Berita Kampus

Damai dan Suka Cita Natal di Perantauan

Ilustrasi Natal (Sumber: biggrovetavern.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Menutup satu tahun, Desember menjadi salah satu bulan yang diharapkan dapat menjadi akhir yang manis. Terlebih bulan ini bertepatan dengan perayaan hari besar umat kristiani, Hari Raya Natal yang riang disambut dengan suka cita. Harapan serta keinginan menjadi pribadi yang lebih baik tak lupa dipanjatkan.

Natal menjadi salah satu waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga memperingati kelahiran Yesus Kristus. Berbagi cerita dan hanyut dalam suasana damai saling mengasihi dalam momen satu tahun sekali.

Natal yang diperingati tiap 25 Desember kali ini dirasakan berbeda oleh Herlina Leto. Pasalnya, dua tahun kemarin mahasiswi Pendidikan Guru SD (PGSD) FKIP ini hanya melewatkan Natal di kamar asramanya, menghabiskan waktu dengan menonton drama atau film kesukaannya. Dengan beberapa pertimbangan, Leto di tahun ini juga memilih untuk tidak pulang ke Nunukan, daerah asalnya.

Meski begitu, rasa senang tetap menyelimuti perayaan Natal kali ini. Leto dapat merayakan Natal bersama sang adik yang baru berkuliah di Unmul. Keduanya pergi bersama untuk beribadah saat kebaktian malam pada 24 Desember. Rasa rindu menikmati Natal sedikit terobati bersama adiknya. Meski keinginan besar untuk dapat merayakan bersama keluarga besar tak bisa ditutupi. Walaupun demikian, ia tetap bersyukur Natal kali ini dapat ia rasakan dengan damai. Leto memaknai Natal adalah sebagai saat yang indah untuk berkumpul dengan keluarga.

“Hari bahagia yang harusnya dirayakan bersama keluarga, karena ini hari kelahiran Tuhan Yesus,” terangnya.

Walau demikian ia tetap semangat mengejar cita-cita di perantauan demi menyelesaikan pendidikan agar dapat secepatnya berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.

Rupanya, Leto bukan satu-satunya mahasiswi yang merayakan Natal di rantau. Ada sekitar empat orang rekannya yang lain yang juga merayakan Natal di asrama mahasiswa di Banggeris. Akan tetapi, mereka memilih untuk merayakan bersama keluarga masing-masing di Samarinda.

Damai Natal juga dirasakan Riris Imelda. Mahasiswa perantau asal Medan yang memilih untuk melanjutkan pendidikan di Unmul ini harus menahan keinginannya untuk menikmati Natal bersama keluarga. Walau terpisah jarak cukup jauh, Riris tetap mensyukuri momen Natal yang dirasakannya bersama orang tua sambungnya di Samarinda.

Baginya, berbeda rasa perayaan Natal jika tanpa bersama orang tua kandung. Namun hal tersebut tidak jadi persoalan. Keberkatan Natal tetap ia rasakan dan diselimuti rasa suka cita.

“Makna Natal itu membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya,” ungkap mahasiswi prodi Sastra Indonesia tersebut. (ubg/adl)



Kolom Komentar

Share this article