Artificial Intelligence: Pisau Bermata Dua dalam Bayang-bayang Kecerdasan Buatan

Artificial Intelligence: Pisau Bermata Dua dalam Bayang-bayang Kecerdasan Buatan

Foto: Pexels

SKETSA - Google assistance, google maps, atau e-payment sudah tidak asing lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi tersebut merupakan contoh produk yang dihasilkan dari artificial intelligence atau kecerdasan buatan. 

Artificial intelligence (AI) merupakan salah satu cabang ilmu komputer yang dibuat khusus untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia. Contohnya adalah pemecahan masalah, pembelajaran, serta pengenalan pola. 

Bermula dari kemunculan komputer pada tahun 1940-an, di mana pada masa itu perkembangan komputer difokuskan untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien. Komputer dirancang agar dapat meniru kecerdasan dan perilaku manusia.

Memiliki cara kerja yang rumit, AI membutuhkan penggabungan data yang cepat, pengelolaan yang berulang, dan algoritma cerdas dengan jumlah yang banyak, serta memungkinkan perangkat lunak dapat belajar secara otomatis dari pola dan data yang dimiliki. 

Selain itu, diperlukan pula konsep untuk membentuk konsep AI, antara lain adalah machine learning sebagai pembuat model analitik menjadi otomatis, neural network sebagai pengklasifikasian pola, deep learning sebagai penganalisis data yang terus menerus, cognitive computing untuk menjadikan mesin dapat mensimulasikan proses kerja manusia dengan natural. Computing vision berfungsi sebagai penangkap gambar yang akan dijadikan informasi serta natural language processing sebagai penghubung antara mesin dan manusia dengan bahasa sehari-hari yang memungkinkan untuk ditiru. 

Perkembangan AI di tanah air terbilang cukup pesat. Tercatat sebanyak 196,7 juta penduduk Indonesia yang telah menjadi pengguna akses internet pada tahun 2020 silam. Sementara itu, terdapat 24,6% perusahaan di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi AI. Namun, jumlah tersebut nyatanya belum membuat Indonesia sepenuhnya siap untuk dihadapkan oleh penggunaan teknologi AI. Mengutip dari Oxford Insight, angka kesiapan adaptasi AI di Indonesia hanya menginjak 5,42%, menjadikannya sebagai urutan kelima di wilayah Asia Tenggara.

Hadirnya teknologi AI pada kehidupan sehari-hari memberikan manfaat bagi manusia, di antaranya adalah pengefisiensian waktu, produktivitas yang meningkat, meminimalisir kesalahan manusia (human error), hingga otomatisasi tugas. Namun, dari sekian manfaat yang diperoleh, AI dapat menimbulkan kerugian bagi manusia. Lantas, apa saja hal-hal yang ditimbulkan?

  1. Pengangguran meningkat

Digantinya tenaga manusia dengan sistem komputer atau robot seperti penjaga loket parkiran tentunya membuat banyaknya tenaga kerja yang tak lagi dibutuhkan. Dikutip dari inet.detik.com, tercatat sebanyak 36 juta orang yang pekerjaannya rawan digantikan oleh otomatisasi. Setidaknya ada 70% dari pekerjaan yang bisa dilakukan oleh AI, mulai dari penjualan, analisis pasar, sampai pekerjaan gudang. 

  1. Pelanggaran privasi

Banyaknya penggunaan produk AI seperti smartwatchsmartphone, atau activity tracker memudahkan pelaku kriminal untuk melacak atau meretas data seseorang. Contohnya adalah ketika pemerintah China yang memanfaatkan fitur pengenal wajah untuk mendeteksi pergerakan warganya. 

  1. Deepfake

Deepfake menjadi salah satu produk dari AI yang menimbulkan dampak negatif bagi manusia. Menggabungkan dan menempelkan gambar atau video yang ada ke sumber gambar atau video sering kali disalahgunakan untuk membuat video pornografi, berita palsu, perundungan,  dan penipuan finansial. 

  1. Bias algoritma serta kesenjangan sosial

Teknologi AI yang diciptakan oleh manusia ini ternyata menimbulkan bias pada hal tertentu. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan algoritma dan data yang digunakan pada AI, misalnya, bias algoritma pada hasil mesin telusur serta media sosial. Bias atau ketidakadilan akan berdampak pada pelanggaran yang tidak disengaja hingga bias sosial seperti ras, etnis, gender, dan seksualitas menjadi kuat. (snk/dre)