Opini

Game Frame dan Personalisasi: Strategi Komersialisasi Berita Politik?

Game Frame, sebuah narasi pemberitaan dengan penekanan membentuk narasi apik dan konsekuensinya bagi dunia politik

avatar
Sketsa Unmul

sketsaunmul@gmail.com


Sumber Gambar: Freepik

Menjelang pesta demokrasi 2024 mendatang, berita politik menjadi sorotan dan jumlahnya menjadi lebih banyak dari biasanya. Media massa mulai memperbanyak liputan terkait pasangan calon (Paslon), strategi kampanye, fokus isu-isu yang dibawa oleh Paslon, hingga perkembangan dinamika perpolitikan. Mendekati waktu pemilihan, kecenderungan media cetak maupun online untuk menggunakan game frame dan personalisasi lebih menonjol. 

Media mulai menggunakan sudut pandang tertentu untuk memengaruhi persepsi masyarakat terhadap para Paslon. Dengan game frame, narasi memang akan dibangun dengan baik karena tujuannya jelas untuk memikat dan memengaruhi. Tidak mudah menarik simpatik pembaca jika narasi yang dibawakan biasa-biasa saja. 

Dalam narasi game frame yang dibangun sedemikian rupa, ada kemungkinan terselip kepentingan. Entah kepentingan tersebut sifatnya negatif atau positif, untuk menjatuhkan atau mendukung. Memang tergantung pada bagaimana game frame dibentuk dan siapa yang mengontrol narasi atau penyajian informasi. Namun, alangkah lebih baiknya berhati-hati dan bijak sebagai penikmat berita, terutama berita politik. Sederhananya, berita sejenis ini bisa membuat anda berpikir banyak kali, misalnya yang awalnya memilih X bisa menjadi V.

Sementara itu, media juga kian marak menyajikan berita yang lebih sesuai dengan preferensi dan kepentingan individu, terkadang tidak substansial sama sekali. Berita yang dipersonalisasi mungkin memiliki daya tarik karena mampu menyentuh emosional pembaca dan isinya lebih mudah dipahami. Namun, berita yang menyuguhkan narasi tentang tindakan kandidat yang tidak berdampak dan kehidupan pribadinya bukanlah hal penting untuk diketahui khalayak umum. 

Game frame dan personalisasi adalah dua strategi yang kuat dalam menghadirkan informasi. Game frame memungkinkan kita melihat situasi melalui lensa ‘permainan’. Di sisi lain, personalisasi menciptakan ikatan emosional dengan fokus cerita pada pengalaman individu. Tujuannya tidak lain untuk menjangkau konsumen berita yang diproduksi. 

Ketika berita politik menjadi semakin ramai, penting untuk bijak mengkritik dan meningkatkan literasi media. Kita perlu memvalidasi informasi dari berbagai sumber yang terpercaya, memahami bagaimana game frame dapat mempengaruhi persepsi, dan terbuka terhadap sudut pandang lain.

Melalui tulisan ini, penulis yang juga pemilih pemula hanya menyampaikan keresahannya akan peredaran berita yang kurang berbobot. Suara keprihatinan ini dibuat sebagai pengingat diri sendiri untuk lebih bijak memilih dan memfilter informasi. Harapannya, terjadi peningkatan kualitas berita politik untuk kedepannya.

Opini ditulis oleh Selma Mela Elyani, Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional, FISIP 2022



Kolom Komentar

Share this article