Aksi Aliansi Mahakam Jilid II: Tolak Inpres hingga Soroti Pemangkasan Anggaran Pendidikan
Aksi aliansi Mahakam di DPRD Kaltim ricuh, water cannon dikerahkan
- 18 Feb 2025
- Komentar
- 203 Kali

Sumber Gambar: Yasyfi/Sketsa
SKETSA – Aliansi Mahasiswa Kalimantan Timur Menggugat (Mahakam) Jilid II gelar aksi bertajuk ‘Indonesia Gelap, Darurat Pendidikan’, Senin (17/2). Aksi ini dilakukan untuk menanggapi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Tidak hanya meminta pencabutan Inpres tersebut, aksi membawa dua tuntutan lainnya yaitu tolak revisi Undang-Undang Mineral dan Batu bara (Minerba) dan tolak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Aksi ini juga merupakan demonstrasi lanjutan yang sebelumnya sudah dilaksanakan, Kamis (6/2).
Baca: Aliansi Mahakam Gelar Aksi Tolak RUU Pertambangan Minerba, Mahasiswa Terobos Gedung DPRD Kaltim
Aksi mulai bergerak ke arah Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) pada 14.45 Wita. Seperti aksi-aksi sebelumnya, iringan massa meneriakkan orasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan selama di perjalanan.
Setibanya di depan gerbang Gedung DPRD Kaltim, massa aksi dihadang petugas kepolisian yang menjaga ketertiban aksi. Berbeda dari aksi sebelumnya, terlihat pagar dan juga gerbang gedung telah diberi pelumas dan dihiasi dengan kawat berduri yang lebih banyak.
Massa mencoba menerobos masuk hingga dua mahasiswa Aliansi Mahakam sempat ditahan di dalam ketika gerbang ditutup aparat. Hal tersebut memicu kemarahan massa kepada aparat sehingga aksi semakin memanas.
Tuntutan demonstrasi juga diperjelas oleh Humas aksi Aliansi Mahakam Andi Mauliana Muzakkir saat diwawancarai oleh media. Andi menyampaikan tuntutannya berfokus pada program unggulan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran yang masih kurang tepat.
“Karena kami ingin menyampaikan ada sistem lebih baik daripada memangkas anggaran pendidikan untuk prioritas MBG. Yang kami soroti adalah mahasiswa di pelosok yang membutuhkan makan bergizi malah belum dapat,” ungkap Andi Mauliana saat diwawancarai, Senin (17/2).
Senat Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Kaltim itu juga mengonfirmasi bahwa aksi akan terus dilanjutkan hingga menang. Dalam hal ini jika belum ada tanggapan dari pemerintah terhadap tuntutan, maka aksi akan kembali dilaksanakan.
“Maka dari itu, jika hari ini tidak terindahkan, kita akan terus berlanjut,” sebutnya.
Senada dengan Andi, Muhammad Ilham Maulana yang juga Humas Aksi menyebut program MBG mengorbankan dunia pendidikan dengan adanya pemangkasan anggaran.
“Di tahun 2025, kita melihat ini segala sektor mengorbankan dunia pendidikan hanya karena untuk menjalankan makan bergizi gratis, seperti itu,” sebut Maulana saat diwawancarai, Senin (17/2).
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) itu juga menyinggung isi Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang dicoreng oleh pemerintah. Maulana menganggap program pemerintah bertentangan dengan isi UUD 1945, tepatnya pada alinea keempat yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.
Pada sore hari, aparat kepolisian mengarahkan agar terdapat perwakilan massa yang masuk menyampaikan orasinya. Namun hal tersebut langsung ditolak oleh massa.
Aksi Aliansi Mahakam terus digelar hingga batas waktu pada 18.00 Wita. Pada waktu yang sama, aparat kepolisian langsung menginstruksikan anggotanya untuk memukul mundur massa.
Water cannon disemprotkan ke arah massa yang masih bersikeras untuk berkumpul menyuarakan orasinya. Hal tersebut membuat salah satu massa tumbang terkena semprotan meriam air tersebut.
Aksi pembubaran tersebut berlangsung alot. Aparat Kepolisian masih berusaha memukul mundur massa hingga mengganggu perjalanan lalu lintas. Akibat bercampurnya antara masyarakat dan massa, pihak aparat sempat bersitegang dengan masyarakat yang mencoba melewati jalanan yang tengah diamankan.
Malamnya, pihak aparat dapat mengamankan massa yang masuk ke dalam area Islamic Center Samarinda. (zwg/zie/myy)