Berita Kampus

Abdunnur untuk Unmul 2024: Peningkatan Akreditasi hingga Transformasi Status PTN-BH

Menilik cita-cita Abdunnur untuk Unmul tahun 2024

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Sari/Sketsa

SKETSA — Salah satu tradisi yang kerap dilakukan ketika memasuki tahun baru adalah membuat resolusi. Menghadapi tahun 2024, segenap civitas akademika Unmul tentu berharap akan adanya perubahan dari kampus tempat mereka menimba ilmu. Lantas, apa saja yang Unmul ingin capai di tahun ini?

Awak Sketsa berkesempatan untuk berbincang dengan Abdunnur selaku Rektor Unmul. Ditemui secara langsung di Rektorat Unmul pada Rabu (24/1) lalu, Abdunnur mengungkap sejumlah rencana yang ia canangkan untuk direalisasikan di tahun ini. 

Peningkatan akreditasi hingga kualitas SDM

Dalam rangka meningkatkan daya saing Unmul dengan perguruan tinggi nasional hingga internasional, Abdunnur menilai bahwa diperlukan perubahan pola pikir bagi seluruh civitas akademika agar sejalan dengan visi dan misi, yaitu universitas berstandar internasional yang memiliki peran dan fungsi untuk pembangunan bangsa melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang bertumpu pada scientific orientedserta pengabdian kepada masyarakat yang bertumpu pada sumber daya alam (SDA)Dirinya ingin agar Unmul mampu melahirkan sumber daya yang berkualitas, berkepribadian, profesional, serta bermartabat.

Kemudian melaksanakan riset yang berkualitas serta berdaya guna dalam rangka menunjang pengembangan keilmuan dan pembangunan baik daerah, mendukung Kaltim berdaulat, serta mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur,” ujar Abdunnur kepada Sketsa.

Dirinya turut menyebut bahwa pengabdian masyarakat diharapkan mampu memberikan manfaat yang berdaya guna bagi masyarakat umum. Abdunnur juga ingin agar kampus yang ia nakhodai itu memiliki tata kelola universitas yang akuntabel, terbuka, dan dapat memberikan sebuah kontribusi positif bagi kesejahteraan civitas akademika maupun kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan akreditasi pun tak luput menjadi resolusi yang ingin Abdunnur capai di tahun ini. Ia mengatakan akreditasi di seluruh program studi sudah cukup baik, bahkan ada yang sudah menyandang akreditasi Unggul. Oleh karena itu, dirinya berambisi untuk meningkatkan akreditasi di seluruh program studi serta mengubah status Unmul menjadi universitas dengan akreditasi Unggul.

“Yang terpenting tahun ini adalah (Unmul) ingin mencapai akreditasi institusi untuk meraih akreditasi Unggul. Insya Allah, akan dilakukan konsolidasi, reviewdan kita submit dan berdasarkan hasil evaluasi, review, secara scoring sudah mencapai, dokumen sudah kita siapkan, kita akan sampaikan ke Badan Akreditasi Nasional (BAN PT).”

Tak ketinggalan, akreditasi prodi berskala internasional pun juga perlu ditingkatkan. Abdunnur berharap agar prodi tersebut mampu meraih akreditasi Unggul melalui BAN PT, baik lembaga administrasi manajemen secara nasional maupun badan akreditasi internasional.

“Sekarang baru dua (prodi) yang internasional. Tahun ini, kita ingin mencapai dan meningkatkan semua prodi yang tentu perlu persiapan dengan kebijakan termasuk anggarannya,” lanjutnya. 

Pembuatan rencana induk dan kerja sama internasional

Meski sudah berdiri selama 62 tahun lamanya sejak 1962, Abdunnur mengungkap bahwa Unmul hingga kini belum memiliki masterplan atau rencana induk. Oleh karena itu, dirinya berniat untuk merancang sebuah master plan berupa penataan lingkungan kampus dengan konsep smart campus dan digital campus. 

Jadi, Kampus Gunung Kelua dan lokasi kampus lainnya akan kita bentuk konsep dan kita ubah menuju digital campus dan forest campus yang minimal 30 persen di dalamnya terdapat green environmental-nya. Karena selama 62 tahun Unmul belum memiliki masterplan, kita ingin sampaikan kepada civitas maupun eksternal yang kita inginkan konsepnya dengan penataan, baik tata sarana prasarana gedung, tematiknya, bahkan lingkungannya, termasuk sistem-sistemnya,” jelasnya.

