Puisi

Bermain Catur dengan Brigita

Sebuah puisi oleh Fitra Wahyuliansyah, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia. (Sumber ilustrasi: teuingteunyaho)

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


kau lihat kemenangan pada langkah ketiga puluh

di sudut papan catur, seorang raja meringkuk

di belakang—sepasang pion mengadang amarahmu, kau benci

aku menyulut rokok dan berkata:

aku ingin melarangmu,

tapi cinta—dia akan meredap-redup

sebagai kunang-kunang,

seperti aku


di teras, lampu gantung menyoroti adegan pertempuran itu

seekor kuda dan seorang uskup terkapar

di dekat sebuah benteng yang rubuh, seorang prajurit masih bertahan

di balik punggung tembok, bersembunyi dari bidik sniper musuh seraya mengutuk:

“perang sialan!” tapi ia melihat purnama

dan seorang perempuan mengulum senyum

dalam ingatannya


: aku akan selamat dari medan perang

sebagai pejuang atau pecundang


tapi sebuah granat menggelinding

dan menandai pertemuan ini dengan

remis


kau dan aku sepakat

memang tak perlu ada pemenangnya



Ditulis oleh: Fitra Wahyuliansyah, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, angkatan 2012.



Kolom Komentar

Share this article