Berita Kampus

Celaka Potongan SPP yang Tidak Merata

Kebijakan penurunan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) angkatan 2012 telah resmi dikeluarkan. Melalui surat edaran rektor No. 502/UN17.15/KU/2017 pada 30 Januari lalu. (Sumber foto: Tria Marina)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA –  Kebijakan penurunan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) angkatan 2012 telah resmi dikeluarkan. Melalui surat edaran rektor No. 502/UN17.15/KU/2017 pada 30 Januari lalu, perihal pemberitahuan pembayaran angsuran uang kuliah Dana Pengembangan Fakultas (DPF) dan Dana Pembinaan Mahasiswa (DPM) angkatan 2012. 

Sebagaimana diketahui, angkatan 2012 merupakan angkatan terakhir yang menggunakan sistem pembayaran SPP dan masih dipungut biaya DPF dan DPM. Sejak 2013 hingga angkatan seterusnya, Unmul hidup melalui pembayaran yang disebut Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kini angkatan 2012 tergolong sebagai mahasiswa tingkat akhir yang ditargetkan kelulusannya tahun ini.

Tak pelak, kebijakan penurunan SPP itu berembus bak angin segar. Meskipun pada kenyataannya tidak semua mahasiswa angkatan 2012 mendapatkan penurunan.

Hal itu terjadi karena kabar penurunan SPP ini baru diketahui ketika memasuki masa-masa akhir proses pembayaran uang kuliah semester. Yang dalam kalender akademik ditetapkan tenggatnya pada 27 Januari. Akhirnya sejumlah mahasiswa yang membayar lebih cepat dari tenggat dan sebelum keputusan penurunan SPP itu keluar, tidak dihitung masuk dalam kebijakan.

Kecewa Membayar Lebih Dulu

I Gede Ari Pristawan, mahasiswa angkatan 2012 ini satu di antara banyak mahasiswa yang merasa getun karena tidak mendapat potongan SPP. Dia tetap membayar SPP dengan besaran utuh seperti semester sebelumnya, perihal potongan ia baru tahu setelah ada temannya yang mendapatkan.

“Aku belum dapat potongan. Enggak ngerti juga infonya masih simpang siur. SPP ku Rp 970 ribu. Katanya mau dikasih potongan, tapi enggak tahu kapan,” ujarnya.

Membandingkan dengan cerita yang didengarnya dari sejumlah kawan yang mendapat potongan, Gede bingung bercampur kesal. Dia membayar SPP pada 24 Januari, sedangkan potongan didapat oleh temannya yang membayar pada 26 atau 27 Januari. 

“Yang aku bingung kok pas bayar teller-nya enggak bilang apa-apa. Perasaanku kesal. Kenapa kalau ada potongan begitu enggak diberitahukan dari sebelum bayar SPP? Setidaknya pas pembayaran SPP jugakan bisa disampaikan. Terus kenapa juga yang dapat potongan yang bayarnya pas akhir-akhir? Kan aneh!” kata Gede.

Mujur di Hari Terakhir

Sementara itu, kemujuran didapat oleh mereka yang membayar SPP di hari-hari akhir. Kepada Sketsa, Rizka Diannur, mahasiswi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, mengaku baru hendak membayar SPP pada 27 Januari, hari terakhir pembayaran uang kuliah. Setibanya bank, Rizka diminta mengecek ulang NIM oleh teller kemudian diminta menelepon pihak rektorat.

“Diminta ngecek NIM, soalnya kayak ada kesalahan gitu. NIM enggak ada yang salah terus ujung-ujungnya disuruh teller bank nelepon pihak rektorat. Kata pihak rektorat memang untuk angkatan 2012 belum bisa bayar SPP. Kemungkinan Senin (30/1) baru bisa,” ujarnya.

Di tengah kebingungannya, Rizka lantas menuju fakultas untuk mencari tahu. Di situ Rizka tahu dia tidak sendirian. Sebab banyak mahasiswa yang senasib lantaran gagal membayar SPP sementara sudah hari penuntasan. Tetapi saat itu, kata Rizka, dia belum mengetahui kabar pemotongan SPP.

“Di sana ternyata juga banyak yang mengeluh enggak bisa bayar SPP. Pas mau ke rektorat saya ketemu teman. Katanya dia mau nanyain soal potongan uang SPP. Dari situ saya tahu ada potongan, tapi masih belum yakin. Karena enggak jelas gitu masih simpang siur juga infonya,” ungkapnya.

Perempuan asal Tenggarong itu memilih bersabar menanti Senin. Tiba harinya ketika dia tuntas menulis nominal SPP-nya di form pembayaran bank, teller mengatakan dia hanya perlu membayar sebesar Rp 375 ribu tanpa syarat apa pun karena ada pemotongan. Kendati itu cukup menguntungkan baginya, Rizka mempertanyakan nasib kawan yang sudah membayar penuh beberapa hari sebelumnya. 

“Hari Senin itu juga teman-teman pada nanya lagi ke rektorat terkait potongan SPP. Gimana yang sudah bayar full? Kata pihak rektorat, tunggu aja infonya nanti bakal dikasih tahu lagi difakultas. Nah yang lucu lagi, ternyata seharusnya potongan itu sudah dari semester kemarin (ganjil). Perihal pemotongannya saya masih bingung, katanya sih dari semester 9 sudah enggak bayar uang Dana Pengembangan Fakultas (DPF),” jelasnya.

Janji Mengamankan Uang yang Berlebih

Berdasarkan press release yang diedarkan oleh BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang  menemui dan mendapat klarifikasi dari Wakil Rektor Bidang Umum, SDM dan Keuangan, Abdunnur pada Selasa (31/1) lalu. Dalam pertemuan itu, Abdunnur menerangkan bahwa mahasiswa yang telah membayar SPP dengan jumlah penuh, pihaknya belum bisa untuk mengembalikan sisa uang penurunan SPP tersebut. Melainkan nanti akan langsung terdata untuk pembayaran di semester berikutnya.

Abdunnur juga menegaskan bahwa uang yang berlebih itu tak akan disalahgunakan untuk keperluan lain. Lalu apabila mahasiswa 2012 dinyatakan telah menyelesaikan kuliah di semester berikutnya, maka uang tersebut dapat ditarik kembali dengan melampirkan surat keterangan pengembalian yang ditujukan kepada Wakil Rektor Bidang Umum, SDM, dan Keuangan.(aml/snh/wal)



Kolom Komentar

Share this article