Pagi itu..
Sebuah puisi dari Jati Dwi Juwitaningrum. (Sumber foto: pxhere.com)
Pagi itu sepasang mata anak ini terbuka, ia terbangun dari lelap tidurnya
Hari yang tak pernah disangka olehnya
Kain-kain tirai terpasang, coba sembunyikan suasana
Tiba-tiba seseorang berbisik di telinganya
"Tenang dan kuatlah sayang...," katanya
Perlahan ia hampiri, ia singkap kain demi kain di sana
Ia coba menerka, apa yang ada di balik sana?
Tirai itu seperti mengujinya, lalu bertanya, "Siapkah kau melihatnya?"
Ya, tapi langkahnya semakin ragu dan berat saja
Akhirnya, ia tahu meski samar-samar akalnya terima
Tanpa disadari meneteslah air matanya, layaknya pipa bocor, tak bisa berhenti begitu saja
Lelapnya di malam hari, berganti suasana pagi dengan lantunan ayat suci yang menggema
Tentunya, kau tahu ini suasana apa?
Suasana di mana kau merasa kehilangan, dan mesti paham makna di balik kepergiannya
Sosok pria yang disebutnya bapak itu, harus terbaring kaku di bawah sana
Rasanya, si anak baru saja mendengar sang bapak bilang, "Jangan menangis, ya..."
Sayangnya, di pagi itu pesan si bapak masih tak berlaku untuknya
Ia pun tak merasa seakan waktu berhenti, hanya saja waktu berjalan lebih lama
Di pagi itu, anak 9 tahun ini mesti sadar, semua ada masanya
Ditulis Jati Dwi Juwitaningrum Mahasiswi Ilmu Komunikasi 2013