Kilau Persona
Sebuah puisi berjudul "Kemilau Persona" adalah penggambaran tentang seorang wanita yang dimuliakan, ditulis oleh Fadiah Adlina, Ilmu Komunikasi, Fisip 2015. (Sumber foto: tolongshare.beritaislamterbaru.org)
Ketika ia memilih untuk diam,
Bukan berarti tidak ada yang perlu diungkapkannya
Ketika ia mampu membawamu pada situasi yang tenang,
Bisa jadi ketenangan itu hanya bias rasa sakitnya
Ketika kau melihatnya menyendiri,
Jangan semena menilainya sebagai pribadi yang menutup diri
Hati manusia siapa yang tahu?
Ia memang munafik, menenggelamkan sakit dengan paksaan senyuman
Yang terkadang malah menyiksa diri
Terkadang ia juga bodoh, menahan sendiri pedih dan enggan berbagi
Membiarkan kepedihan itu perlahan-lahan memakan kisah hidupnya
Sedikit demi sedikit, hingga habis
Dan berakhir, tanpa kau tahu
Namun,
Ketika kau melihatnya tersenyum, lihatlah dengan jelas
Semburat garis di pipinya
Ditambah dengan setengah lingkaran sempurna mewarnai senyumnya
Ah, pantas saja ia dimuliakan
Tak perlu kau jauh-jauh mencari wanita mana yang ku maksud
Tengoklah sebentar wanitamu
Bukti cinta itu memang buta
Yang menyayangimu sejak belum bertemu denganmu
Renungkan kembali, lebih banyak mana yang kau lihat darinya?
Semburat senyumnya, ataukah berbagai “tingkah”nya
Demi meleburkan kepedihan
Keduanya bisa terjadi dengan alasan yang sama,
Semua karenamu
Ditulis oleh Fadiah Adlina, mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, angkatan 2015.