21 Tim Unmul Lolos Pendanaan PKM, Tim Zora Land dan Tim Parsel Nusantara Siap Jadi Agen Perubahan
Cerita mereka yang lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
SKETSA — Jumat (23/6) lalu, akun Instagram resmi Unmul mengumumkan 21 tim yang berhasil lolos dalam pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023. Program yang diusung oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Studi di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) ini mewadahi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang mereka dapatkan di bangku perkuliahan kepada masyarakat luas.
Mahasiswa yang lolos di antaranya pada bidang Riset Eksakta (RE) 8 tim dan 6 tim lolos bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PM). Untuk bidang Riset Sosial Humaniora (RSH) dan Karsa Cipta (KC) masing-masing 2 tim. Sedangkan untuk bidang Kewirausahaan (K), Penerapan Iptek (PI), dan Video Gagasan Konstruktif (VGK) masing-masing 1 tim.
Sketsa berkesempatan untuk mewawancarai dua tim yang lolos dalam program tersebut. Keduanya adalah Tim Zora Land dari FKM dan Tim Parsel Nusantara dari FT.
Kepada Sketsa, Anindya Sashi Kirana selaku Ketua Tim Zora Land mengaku tak menyangka jika proposal dari tim yang ia nakhodai berhasil lolos hingga tahap pendanaan.
“Sangat terkejut, bersyukur, dan tidak menyangka akan lolos (pendanaan PKM) dikarenakan banyaknya partisipan dalam program ini yang diikuti oleh semua perguruan tinggi, sekolah tinggi yang ada di Indonesia, sehingga kecil kemungkinan akan lolos mengingat rumitnya proses dan ketat seleksinya,” aku Anindya ketika diwawancarai Sketsa secara daring, Selasa (20/6) lalu.
Mengusung tema bertajuk “Penerapan Permainan Zora Land dalam Mencegah Kecanduan Handphone pada Murid Taman Kanak-kanak di Desa Sumber Sari”, Anindya mengungkap bahwa alasan di balik pemilihan tema tersebut dikarenakan adanya urgensitas anak terhadap keberadaan ponsel pintar di masa kini.
"Melihat isu terkini terkait kecanduan handphone atau gadget pada anak yang dapat mengganggu tumbuh kembang dan mengganggu kesehatan mata pada anak dalam sudut kesehatan. Sedangkan dalam sudut pendidikan dapat mempengaruhi keterlambatan pencapaian perkembangan yang harus dicapai oleh anak usia dini seperti pada jenjang Taman Kanak-Kanak,” ungkap Anindya.
Harapnya, Tim Zora Land sebagai agen perubahan mampu berkontribusi dalam mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh anak-anak di Desa Sumber Sari.
Menyoal kendala yang dilalui selama penyusunan proposal, Anindya mengaku bahwa singkatnya tenggat waktu yang diberikan untuk menyiapkan proposal cukup menghambat tim asal FKM itu, sehingga proposal yang dihasilkan dirasa kurang maksimal.
Adapun target yang ingin Tim Zora Land capai yakni agar program yang mereka usung itu berguna bagi mitra dan masyarakat di Desa Sumber Sari. Mereka berharap, Tim Zora Land dapat melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) sehingga masyarakat luas bisa merasakan manfaat dari program yang mereka ciptakan.
"Diharapkan program yang dijalankan dapat bermanfaat bagi mitra dan sekitarnya, serta program (dari Tim Zora Land) dapat disebarluaskan agar tidak berhenti di pelaksanaan programnya saja,” pungkasnya.
Beralih ke Tim Parsel Nusantara, tim yang dipimpin oleh Shafa Nur Alifia. Layaknya Anindya, Ketua tim asal FT itu pun juga tak menyangka jika tim yang ia bawahi akan lolos menjadi salah satu tim yang menerima pendanaan. Mengingat, ini adalah pengalaman pertama mereka dalam mengikuti program PKM. Tema kewirausahaan yang dipilih pun berhasil membawa mereka melaju ke tahap pendanaan proposal.
"Di PKM ‘kan ada delapan bidang. Kelompok saya memilih bidang kewirausahaan karena untuk bidang lain lumayan saintifik, lah. Kami ‘kan baru pertama kali ikut PKM, jadi coba yang benar-benar memungkinkan untuk kami, yang sesuai juga sama bidang kami, namun tetap bisa bermanfaat besar bagi target kami. Yang paling aman, lah, buat kami yang baru coba ikut PKM pertama kali,” ungkap Shafa pada Kamis (29/6) lalu.
Serupa dengan Tim Zora Land, kendala selama proses persiapan proposal tak luput mereka jumpai. Mulai dari minimnya informasi program dari masing-masing fakultas, hingga waktu penyusunan proposal yang terlalu singkat. Namun, Tim Parsel Nusantara bersyukur karena mampu melewati kendala tersebut.
Dukungan penuh dari kampus seperti pemberian bimbingan dan pembekalan, serta konversi mata kuliah turut menjadi kunci keberhasilan dari kedua tim. Bahkan, Shafa mengungkap bahwa mereka mendapat penghargaan berupa konversi mata kuliah dengan nilai A dan jaminan konversi Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) jika bisa melaju hingga Pimnas.
Di tengah gempuran Kampus Merdeka yang menawarkan sejumlah program menarik yang kini sedang digandrungi mahasiswa, awak Sketsa pun penasaran dengan alasan yang memotivasi kedua tim untuk mengikuti PKM dibandingkan dengan program Kampus Merdeka. Keduanya pun dengan kompak menjawab bahwa ingin melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui program yang mereka canangkan.
Shafa menambahkan bahwa terdapat beberapa kelebihan dari PKM yang mungkin tak ditemui dari program besutan Kampus Merdeka. Di antaranya adalah peserta tidak dibatasi oleh minimal semester dan bisa dilakukan secara berkelompok.
Tidak berhenti sampai di sini, nantinya kedua tim tersebut akan menjalankan pengabdian sesuai dengan tema yang dipilih. Baik Tim Zora Land maupun Parsel Nusantara telah menentukan target untuk program pengabdiannya ke depan.