Kini, Unmul tengah gencar menggalakkan program pertukaran pelajar dan kerja sama dengan universitas luar negeri. Hal itu disinggung pula oleh Abdunnur dalam wawancara langsung bersama SketsaUjarnya, Unmul tengah menargetkan untuk memenuhi Indeks Kinerja Utama (IKU) dari kementerian, yaitu menyiapkan diri agar semua prodi menjalin kontrak kinerja Dekan dengan Rektor untuk merekrut mahasiswa asing

“Karena dulu kita masih sangat jarang melihat mahasiswa dari luar, sehingga kita sudah rencanakan tahun ini melalui kerja sama antara universitas di beberapa negara. Melalui program pemerintah dan mahasiswa, kemudian program kerja sama dengan pemerintah negara, baik Timor Leste, Australia, kemudian Malaysia, Thailand, Filipina, dan Asia - Jepang. Kemarin juga (kerja sama) dengan (universitas di) Turki.”

Selain menjalin kerja sama dengan universitas internasional, Unmul turut berambisi dalam meraih pemeringkatan secara nasional maupun internasional dari kementerian, Liga Badan Layanan Umum (BLU), Webometrics, hingga Edurank yang berskala internasional. Sebut Abdunnur, diperlukan tim kerja, tim evaluator, serta tim monitoring dalam rangka mencanangkan target-target tertentu agar Unmul mampu menembus pemeringkatan nasional hingga internasional.

Evaluasi terhadap kualitas mahasiswa dan dosen

Sebagai salah satu indikator untuk menembus pemeringkatan universitas secara nasional maupun internasional, waktu kelulusan mahasiswa menjadi hal penting yang tentunya perlu diperhatikan guna mencapai target tersebut. 

Indikator tersebut dilihat dari waktu kelulusan serta masa tunggu lulusan dalam mendapat pekerjaan. Abdunnur pun turut menargetkan percepatan kelulusan bagi mahasiswa agar Unmul mampu meraih akreditasi Unggul.

“Kita masih dalam masa studi yang lima tahun rata-rata, masa periode untuk mendapat pekerjaan di atas enam bulan. Ini yang perlu kita evaluasi. Termasuk evaluasi bimbingan, proses pembelajaran, terkait juga dengan proses program Kampus Merdeka Belajar. Program untuk kerja sama internasional ini yang harus di tahun 2024 ini yang lebih banyak kita tingkatkan dan kita implementasikan,” ujar Abdunnur.

Guna mencapai target tersebut, Abdunnur menilai bahwa diperlukan evaluasi dalam proses pembimbingan mahasiswa. Upaya perbaikan dilakukan dengan melakukan pemantauan selama enam bulan dengan melakukan evaluasi apabila terdapat kendala, termasuk evaluasi keberhasilan mahasiswa yang dibimbing. 

Menurut Abdunnur, perlu dilakukan perbaikan sistem pembimbingan melihat banyaknya mahasiswa yang luput dari proses evaluasi sehingga menyebabkan masa studi mahasiswa menjadi semakin lama hingga capaian IPK yang rendah. 

Resolusi selanjutnya yang ingin Abdunnur capai adalah melakukan penataan program riset kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota dalam penelitian, pendidikan, dan pengabdian pada masyarakat. 

Langkah pertama adalah melakukan rekrutmen mahasiswa baru dari seluruh daerah dengan bantuan kerja sama dari pemerintah daerah. 

Sebutnya, pemerintah daerah harus berkomitmen dalam memberikan bantuan pembiayaan bagi calon mahasiswa berupa biaya pendidikan maupun biaya hidup sehingga mahasiswa dapat fokus dalam melakukan studi. Diharapkan, Unmul mampu mencetak lulusan terbaik yang mampu membangun daerahnya kelak selepas menyandang gelar sarjana.

Dirinya pun turut menyinggung soal peningkatan kualifikasi dosen. Ia berharap agar seluruh dosen Unmul dapat mengejar studi baik secara mandiri maupun melalui bantuan pembiayaan dari pemerintah hingga berhasil meraih gelar Doktor. 

Ungkap Abdunnur, kini jumlah dosen yang bergelar Doktor masih berada di kisaran angka 33 hingga 35 persen dari 1.030 dosen. Tahun ini, ia ingin agar jumlah persentase itu dapat meningkat menjadi 40 persen. Untuk mencapai target tersebut, dilakukan evaluasi dalam program kenaikan pangkat fungsional dosen. 

“Ada dosen yang setelah dievaluasi 10 tahun nggak naik-naik pangkat. Tentu kita harus melakukan evaluasi dan bahkan punishment bagi yang tidak naik pangkat, karena hal ini berpengaruh kepada motivasi dosen sehingga perlu meningkatkan diri.”

Pengukuhan 40 guru besar di tahun lalu merupakan salah satu capaian luar biasa yang Unmul raih. Tentunya, Abdunnur berharap akan adanya pengukuhan guru besar dengan jumlah yang lebih besar. 

Abdunnur turut mengharapkan adanya harmonisasi kelembagaan organisasi di Unmul. Seluruh organisasi kemahasiswaan baik itu BEM maupun UKM harus memiliki satu misi, satu persepsi, dan program yang terintegrasi. Diperlukan pula evaluasi bagi kegiatan dan program dari seluruh UKM untuk meninjau apakah terdapat UKM yang sudah tidak aktif berjalan. Evaluasi juga diperlukan terkait kepentingan kebijakan anggaran.

