrayya Hanum, salah seorang dosen Prodi Sastra Indonesia, FIB Unmul menyatakan bahwa hal ini terjadi lantaran minimnya perguruan tinggi dalam melakukan perekrutan dosen baru. Akibatnya, dosen lama yang hendak pensiun tidak memiliki pengganti untuk mengajar.

“Menurut data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), jumlah dosen di seluruh Indonesia hanya 160.000 dosen. 30 persen sarjana S1, 15 persen S2, dan hanya 11 persen S3. Kenapa masih kurang? Sebab, perguruan tinggi masih minim melakukan perekrutan dosen. Akibatnya, banyak dosen pensiun, minim pengganti,” terang Irma kepada Sketsa, Jumat (17/11) lalu.

Kurangnya jumlah tendik tentu tidak selaras dengan banyaknya jumlah mahasiswa baru (Maba) yang masuk ke perguruan tinggi tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan banyaknya dosen yang kewalahan, bahkan dapat menurunkan minat orang-orang untuk melamar menjadi dosen. 

Selain karena beratnya beban pekerjaan, gaji dosen yang tidak sepadan tentu membuat pekerjaan sebagai pengajar tak begitu diminati jika dibandingkan pekerjaan lain dengan penghasilan yang lebih menjanjikan.

Irma menilai bahwa sudah semestinya tendik seperti dosen dan guru menjadi perhatian penting, utamanya dalam hal kesejahteraan tendik.

“Tanpa perbaikan kualitas pendidikan, negara ini akan sulit untuk bersaing secara global. Negara-negara yang cukup baik ekonominya, memperlakukan dosen, guru, istimewa dengan memperhatikan kesejahteraannya,” imbuhnya memberi komentar.

Sementara itu, Rina Juwita, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi (Ilkom) yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan I FISIP Unmul turut memaparkan beberapa aspek terkait beban kerja dosen. Kepada Sketsa, Rina menjelaskan beberapa poin penting terkait pengelolaan administrasi, rasio dosen - mahasiswa, serta pelaporan kinerja dosen.

“Semua dosen punya kewajiban mengurus administrasi. Kelebihan beban kerja (administrasi) tidak hanya di prodi Ilkom, tapi juga di FISIP, bahkan seluruh dosen Unmul (mengerjakan) pelaporan beban kerja satu semester,” terang Rina ketika diwawancarai Sketsa pada Jumat (10/11) lalu.

Rasio dosen dan mahasiswa yang berbanding jauh di FISIP ini pun mempengaruhi beban kerja. Satu dosen harus bertanggung jawab atas jumlah mahasiswa yang melebihi standar ideal. Hal serupa tak hanya terjadi di FISIP, melainkan di seluruh fakultas di Unmul.

Rina menekankan bahwa seluruh dosen, termasuk dirinya, memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengurus administrasi. Dalam konteks pelaporan kinerja dosen, Rina menyoroti bahwa beban kerja dosen terdiri dari tiga komponen utama: pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 

Akan tetapi, karena ketidakseimbangan rasio mahasiswa dan dosen, beberapa dosen cenderung kurang fokus dalam melakukan kegiatan penelitian. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam melaporkan kinerja terkait penelitian, yang sebenarnya menjadi kewajiban setiap dosen.

“Semua (prodi di FISIP) pada tahun ini itu sedang membuka penerimaan dosen baru, karena rasio mahasiswa dengan dosen memang tidak ideal sampai sekarang ini. Kalau misalnya kita bicara tentang idealitas, satu dosen paling tidak mengajar sekitar 30 sampai 40 mahasiswa. Tapi, di kita (FISIP) ‘kan perbandingannya satu dosen hampir 80 mahasiswa, dan itu hampir dialami di semua prodi sehingga memang tidak ideal semuanya.”

Meskipun harus kewalahan dalam menangani jumlah mahasiswa yang membludak, sejumlah dosen, termasuk Rina berusaha sekuat tenaga guna mengelola waktu dan tanggung jawab mereka dengan baik. 

“Pengajaran Alhamdulillah selalu cukup saja, bahkan lebih, karena rasio yang tidak seimbang, dan itu dialami oleh semua dosen di FISIP. Untuk penelitian, Alhamdulillah selalu terpenuhi saja,” pungkasnya. (xel/ary/zrt/dre)



Kolom Komentar

Share this article