Berita Kampus

Dinamika Politik Kampus Unmul: Minimnya Partisipasi dan Tantangan Demokrasi

Demokrasi Unmul diwarnai sejumlah masalah dan maraknya calon tunggal

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Website FH Unmul

SKETSA – Dinamika politik di Unmul terus mengalami pasang surut setiap tahunnya. Mulai dari polemik Pemilihan Raya (Pemira), minimnya partisipasi mahasiswa, hingga berbagai upaya meningkatkan kesadaran politik di lingkungan kampus menjadi sorotan utama.

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) Unmul Suarga Nabil mengungkapkan ketika aksi ‘Kepung Rektorat’ memicu penundaan pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan DPM tingkat universitas. Salah satu peristiwa besar dalam dinamika politik kampus terjadi pada tahun 2021 tersebut bermula dari polemik berkepanjangan dalam Pemira, yang berujung pada terganggunya masa kepengurusan mahasiswa.

“Tahun itu, kepengurusan mahasiswa hanya berjalan selama enam bulan karena efek domino dari kisruh Pemira,” ungkap Suarga saat ditemui di Student Center Unmul, Selasa (28/1).

Selain itu, ia juga menyoroti tantangan dalam menarik minat mahasiswa untuk berpartisipasi dalam Pemira. Menurutnya, kurangnya daya tarik calon dan kurangnya pendidikan politik dari badan penyelenggara menjadi faktor utama rendahnya partisipasi.

Pemira Fakultas: Beragam Tantangan dan Upaya Perbaikan

Tidak hanya di tingkat universitas, dinamika politik di fakultas juga mengalami berbagai tantangan. Di FH misalnya, pada 2022 atau 2023 terjadi Pemira ulang akibat ketidakberesan dalam proses pemilihan. Keputusan tersebut diambil oleh Badan Pengawas Pemira FH untuk memastikan Pemira berjalan lebih sehat.

Sementara itu, di FIB, Pemira tahun ini berhasil diikuti oleh dua pasangan calon setelah sebelumnya dalam dua periode hanya terdapat calon tunggal. 

Ketua DPM FIB Aliya Nur Salsabila mengungkapkan, pihaknya harus memperpanjang masa pendaftaran calon demi mendapatkan kandidat yang cukup.

“Kami sempat berkonsultasi ke DPM KM serta DPM dari fakultas lain seperti Hukum dan FISIP agar pelaksanaan Pemira di FIB bisa berjalan lebih baik,” kata Aliya saat diwawancarai oleh awak Sketsa, Jumat (31/1).

Meskipun tantangan terbesar masih berkisar pada rendahnya minat mahasiswa terhadap politik kampus, strategi branding organisasi kini mulai diterapkan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa.

FISIP: Upaya Calon Tunggal dan Tantangan Demokrasi

FISIP Unmul menghadapi tantangan yang berbeda. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemira di fakultas ini selalu menghadirkan calon tunggal yang harus melawan kotak kosong. Presiden BEM FISIP terpilih, Jamil Nur, mengungkapkan keprihatinannya atas rendahnya partisipasi politik mahasiswa FISIP yang seharusnya lebih peka terhadap isu sosial dan politik.

“Sangat disayangkan jika mahasiswa FISIP kurang berpartisipasi dalam Pemira. Harapannya, tahun depan lebih banyak yang mencalonkan diri,” ujar Jamil kepada Sketsa, Kamis (30/1). 

Meski jumlah pemilih meningkat akibat dorongan dari pihak fakultas, angka tersebut masih jauh dari ideal.

Untuk meningkatkan partisipasi, BEM FISIP berencana mendorong lahirnya lebih banyak calon pemimpin dan meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam Pemira. Jamil menegaskan bahwa pilihan mahasiswa dalam Pemira akan berdampak langsung terhadap kehidupan organisasi dan akademik mereka.

Harapan Untuk Masa Depan Politik Kampus

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, upaya untuk meningkatkan partisipasi politik mahasiswa Unmul terus dilakukan. DPM KM sendiri berencana untuk mengajukan revisi terhadap Undang-Undang Pemira melalui RUU Nomor 1 Tahun 2025. Selain itu, berbagai fakultas juga mulai menerapkan strategi baru untuk menarik minat mahasiswa agar lebih aktif dalam politik kampus.

Meskipun masih banyak tantangan, harapan terhadap dinamika politik di Unmul dapat berkembang menjadi lebih sehat dan demokratis akan tetap ada. Keterlibatan aktif mahasiswa dalam Pemira serta organisasi kampus menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan akademik yang lebih dinamis dan berdaya. (xel/ner/rla/myy)




Kolom Komentar

Share this article