Selanjutnya, persoalan yang turut Abdunnur garis bawahi adalah mengenai pembinaan prestasi mahasiswa baik secara akademik melalui program kreativitas mahasiswa maupun non akademik, seperti seni budaya dan olahraga. Pembinaan prestasi mahasiswa menjadi indikator peringkat perguruan tinggi. 

Ia menerangkan bahwa secara umum, indikator prestasi kita masih rendah. Berangkat dari problematika tersebut, Unmul berupaya melakukan evaluasi dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah tingkat provinsi. Kerja sama ini pula yang menginisiasi dirinya dalam membangun fakultas keolahragaan.

“WR 3 ditunjuk sebagai Ketua BAPOMI (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia) Kaltim dan Pomnas Kaltim. Alhamdulillah masuk ke dalam 10 besar, peringkat ke-7. Tahun-tahun sebelumnya kita ada di peringkat 20 ke atas. Selain dengan dukungan dari pemerintah provinsi, juga karena komunikasi dan koordinasi yang dibangun sehingga hampir 50 persen mahasiswa unmul yang terlibat sebagai atlet. Dan ini yang perlu kita bina, masuk dalam data PDDikti prestasi mahasiswa, karena (prestasi) itu yang dihitung dalam pemeringkatan perguruan tinggi.”

Ambisi PTN-BH yang masih membara

Rencana perubahan status Unmul menjadi PTN-BH masih menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Pada kesempatan ini, Sketsa tentunya tak ketinggalan untuk menyinggung rencana besar itu. 

Awak Sketsa pun bertanya, “apakah PTN-BH akan menjadi target utama yang akan dicapai di tahun ini?” Abdunnur lantas menjawab bahwa proyek tersebut masih bersifat on-going

Artinya, PTN-BH merupakan proyek kontinyu yang akan berjalan dengan waktu yang cukup panjang. Perubahan untuk meraih status tertinggi perguruan tinggi bukan hal mudah, mengingat diperlukan adanya perubahan kebijakan hingga struktur

“PTN-BH sekarang ini on progress. Saat ini kita masukkan proposal, sudah masukkan naskah akademik, sudah lakukan evaluasi dan review, sudah dilakukan pembahasan, tinggal sekarang dalam tahap evaluasi dari kementerian,” bebernya.

Miliki segudang angan, bagaimana realisasinya?

Dengan banyaknya segudang harapan dan angan mulai dari peningkatan akreditasi hingga pembangunan fakultas olahraga, lantas, apakah Unmul sudah siap menggelontorkan dana yang tidak sedikit guna merealisasikan itu semua? Apakah Unmul sudah memiliki tabungan yang cukup? 

Abdunnur berterus terang bahwa saat ini Unmul masih belum mampu jika mewujudkannya tanpa bantuan dari pihak lain. 

Saat ini, Unmul telah menyiapkan stimulan sebagai bantuan kepada dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa untuk melanjutkan studi. Beasiswa tersebut diperoleh melalui LPDP dan kerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah provinsi (Pemprov) yaitu dengan pengadaan beasiswa Kaltim Tuntas hingga beasiswa cemerlang. 

Dalam rencana pembangunan tahun 2024, terdapat sejumlah infrastruktur yang akan dibangun. Abdunnur mengungkap bahwa rencana tersebut telah mendapatkan anggaran melalui bantuan pemprov untuk seluruh bangunan KDP atau gedung mangkrak sebanyak tujuh gedung dengan anggaran sekitar 170 miliar.

“Itu semua target besar, termasuk pembangunan rumah sakit pendidikan. (Pembangunan rumah sakit) itu (dibangun) karena kita tidak ingin lagi mahasiswa baik calon dokter atau co-ass (co-assistant) (melakukan praktik) di rumah sakit-rumah sakit yang berbayar. Kan RSGM sudah ada, rumah sakit gigi mulut. Tahun ini juga akan kita (sediakan) peralatan alat-alat rumah sakit gigi mulut itu (dengan biaya sebesar) 56 miliar,” ungkapnya. 

Dari sekian banyaknya harapan dan angan yang telah Abdunnur beberkan, satu hal yang ia garis bawahi adalah penyamaan persepsi dari seluruh civitas akademika. Akhir kata, Rektor Unmul itu berharap agar kampus yang ia pimpin dapat mencapai seluruh tujuan yang telah dicanangkan berkat adanya keselarasan visi dan misi.

“Jika kita sudah memiliki persepsi, misi, tujuan yang sama dari semua komponen tadi, maka tidak ada hal yang sulit untuk mencapai target. Sekarang masih berpikir parsial-parsial, ‘kan? Jadi, ke depan saya ingin dari sisi struktur, pimpinan, juga ada integrated management yang terintegrasi,” kuncinya mantap. (dre/zrt/mar/ary).



Kolom Komentar

Share this article