Bersama di Satu Sabtu
(Sumber foto: kompasiana.com)
Lelahku, lelahmu juga
Kita bergelimpangan, kita berserakan
Sudut-sudut huni kita tak karuan
Aku bertanya,
mengapa bintang bersinar
mengapa air mengalir
Dan bumi bisa-bisanya masih berputar
Kau mau makan dan kita sama-sama kelaparan
Menuju pulang, aku melihat lembayung senja beranjak tenggelam berganti malam
Kau bilang, jangan diam nanti tertidur
Dari kehidupan lain kita pergi
Dari kehidupan riuh kita berasal
Aku bisa saja memeluk siapa yang mencintaiku satu-satu
Tetapi aku lebih ingin mencintai kau yang hanya satu dengan pelukan berkali-kali
Kita sampai sebelum selesai
Ditulis oleh Amelia Rizky Yunianty, mahasiswi Sosiatri 2014, Darul Asmawan, mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Wahid Tawaqal mahasiswa Sastra Indonesia 2014 Fakultas Ilmu Budaya.