Puisi

Puisi Cenderawasih Untuk Kaum Beradab

Sebuah puisi tentang keresahan Papua dan sikap rasis.

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber: Google.com

Baris hujan berjejeran,

Menusuk kalbu cenderawasih.

Kabut pagi merambat ke seluruh pelosok negeri.                                                        

Pagi itu, cenderawasih risau, gelisah.


Tubuh cenderawasih seperti disergap hujan peluru,

Darah pun tertabur, di atas perut bumi cenderawasih.

Hatiku meronta ingin berteriak untuk mereka kaum beradab

Sebab ada janji setia yang di cabik-cabik

Mereka mengaku beradab tapi tak mengerti adat


Hei……Kaum beradab

Mutiara hitam yang kau sanjung

Cenderawasih cantik yang kau cintai

Pegunungan emas yang kau gali

Kini kau caci maki


Hei…..Kaum beradab

Papua yang terlahir dari rahim beradat dan bermartabat

Tidak layak kau sandingkan dengan monyet


Hei……..Kaum beradab

Bukankah ibu kita itu satu

Lalu mengapa,

Harus ada yang ditirikan? 


Hei…..Kaum beradab

Bhineka Tunggal Ika yang kau teriakan

Itu untuk apa?

Itu  untuk siapa?

Sebab yang terdengar di telingaku, bukan itu

Tapi boneka tunggal tawa


Teriris lagi luka itu

Sebab hanya anak cenderawasih yang teriak mengemis

Anak-anak burung lain hanya diam membisu tak bersiul

Tapi mengaku anak burung,

Miris..


Ditulis oleh Farhan Namapaji, mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan, FPIK 2015.



Kolom Komentar

Share this article