Berita Kampus

Aksi AMPK Kaltim, Ricuh dan Tuntutan Tak Dipenuhi

Aksi tolak pabrik semen kedua.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber. Dokumen Pribadi

SKETSA – Aliansi Masyarakat Peduli Karst (AMPK) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Senin (8/4) kemarin. Aksi tolak pabrik semen ini merupakan kelanjutan dari aksi yang telah dilakukan pada akhir Maret lalu (Baca: https://sektsaunmul.co/aksi-tolak-pabrik-semen-mahasiswa-ricuh-dengan-aparat/baca).

Mendatangkan sebanyak 68 organisasi se-Kaltim, aksi ini bertujuan untuk memberitahukan masyarakat Samarinda dampak buruk adanya pabrik semen di kawasan karst Sangkulirang Mangkalihat. Sama dengan aksi penolakan sebelumnya, aksi kemarin lagi-lagi diwarnai kericuhan.

“Aksi kedua ini kami lakukan karena aksi pertama tidak digubris oleh pemerintah provinsi. Menegaskan mereka akan menerima pembangunan pabrik semen tersebut,” kata Andi Muhammad Akbar Humas AMPK Kaltim.

Kedatangan massa aksi mundur dari rencana awal, pukul 09.00 Wita menjadi pukul 13:00 Wita. Sesaat setelah kedatangan mereka dengan melakukan long march dari Taman Samarendah, massa aksi melaksanakan salat zuhur berjamaah di badan jalan raya depan Kantor Gubernur Kaltim. Beralaskan terpal, mereka melaksanakan salat di bawah terik matahari. Salat berjamaah juga disebutkan Akbar sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar membuka pintu hati petinggi pemerintahan yang ingin mengeruk sumber daya alam yang ada di kawasan karst.

Usai beribadah, aksi dimulai dengan penyampaian orasi dari perwakilan massa aksi. Tak berselang lama, Hadi Mulyadi Wakil Gubernur Kaltim turun mendatangi massa. Ia langsung menaiki mobil pikap dan berdiri di samping Armin Beni, koordinator lapangan aksi. Sebelum berbicara, Hadi mendengarkan pernyataan Armin yang sempat membuatnya nampak emosi. Di bawah panasnya matahari, Armin sempat menyinggung terkait pemerintah yang tidak merespons surat yang dikirim oleh AMPK. “Setelah kita melakukan aksi baru kita dipanggil dan dimohon-mohon. Berarti ada ketakutan dari pemerintah bahwa ketakutan investor menjadi benteng mereka,” kata Armin.

Emosi Hadi sempat memuncak tatkala ia tak kunjung diberi mik yang dipegang Armin, sementara ia hendak berbicara. “Ini siapa ini?” tanyanya sambil menunjuk Armin yang disambut nyanyian tolak pabrik semen oleh massa aksi. Hadi juga menanyakan siapa yang mengirim dan menandatangani surat, yang kemudian dibalas teriakan massa aksi dan akhirnya menyebabkan aksi saling dorong antara petugas keamanan dan peserta aksi.

Dalam kesempatan itu, Hadi menyatakan bahwa dirinya belum melihat langsung lokasi rencana pembangunan pabrik semen tersebut. Dalam waktu dekat ia merencanakan untuk meninjau secara langsung. “Kalau tidak sesuai dengan lingkungan, tidak sesuai kepentingan masyarakat, tentu akan kita tolak. Intinya akan kita pelajari, saya akan datang ke sana,” ujarnya.

“Saya tidak boleh menerima mentah-mentah dan tidak boleh menolak mentah-mentah,” tambahnya.

Usai menyampaikan pernyataannya, Hadi kembali masuk ke dalam Kantor Gubernur Kaltim. Sementara massa merasa tidak puas dengan jawaban Hadi yang dinilai diplomatis.

Ketidakpuasan Massa Aksi

Pukul 15.00 Wita, massa kembali berorasi setelah mengambil jeda untuk beristirahat. Di tengah orasi, massa mendorong pagar beberapa kali. Tak lama setelah itu, terjadi aksi lempar batu. Suasana semakin tak kondusif. Petugas keamanan dalam kali ini turut melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Baku lempar batupun tak terelakkan.

Kedua belah pihak saling melempar benda-benda yang ada di sekitar mereka. tak hanya itu, demonstrasi lalu juga diwarnai aksi kejar-kejaran antara aparat dengan mahaiswa. Beruntung saat itu kondisi jalanan sudah steril dari masyarakat sipil yang melintas, sehingga tidak menambah korban luka-lupa seperti yang dialami kedua belah pihak.

Aksi ricuh yang berlangsung selama beberapa saat itu kembali bisa diredam setelahnya. Kerumunan massa mulai berhenti namun tetap tinggal di lokasi. Meski sempat bersitegang, namun para massa aksi yang masih di tempat memilih untuk melantunkan selawat ketika matahari mulai terbenam. Hal ini dilakukan lantaran mereka ingin menyadarkan dan mendoakan hati para pemangku kebijakan.

Akbar yang ditemui Sketsa sekitar pukul 19:14 Wita lagi-lagi menyatakan kekecewaannya atas apa yang terjadi hari ini. “Pemprov Kaltim sudah sangat tegas dengan ini. Mereka tidak pernah berpihak terhadap permasalahan lingkungan di Kaltim,” ujarnya.

Belum terpenuhinya tuntutan AMPK Kaltim tak lantas membuat mereka mundur begitu saja. Menurut keterangan Akbar, selepas ini akan diadakan aksi lanjutan sampai ini benar-benar dicabut. “Akan ada aksi lanjutan, tapi fokus kami bukan hanya pada aksi tapi kedepannya kita berencana untuk turun langsung ke lokasi karst,” papar Akbar.

Aksi Diwarnai Kericuhan, Puluhan Orang Luka-luka

Menanggapi aksi yang sempat ricuh, Akbar juga mengonfirmasi bahwa dari AMPK Kaltim terdapat beberapa orang yang terluka. Bahkan beberapa diantaranya sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Mulai dari Koordinator Lapangan Aksi, Armin Beni, hingga beberapa mahasiswa dari organisasi seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Luka yang dialami juga bermacam-macam, mulai dari memar di kepala dan beberapa bagian tubuh, hingga luka sobek di kepala dan wajah. Pun sama halnya dengan pihak keamanan yang saat itu tengah bertugas. Beberapa di antara mereka juga mengalami luka sobek akibat lemparan batu dan mendapat perawatan di pelataran Kantor Gubenur.

Memasuki pukul 8 malam, massa aksi masih setia di tempat. Mereka bahkan menyalakan lilin dan menyusunnya menjadi kalimat; ‘Tolak Pabrik Semen’ dan diunggah ke berbagai media sosial. Dikonfirmasi oleh Akbar, massa membubarkan diri Senin malam sekitar pukul 10, lantaran hujan. (adl/sut/fqh)



Kolom Komentar

Share this article