Berita Kampus

4 Mahasiswa Kedokteran Ikuti Ajang SIMPIC di Negeri Gajah Putih

Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) bersama sang dosen melawat ke Negeri Gajah Putih untuk mengikuti ajang internasional. (Sumber foto: dok. pribadi Amalia Aswin)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA - Pada Jumat (24/2) empat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan ditemani seorang dosen melawat ke Negeri Gajah Putih. Mereka hendak mengikuti ajang internasional untuk melawan mahasiswa dari seluruh dunia.

Nama ajang itu adalah Siriraj International Medical Microbiological, Parasitology and Immunology Competition (SIMPIC) diadakan oleh Siriraj Hospital, Madihol University, Thailand. Gelaran ini merupakan lomba tahunan dan amat terkenal di kalangan mahasiswa kedokteran. Sebelum mengikuti lomba tersebut para calon peserta harus  mengikuti seleksi dengan menyerahkan esai dan motivation letter sesuai tema yang telah ditentukan.

Adalah Amalia Aswin, William Marampa, Herwidia Zaman, dan Sesilia Anita berhasil lolos dari pintu seleksi itu. Sekaligus menjadi wakil pertama bagi Unmul yang hadir dalam ajang bergengsi tersebut. Mereka mendatangi Thailand dengan persiapan cukup dan akan bertarung melawan 50 peserta yang juga lolos seleksi.

Amalia menceritakan pengalamannya selama di Thailand. Pada hari pertama, ia dan tim mengikuti Opening Ceremony dan Welcome Party yang diisi dengan acara penyambutan para peserta lomba. Masuk hari kedua mulai diadakan First Round yang mana para peserta mengerjakan MCQ yaitu soal pilihan ganda berjumlah 60 soal dan praktikum kedokteran. Setelah itu mereka diajak Sightseeing, yaitu mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada di Thailand. Pada hari ketiga diadakan workshop tentang kedokteran.

Namun, sayangnya proses yang diikuti itu tak membuat mereka lolos ke babak final. Amalia dan kawan-kawan terpaksa terhenti langkahnya di babak semifinal.

Tapi, kekalahan tak perlu didramatisir. Amalia justru sangat terkesan dengan sistem perlombaan yang diadakan oleh mahasiswa Kedokteran di Madihol University. Sebab, tak cuma lomba mereka juga diajak untuk bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya.

"Jadi tidak hanya berteman dengan anak Indonesia saja, tapi sama anak-anak dari mana saja seperti dari China, Jepang, dari Thailand-nya sendiri, Bangladesh ada, jadi pengalaman juga menjalin pertemanan," tuturnya.

Di sisi lain, ia juga mengeluhkan posisiUnmul yang kurang mendukung terhadap bantuan pembiayaan kepada keempat mahasiswa yang berangkat untuk membawa nama almamater. Amalia mengaku sebagian biaya yang ditanggung adalah milik pribadi. Tetapi, untungnya Unmul, ia katakan, sudah ada menjanjikan 50% bantuan dana.

"Semoga dari pihak Unmul sendiri dapat membantu pembiayaan, supaya para mahasiswa lain semangat dalam mengikuti lomba-lomba internasioal seperi ini," tutupnya. (fqh/wal) 




Kolom Komentar

Share this article