Resensi

The Red Door: Hal-hal yang Perlu Dikritisi dari Insidious

Film terbaru dalam seri Insidious yang berlatarkan dunia supranatural yang apik dan hal-hal yang perlu dikritisi

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: IMDb

SKETSA – Kalian yang suka tontonan bergenre horor, mungkin sudah tidak asing lagi dengan film Insidious. Sejak Oktober 2020 lalu, pihak Sony Pictures telah mengonfirmasi bahwa Insidious akan kembali rilis. Pengikut Insidious tentu tidak mau ketinggalan menyaksikan kelanjutan dari kisah mengerikan yang dialami oleh keluarga Lambert ini. 

Kabar gembiranya, waralaba film horor ini kembali ke layar lebar dengan seri kelimanya yang bertajuk, Insidious: The Red Door, yang secara resmi tayang di seluruh bioskop Tanah Air pada Rabu (12/7) lalu. Sesuai dengan judulnya, film ini pastinya berkaitan dengan sesuatu di balik sebuah pintu berwarna merah. Apakah sesuatu itu? Hal tersebut pun terjawab melalui adegan  berbalut jumpscare yang dapat mengejutkan penonton.

Jumpscare yang terbaca 

Secara keseluruhan, film Insidious 5: The Red Door ini memiliki alur maju berlatarkan waktu 10 tahun ke depan, tepatnya saat Dalton Lambert baru menempuh pendidikan tinggi di sebuah universitas. Sejak itu, para iblis di masa lalu yang pernah mengganggu keluarga Lambert datang kembali. Untuk menghentikan teror iblis itu, Dalton dan Josh harus kembali  ke The Further (tempat jiwa-jiwa orang mati dan makhluk-makhluk jahat berada) dan menghadapi sosok menyeramkan yang ada di balik pintu merah sekali lagi. Padahal, pasangan ayah dan anak itu telah dihipnotis untuk melupakan kejadian mengerikan yang mereka alami pada dua seri sebelumnya.

Kengerian dalam film ini tampaknya terfokus pada jumpscare dan kurang dalam mengembangkan karakter-karakter yang ada. Memang, jumpscare layaknya bumbu penyedap yang harus ada untuk mengejutkan penonton dan menghidupkan situasi menyeramkan. Namun, tanda-tanda jumpscare telah tersebar sejak awal sehingga penonton telah bersiaga akan kemunculan sosok yang tiba-tiba. 

Dengan durasinya yang lumayan panjang (107 menit) film ini memiliki peluang lebih untuk memberikan hal unik yang berbeda dari empat seri sebelumnya. Namun, film ini sepertinya tidak memanfaatkan durasi yang ada dengan baik untuk membangun ketegangan dan mengeksplorasi aspek supranatural  lebih dalam. Penggemar mengenal Insidious dengan ketegangan atmosferik, jumpscare, dan eksplorasi aspek supranaturalnya. 

Karakter menarik tidak disorot dengan baik

Selain kurangnya kematangan jumpscare yang telah dituliskan di atas, kekurangan juga terletak pada minimnya pengembangan karakter. Sangat disayangkan, Armagan, dosen Dalton memiliki potensi menarik yang seharusnya bisa lebih dieksplorasi. Sejak awal Armagan cukup menyita perhatian, terlebih lagi dia adalah dosen favorit karakter utama, Dalton. Armagan berperan penting dalam membuka kembali ingatan Dalton satu dekade  lalu. Pada kenyataannya, Armagan hanya tampil sebagai karakter pendukung di film tersebut.

Menariknya, Patrick Wilson, karakter utama yang juga berperan sebagai Josh Lambert dipercaya memegang setir atas film bergenre horor supranatural ini. Namun, hal tersebut menuai banyak pro kontra. Pasalnya, ini adalah debut perdananya menjadi produser. Penonton berharap lebih sejak film terakhir dirilis. Banyak yang beranggapan Patrick Wilson seharusnya fokus untuk menjadi aktor saja.

Sebagai seri terakhir, Insidious 5 diharapkan memberi konklusi yang memuaskan. Meskipun memberikan penutupan yang baik untuk hubungan keluarga Lambert, film ini tidak memberikan penutupan yang epik mengenai iblis di The Further. Mungkin, Sony Pictures telah merencanakan sekuel untuk seri berikutnya.

Namun, harus ditekankan kembali bahwa setiap orang memiliki preferensi yang berbeda dalam memandang film horor. Mungkin ada orang yang menikmati pengalaman menonton Insidious: The Red Door, mungkin pula ada yang kecewa karena tidak selaras dengan ekspektasinya. 

Untuk penutup, sebelum menonton Insidious: The Red Door, sebaiknya kalian menonton seri sebelum-sebelumnya terlebih dahulu karena setiap seri saling berkesinambungan. Belum lagi film ini memiliki penamaan atau istilah-istilah tersendiri.

Bagaimana menurutmu? Masih tertarik menonton? Teruntuk yang telah menyaksikan, menurutmu berapa rating yang pantas untuk Insidious: The Red Door? (xel/ems)



Kolom Komentar

Share this article