SKETSA – Indonesian Youth Dream (IYD) sebuah organisasi non pemerintahan berisi anak-anak muda dengan latar belakang berbeda. Mewadahi mereka yang ingin membawa perubahan demi mewujudkan mimpi besarnya. “Kami mempersiapkan anak- anak muda sekarang agar siap menghadapi bonus demografi pada tahun 2025 mendatang," ucap pria yang jadi salah satu pemateri Kuliah Super 2016 ini, (10/9).
Berawal tahun 2013, saat itu Puguh Dwi Kuncoro dikirim ke Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk mengikuti proyek sosial selama seminggu. “Saya lihat anak-anak di sana memiliki potensi yang sama dengan anak-anak di Jawa dan Sumatera. Hanya saja mereka tidak memiliki akses dan fasilitas,” tuturnya. Berangkat dari renungannya itu, muncullah gagasan membuat lembaga untuk mewadahi mereka agar berani bermimpi besar.
Founder sekaligus Presiden IYD ini kemudian meminta dukungan berbagai pihak. Setelah mendapat dukungan, ia mengumpulkan beberapa orang untuk menjadi tim utama. Kemudian tahun 2014, dia menemukan empat orang lainnya yang memiliki visi sama walaupun berlatar belakang berbeda. Berlima, akhirnya mereka berhasil membentuk IYD yang diresmikan pada November 2015 lalu.
Meski belum genap setahun, keberhasilan IYD tampak pada open recruitment pertamanya. “Kami mengambil 30 anak muda se-Indonesia. Alhamdulillah yang daftar ada 300 lebih saat itu,” jelasnya. Tak hanya itu, IYD juga sudah tersebar di tujuh provinsi di Indonesia dan berencana untuk mengembangkan lagi pada 2017 menjadi 15 provinsi.
Organisasi yang berpusat di Yogyakarta itu, berkonsentrasi tentang tiga hal yang kurang disoroti di Indonesia yaitu nasionalisme, kreativitas, dan development program. “Kami mendukung pemerintah dengan jalur informal, seperti mengadakan pelatihan atau event nasional,” tambahnya. Sayangnya, dukungan yang didapat dari pemerintah lokal sangat minim.
“Pemerintah ingin melihat perkembangan IYD selama dua tahun ke depan untuk bisa menerima anggaran khusus. Kami juga berkolaborasi dengan UNDP (United Nation Development Programme), Singapore International Foundation, dan beberapa Universitas di ASEAN,” terang pria yang sedang menyelesaikan studinya di Florida, Amerika tersebut.
Tidak hanya mewadahi anggota untuk belajar sesuai dengan minatnya, IYD juga mengajarkan kepemimpinan. Merangkul local hero agar terus semangat menciptakan perubahan. “Konsepnya pemimpin menciptakan perubahan. Kalau kamu mau menciptakan perubahan jadilah pemimpin,” pungkasnya. (bru/e2)