Resensi

What They Don’t Talk About When They Talk About Love: Tidak Pernah Ada Keterbatasan Dalam Mencintai

Film yang menampilkan kisah cinta remaja berkebutuhan khusus.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Dailymotion

SKETSAWhat They Don’t Talk About When They Talk About Love, sebuah film Indonesia 2013 yang disutradarai oleh Mouly Surya ini mengisahkan tentang dua kisah cinta murid Sekolah Luar Biasa (SLB). Yakni Diana (diperankan Karina Salim) serta teman bernama Fitri (diperankan oleh Ayu Shita).

Dalam kisahnya, Diana adalah seorang penyandang low vision impairment, yaitu sebuah penyakit penglihatan yang mengharuskan penyandangnya menggunakan kacamata khusus. Diana jatuh cinta dengan teman sekelasnya yang tunanetra bernama Andhika (diperankan Anggun Priambodo).

Berbagai cara dilakukan oleh Diana untuk menarik perhatian Andhika. Mulai dari memakai parfum kesukaan Andhika, mencoba mengobrol mengenai berbagai hal bahkan diam-diam ia memperhatikan Andhika dari kacamata khususnya. Namun, saat itu Diana belum mengetahui bahwa Andhika telah memiliki seorang kekasih. 

Di sisi lain, Fitri mempercayai mitos tentang hantu dokter yang dapat mengabulkan semua permintaan. Namun karena dirinya tunanetra, ia selalu melakukan interaksi dengan dokter hantu sehingga akhirnya percaya akan mitos itu. Fakta yang tak diketahuinya adalah bahwa dokter hantu tersebut adalah seorang laki-laki bernama Edo (diperankan oleh Nicholas Saputra) dan menyandang tunarungu-wicara.

Keterkaitan empat tokoh dengan keterbatasan inilah yang unik. Skenario juga disuguhkan dengan baik, di mana keempat tokoh tersebut memperjuangkan cintanya. What They Don't Talk About When They Talk About Love menyajikan scene minim dialog, namun mampu menggerakkan sisi emosional.

Film ini menggambarkan kehidupan dari kaum minor yang jarang terjamah. Yakni siswa-siswa yang bersekolah di SLB dan sering dipandang sebelah mata. Padahal, murid-murid SLB tidak jauh berbeda dengan murid normal dan layak punya pengalaman sebagaimana manusia pada umumnya.

Mouly Surya menggambarkan dengan baik bagaimana Diana, Fitri dan Andhika mampu mengikuti pelajaran dengan baik meski orang lain meragukannya. Bahkan dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka juga layak merasakan cinta dan kasih sayang. Tertarik menyaksikan kisah dengan kemasan unik ini? (ahn/rst)



Kolom Komentar

Share this article