Berita Kampus

Beasiswa Djarum Plus dan Manfaatnya di Mata Beswan

Salah satu Mahasiswa Unmul berhasil mendapat beasiswa dari Djarum Foundation, bagaimana pendapatnya?

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Dalam wawancaranya dengan Sketsa, Rizaldo Presiden BEM KM Unmul 2018 mengatakan perusahaan rokok Djarum selaku perusahaan pemberi beasiswa, meminta umpan balik berupa pemasangan baliho saat penerimaan Djarum Beasiswa Plus (DBP).

Sketsa lalu menemui Intan Purnama Sari, mahasiswi Fakultas Teknik 2015, sebagai salah satu penerima beasiswa ini. Intan mengatakan kalau hal tersebut sah saja jika menggunakan label DBP. Berbeda jika membawa embel-embel merek rokok, tentunya akan menjadi masalah.

“Karena di sini (Kalimantan Timur) orang itu masih awam tentang Djarum Foundation, jadi mereka menganggap ‘oh Djarum, rokok ini’, padahal lain, bukan hanya rokok,” katanya.

Sementara itu, dilansir dari laman Tiirto.id, dijelaskan bahwa pada 1997 silam, tepatnya saat masa krisis moneter di Indonesia, Djarum membeli saham Bank Central Asia (BCA) dari pemilik sebelumnya yaitu Liem Sioe Liong. Sektor perhotelan juga dirambah oleh dua bersaudara Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, dengan jalan membeli saham Hotel Indonesia Kempinski (Eks Hotel Indonesia).

“Dalam bidang perbankan dia (Djarum) investasi Bank BCA, kalau dalam bidang digital ada blibli.com, tiket.com dan yang terbaru minuman Yuzu,” ujar mahasiswi penerima DBP.

Djarum dan Segudang Manfaatnya

Intan menyayangkan Unmul membatasi ruang gerak beasiswa tersebut kini, terutama setelah keluarnya aturan rektor tentang larangan perusahaan rokok, miras, dan sejenisnya masuk kampus. Meski begitu, ia setuju bahwa sponsor dari rokok dilarang.

Lebih lanjut Intan membantah kalau DBP dikata tak bermanfaat. Menurutnya, DBP justru beasiswa yang paling ‘wah’ ketimbang beasiswa lain. Bahkan, di Pulau Jawa DBP tergolong beasiswa bergengsi. Pendaftar beasiswa ini sebanyak hingga 15000 mahasiswa dari seluruh Indonesia sementara yang dinyatakan diterima tak sampai setengahnya.

Intan mengakui seleksi penerima beasiswa ini memang ketat. Adapun, syarat utamanya adalah mahasiswa yang telah mengikuti organisasi, kemudian seleksi berkas, setelah dinyatakan lolos seleksi berkas, dilanjutkan tes tulis. Kalau lulus maka akan lanjut ke tahap tes wawancara lalu dinyatakan lulus. Penerima DBP tahun 2017/2018 yang berasal dari Unmul sebanyak tiga dari sekitar seratus pendaftar. Intan mengatakan DBP tidak mematok kelulusan dengan kuota namun mengedepankan kualitas.

“Kalau yang lulus tes wawancara sepuluh orang ya semuanya lulus menjadi Beswan (sebutan penerima beasiswa DBP),” tutup Intan.

Selain mendapat uang sebesar Rp750 ribu per bulan, Intan mengatakan DBP juga memberikan pelatihan soft skill seperti Character Building, Leadership Development, Public Speaking, Writing dan National Building. Pelatihan yang diberikan dilaksanakan di kota yang berbeda yaitu Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Semarang.

“Itu tiket sudah dibayarin, tidur di hotel, perlengkapan dikasih, jadi kita tinggal bawa diri aja. Jadi kita Beswan itu gak ada keluar uang sama sekali,” ujar Intan.

Program pelatihan di atas wajib diikuti oleh semua Beswan, Intan mengatakan DBP juga mengadakan program yang tak wajib diikuti, seperti Writing Competition, Vlog Competititon dan Community Empowerment atau seperti membina sebuah kelompok masyarakat. Dan yang terakhir, DBP akan mengirimkan delegasi sepuluh Beswan terbaik dari 500 Beswan di seluruh Indonesia untuk mengikuti International Exposure. (erp/aml)



Kolom Komentar

Share this article