Resensi

Pengabdi Setan, Teror Klasik Ibu Datang

Sebuah film horor karya Joko Anwar yang merupakan reboot dari film horor fenomenal dengan judul sama, Pengabdi Setan (1980). (Sumber foto: postfilm.com)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sutradara: Joko Anwar
Produser : Subagio S.
Gope T. Samtani
Penulis    : Joko Anwar
Pemeran : Tara Basro
Dimas Aditya
Bront Palarae    
Endy Arfian
Ayu Laksmi
Elly Luthan
Nasar Annuz    
Arswendy Being Swara
Egi Fedly
M Adhiyat
Fachri Albar
Asmara Abigail
Produksi  : Rapi Films
Tanggal rilis: 28 September 2017
Durasi     : 104 menit


SKETSA – Yang terbayang di benak sebagian orang ketika membicarakan film horor Indonesia pasti hanya menjual tubuh dan kengerian sesaat. Namun, bakal berbeda dengan film horor satu ini. Film karya Joko Anwar yang merupakan reboot dari film horor fenomenal dengan judul sama, Pengabdi Setan (1980). 

Reboot Pengabdi Setan berada di bawah bayang-bayang karena para penggemar di era lama masih merasakan atmosfer keseraman yang lekat di dalam film sebelumnya. Pengabdi Setan karya Joko  berkisah tentang sebuah keluarga yang diganggu hantu sejak kematian ibu mereka. Mulai dari suara lonceng yang biasanya ibu mereka gunakan untuk memanggil anggota keluarganya ketika butuh bantuan, lagu karya sang ibu, sampai penampakan arwah dari ibu. 

Dibandingkan dengan pendahulunya, cerita Pengabdi Setan cukup banyak berubah, tetapi tetap hadir dengan benang merah yang masih sama. Latar di tahun 1980 juga membuat penonton serasa bernostalgia. Di samping kelengkapan barang-barang zaman dahulu yang cukup membuat suasana jadi lebih mencekam. 

Dibanding film horor lain yang menjual jumpscare belaka, Pengabdi Setan hadir dengan jalan cerita yang rapi. Jantung serasa dipermainkan karena film yang berdurasi dua jam ini mengajak penonton untuk tidak selalu berteriak ketika menonton. Masih dapat ditemui adegan kehangatan keluarga yang membuat terharu hingga kelucuan sederhana yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. 

Meski begitu, Pengabdi Setan hadir bukan tanpa cela.  Pemilihan pemain masih terasa kurang cocok. Tara Basro yang memerankan Rini terlihat jauh lebih tua dibanding umur karakter yang masih 22 tahun. Itu membuat tokoh ayah yang diperankan aktor asal Malaysia, Bront Palarae terlihat sepantaran dengan tokoh Rini. Apresiasi bisa diberikan kepada tokoh Tony yang diperankan M. Adhiyat yang berhasil membuat emosi bercampur aduk lewat wajah polosnya. 

Sementara efek make up dibuat senatural mungkin. Meski tetap ada cela di karakter Hendra (Dimas Aditya) yang rambut gondrong ala anak muda era 80-an masih terlihat seperti memakai wig. Namun sangat baik untuk make up sang ibu (Ayu Laksmi) yang berhasil membikin merinding. Di tambah lagi Ayu Laksmi pandai memainkan mimik kaku yang seakan mampu mengantarkan mimpi buruk bagi siapapun yang melihat.

Tak perlu menonton Pengabdi Setan versi 80-an karena ini bukan film sekuel. Joko Anwar hanya berharap film ini dapat ditonton oleh kalangan milenial sekaligus memberi apresiasi besar terhadap film sebelumnya garapan Sisworo Gautama Putra. (mwp/wal)



Kolom Komentar

Share this article