Teknologi

Siswi Jepang Ini Bukan Manusia

Saya edisi 2015 (Kiri) Saya versi terbaru 2016 (Kanan). (Sumber foto: bbc.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA  – Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi selalu mengalami kemajuan dan semakin canggih. Salah satunya Computer-Generated Imagery (CGI) yang banyak digunakan dalam industri animasi. CGI dapat membuat efek visual komputer yang tampak nyata seperti aslinya. Efek CGI terbilang sukses jika yang melihat tidak bisa membedakan apakah adegan ataupun karakter tersebut nyata atau hanya sekadar efek visual komputer.

Tahun 2015 silam, dua orang pasangan seniman asal Jepang mengejutkan warganet dengan tersebar luasnya foto seorang gadis berambut pendek dengan pakaian sekolah khas Negeri Sakura tersebut. Mereka adalah Teruyuki Ishikawa dan Yuka Ishikawa, atau dikenal sebagai Telyuka. Mereka telah berhasil menciptakan karakter CGI gadis sekolah yang diberi nama “Saya”.

Karakter Saya diperkenalkan ke publik melalui website telyuka.com pada 2015 dan diposting kembali pada 2016 dengan beberapa perubahan. Saya sontak menjadi seorang selebritas Jepang. Berbeda dengan selebritas lain, Saya adalah selebritas yang unik karena ia adalah hasil dari sebuah produk lab komputer Tokyo.

Saya memiliki paras yang khas Perempuan Jepang. Dengan tampilan rambut pendek berponi, mata kecokelatan, kulit putih susu, dan bintik matahari di sekitar hidung dan pipinya, Saya benar-benar tampak layaknya manusia sungguhan. Helai demi helai rambut hingga seragam sekolah yang dipakai dari leher hingga kaki Saya dibuat dengan sangat detail. Warganet dibuat bingung apakah Saya adalah seorang manusia sungguhan atau tidak.

“Aku tak melihat apa pun melainkan seorang perempuan sungguhan dalam gambar ini,” ucap salah seorang pengguna Twitter.

Dikutip dari bbc.com, Yuka Ishikawa mengungkapkan bahwa Saya terinspirasi dari gadis-gadis yang ia lihat di area Shibuya yaitu daerah hangout favorit para remaja perempuan Tokyo. Ekspresi wajah, gerak-gerik, dan kepribadian Saya merefleksikan seorang gadis yang berumur 17 tahun, walaupun secara spesifik Saya tidak mempunyai umur pasti.

“Dia (Saya) sopan dan baik, seorang murid dengan etika dan moral yang kuat,” ucap Yuka Ishikawa.

Yuka menambahkan, “Kami juga fokus terhadap karakter Jepang yang kawaii atau keimut-imutan. Saya adalah representasi dari kawaii yang modern.”

Pasangan Ishikawa telah memulai proyek ini sejak tahun 2015. Pada awalnya, Saya hanyalah sebuah proyek sampingan yang akan dibuat sebagai karakter dalam sebuah film pendek. Melihat respons positif ketika Saya dikenalkan ke publik, mereka memutuskan untuk sepenuhnya mengembangkan Saya. Sejauh ini selain menyebarkan foto Saya, mereka juga telah membuat video tentang Saya dengan gerakan dan efek visual yang sangat halus.

Pasangan Ishikawa berharap untuk ke depannya Saya bisa berinteraksi dengan manusia seperti memberikan dukungan emosional kepada mereka yang membutuhkan. (rrd/els)



Kolom Komentar

Share this article