Bermain Catur dengan Brigita
Sebuah puisi oleh Fitra Wahyuliansyah, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia. (Sumber ilustrasi: teuingteunyaho)
kau lihat kemenangan pada langkah ketiga puluh
di sudut papan catur, seorang raja meringkuk
di belakang—sepasang pion mengadang amarahmu, kau benci
aku menyulut rokok dan berkata:
aku ingin melarangmu,
tapi cinta—dia akan meredap-redup
sebagai kunang-kunang,
seperti aku
di teras, lampu gantung menyoroti adegan pertempuran itu
seekor kuda dan seorang uskup terkapar
di dekat sebuah benteng yang rubuh, seorang prajurit masih bertahan
di balik punggung tembok, bersembunyi dari bidik sniper musuh seraya mengutuk:
“perang sialan!” tapi ia melihat purnama
dan seorang perempuan mengulum senyum
dalam ingatannya
: aku akan selamat dari medan perang
sebagai pejuang atau pecundang
tapi sebuah granat menggelinding
dan menandai pertemuan ini dengan
remis
kau dan aku sepakat
memang tak perlu ada pemenangnya
Ditulis oleh: Fitra Wahyuliansyah, mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, angkatan 2012.