Sosok

Buah Hatiku, Semangat Kuliahku

Dian Yostiarini, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik bersama ibunda dan anaknya. (Foto: Mayang I. R. Biru)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


SKETSA – Menjadi mahasiswa itu melelahkan. Masuk kuliah setiap hari, tugas, ujian, praktikum, juga laporan. Belum lagi kalau dosen yang mendadak tidak jadi masuk kelas, dan mengharuskan kita untuk mengatur ulang jadwal kuliahnya. Mahasiswa biasa saja bisa kelimpungan, lalu bagaimana dengan mahasiswa yang juga seorang ibu?

Rina Indahsari Tamrin dan Dian Yostiarini adalah dua di antaranya. Mereka masih aktif berkuliah sambil mengurus anak. Saat ditemui di kediamannya, Selasa (15/11) lalu, mereka sama-sama menceritakan pengalamannya ketika harus berkuliah pada masa kehamilan.

“Untungnya aku enggak ngidam apa-apa sih waktu hamil,” ujar Dian kepada Sketsa.

Berbeda dengan Dian, Rina justru merasa tidak nyaman ketika harus ke toilet.

“Bisa muntah-muntah kalau ke wc,” ucapnya.

Rina menambahkan, suaminya sampai menyarankan untuk buang air kecil di luar.

Rina adalah seorang mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), dia berkisah harus menapaki tangga hingga lantai tiga untuk berkuliah. Serupa, Dian, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bahkan harus berjalan kaki dari kostannya sampai ke kampus.

Saat usia kehamilan delapan bulan, Rina sempat mengambil cuti selama satu semester. Hal tersebut mengharuskannya menunda masa KKN. Proses melahirkan Dian yang bertepatan dengan libur kuliah, membuatnya tidak mengambil cuti. Saat liburan usai, perempuan berjilbab itu tetap berkuliah seperti biasa.

Keduanya melahirkan secara normal di Bontang. Dian melahirkan seorang anak perempuan yang kini berusia dua bulan, sedangkan Rina melahirkan anak laki-laki enam bulan lebih dulu.

Kini, Dian tinggal bersama ibunya di sebuah kostan di daerah Pemuda. Sedangkan suaminya bekerja di sebuah perusahaan di Bontang. Perempuan kelahiran 1996 itu sangat terbantu dengan kehadiran sang ibu di sisinya. Yang senantiasa menjaga putrinya saat ia menuntut ilmu. Ibunya juga selalu mengingatkan dan mengajarkan Dian soal mengurus anak.

“Biasanya, saya marah kalau Dian itu belajar, terus lupa waktunya nyusuin anaknya,” ujar Yosi, ibu Dian.

Sedangkan Rina, hanya tinggal berdua dengan sang anak di kostan daerah Perjuangan.

“Kadang sedih juga sih, apalagi dia (anaknya) sempat masuk rumah sakit,” tuturnya.

Perempuan 21 tahun itu menambahkan, dengan hadirnya sang anak, justru membuatnya makin dewasa.

“Mendewasakan diri juga. Yang biasanya kuliah jam delapan, baru bangun jam tujuh, sekarang harus bangun jam setengah enam. Masak buat anak, nyusuin, mandiin, sampe bawa dia ke kampus,” terangnya.

Untungnya, mereka mendapat dorongan dari orang terdekat untuk terus semangat kuliah. Rina mengatakan, teman sekelasnya justru kadang bergantian menggendong sang anak. Dosen pun tak ada yang mempermasalahkan. Sedang Dian, mendapat dorongan penuh dari sang ibu untuk menyelesaikan kuliahnya. Ibunya berkata bahwa bagaimanapun keadaannya Dian harus semangat menyelesaikan studinya, demi masa depan yang lebih baik. (bru/wal)



Kolom Komentar

Share this article