SKETSA - Rifqi Farhan, Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan 2015 berhasil terpilih menjadi Presiden Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan Indonesia (Hima Superindo).
Dikutip dari laman web Tribun Kaltim, Hima Superindo merupakan organisasi tingkat nasional. Organiasi yang terbentuk pada 21 Januari 2012 di Universitas Brawijaya ini fokus pada pengelolaan perairan yang berkelanjutan. Kini Hima Superindo memasuki usianya yang ke enam.
“Alhamdulillah sampai sekarang ada 22 universitas yang bergabung menjadi anggota aktif, “ ungkap Rifqi saat ditemui awak Sketsa di gazebo depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Rabu (14/02) lalu.
Sebelumnya Rifqi sudah mengenal Hima Superindo sejak berstatus sebagai mahasiswa baru. Namun saat itu ia belum memutuskan untuk bergabung. Alasannya, Rifqi mengaku belum memiliki keberanian mengikuti organisasi tingkat nasional.
“Belum berani, padahal kepengen. Masih ada tugas, kesibukan organisasi juga masih,” ucapnya.
Hingga September tahun lalu di Institut Pertanian Bogor (IPB), Rifqi memutuskan untuk ikut dalam acara Rehabilitasi Nasional (Rehabnas) Lamun di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Masih di tahun yang sama, tepatnya November, pria jangkung ini terpilih menjadi presiden secara musyawarah di Universitas Brawijaya. Rifqi mengaku ia tidak merasa terbebani dengan menjadi Presiden Hima Superindo.
Tak hanya mendapat dukungan dari rekan-rekan satu jurusannya, Rifqi juga mendapat restu dari kedua orang tuanya. Bagi orang tua Rifqi, hal yang terpenting adalah Rifqi mampu membagi waktu dengan baik, antara kuliahnya dan organiasi yang tengah digelutinya.
Rifqi tak menampik selain harus cakap membagi waktu, menjadi presiden dari organisasi berskala nasional tentu memerlukan banyak biaya. Inilah salah satu masalah yang cukup membuatnya risau.
Diakui Rifqi kegiatan-kegiatan Hima Superindo sering dilaksanakan di luar kota, namun dalam jarak waktu yang lama sehingga Rifqi memiliki waktu untuk mengumpulkan dana.
"Kita sudah tahu bulan sembilan ke kepulauan Riau, bulan sebelas nanti ke Yogyakarta. Ya untung aja masih ada jangka waktu untuk mencari dana,” terang Rifqi yang tahun lalu menjabat sebagai Ketua HMJ Manajemen Sumber Daya Perairan.
Pria berkacamata ini mengaku suka bertemu dengan orang-orang baru, sebab itu kesulitan yang dialaminya adalah jarak yang menyebabkan ia tak bisa sering-sering bertemu dan berbicara langsung dengan anggotanya.
“Yang sebenarnya kita enggak pernah ketemu, tapi pas ketemu seneng. Itu sih menurut saya, itu hal yang menyenangkan,” ungkap alumnus SMA Negeri 1 Samarinda itu.
Tiga forum nasional yang menjadi agenda rutin Hima Superindo yakni Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Kegiatan Mahasiswa Rehabilitasi Nasional (Rehabnas) dan terakhir Musyawarah Nasional.
Beberapa waktu lalu, Hima Superindo berkesempatan mengadakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Unmul. Mukernas kali ini dalam rangka pelantikan Badan Eksekutif Pusat sekaligus membahas program kerja selama setahun ke depan.
Selain Mukernas di Unmul, Hima Superindo juga menggelar Rehabnas di Universitas Maritim Raja Ali Haji Kepulauan Riau dan Musyawarah Nasional di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pokok utama Hima Superindo adalah Kegiatan Mahasiswa Rehabilitasi Nasional. Namun, hingga kini Hima Superindo belum menjadi organisasi yang legal.
“Yang jadi concern dari kita sendiri yaitu legalitas. Kita masih diusahakan untuk adanya pengakuan, naungan dari pemerintah. Kemarin itu hampir, cuma terkendala yang lagi ramai dibicarakan sekarang, itu tadi draft proposal yang ormawa,” jelas pria yang hobi baca buku sejak kecil itu.
Menjadi kapten kapal adalah cita-cita Rifqi saat duduk di bangku sekolah dasar. Beranjak dewasa keinginannya tak hanya sebatas itu. “Kalau sekarang pengennya menjadi orang yang apa sih yang bisa kita lakukan untuk orang lain, bukan orang lain yang sekarang ada, maksudnya juga untuk cucu-cucu kita," ungkapnya.
Rifqi berpesan untuk menjaga kekeluargaan antar anggota Hima Superindo serta menghindari voring ketika menggelar rapat bersama, menurutnya lebih baik bermusyawarah.
“Air itu enggak bakalan bertambah ataupun berkurang, tapi kualitasnya semakin hari semakin berkurang dan peran mahasiswa sebenarnya untuk mengingatkan, menyadarkan, menginformasikan tentang bagaimana sih mengembalikan kondisi air. Setidaknya tidak menambah buruk, hal kecilnya yaitu menjaga kebersihan. Karena air milik kita semua,” pesan Rifqi sekaligus menutup wawancara hari itu. (asr/els)