Parade Teater Sastra Indonesia 2024: Bangkitkan Semangat Kesenian dan Pelestarian Budaya

Parade Teater Sastra Indonesia 2024: Bangkitkan Semangat Kesenian dan Pelestarian Budaya

Sumber Gambar: Teater Kastara

Program studi (Prodi) Sastra Indonesia FIB Unmul angkatan 2022 sukses menggelar Parade Teater Sastra Indonesia pada Minggu (1/12) hingga Rabu (4/12) kemarin. Dilaksanakan di kampus FIB Unmul, parade ini diikuti langsung oleh empat tim teater, di antaranya Berteater Dakadipta, Teater Seraya, Teater Kastara, dan Teater Sandikala. 

Hari pertama diisi oleh Berteater Dakadipta dengan membawa naskah “Pagi Bening” karya Serafin dan Joaquin A. Quintero saduran Sapardi Djoko Damono. Pementasan ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang sudah lama berpisah dan dipertemukan kembali di sebuah kesempatan. Disutradarai oleh Ai Nasyrah Nurdea, teater dibawakan dengan teknik penceritaan hingga pencahayaan yang apik. 

Hari kedua diisi oleh pementasan “Barabah” karya Motinggo Busye oleh Teater Seraya. Pementasan yang disutradarai oleh Aditya Ananta Putra ini mengangkat kisah tentang seorang pria tua bernama Banio yang memiliki 12 istri. Dengan setting panggung yang memvisualisasikan ruang tengah, pementasan ini berkisah tentang rumah tangga Banio dan Barabah yang dihantui oleh prasangka. 

Sementara itu, Teater Kastara memeriahkan hari ketiga dengan naskah “Cipoa” karya Putu Wijaya. Mengangkat isu eksploitasi tambang, pementasan ini disutradarai oleh Muhammad Refinaldi. Diramaikan oleh banyaknya aktor yang terlibat, pementasan ini bercerita tentang permasalahan korupsi, kolusi, dan eksploitasi yang dikemas dalam kurang lebih satu jam pementasan. 

“Petang di Taman” karya Iwan Simatupang yang digarap dan dipentaskan oleh Teater Sandikala kemudian menjadi penutup di hari keempat. Pementasan ini disutradarai oleh Mutmainnah Bahrun dengan mengadaptasi latar Taman Samarendah ke dalam panggung. Naskah surealis khas Iwan Simatupang yang digarap dengan berani oleh tim produksi ini menceritakan tentang perasaan hampa, kehilangan arah dan harapan terhadap realita kehidupan. 

Selama empat hari, seusai pementasan, diadakan diskusi karya yang diikuti oleh kru produksi, penonton, dosen pengampu teater dan dosen di lingkungan FIB Unmul. Tidak hanya itu, praktisi dan pegiat sastra, kesenian, dan kebudayaan di Samarinda juga turut mengikuti diskusi karya. 

Sesi diskusi karya ini membahas mengenai proses kreatif sejak awal pemilihan dan bedah naskah sampai pementasan, serta interpretasi. Tidak hanya itu, kritik dan saran juga turut dibahas pada sesi tersebut. 

Sebagai penutup di hari terakhir pementasan Parade Teater Sastra Indonesia, diadakan pembacaan nominasi untuk memberikan apresiasi terhadap tim yang sudah menunjukkan kreativitas dan pementasan terbaiknya. Pembacaan nominasi dilakukan langsung oleh Ketua Panitia Parade Teater Sastra Indonesia 2024, Awanda Erna Pasutri. 

Nominasi pertama merupakan nominasi aktor terbaik yang didapat oleh Muh. Waldiamar Prasetyo dari Teater Sandikala yang memerankan Pria Tua pada pementasan Petang di Taman. Sementara itu, Amelia Saputri yang berperan sebagai Barabah dalam pementasan Barabah oleh Teater Seraya mendapat nominasi sebagai aktris terbaik. 

Awanda kemudian melanjutkan pembacaan nominasi pemeran pembantu pria terbaik dan pemeran pembantu wanita terbaik yang masing-masing didapat oleh Ivansyah Hafiza Rafa sebagai Adibul di Pementasan Barabah dari Teater Seraya dan Nabila Azkiya sebagai Perempuan di Pementasan Petang di Taman dari Teater Sandikala. 

Nominasi selanjutnya adalah penyutradaraan terbaik yang didapat oleh Pementasan Petang di Taman dari Teater Sandikala. Diikuti dengan nominasi penata setting terbaik yang didapat oleh Teater Kastara melalui Pementasan Cipoa. Sementara itu, nama Risqi Yanuar dan Nur Khamidatul Awaliyah dari Berteater Dakadipta masing-masing  keluar sebagai penata rias dan  kostum terbaik serta penata cahaya terbaik.

Awanda menutup pembacaan nominasi dengan membaca nominasi aktor favorit dan aktris favorit yang masing-masing didapat oleh Khairunnisa sebagai Tivri di Pementasan Cipoa dari Teater Kastara dan Alipf Laila sebagai Sarah Kirana di Pementasan Pagi Bening dari Berteater Dakadipta. 

Parade Teater Sastra Indonesia 2024 ini tidak hanya dihidupkan oleh pementasan teater dan pembacaan nominasi. Tetapi juga diiringi harapan agar pementasan ini tidak hanya berhenti di Parade Teater yang diadakan tahun ini dan bisa menjadi langkah dalam membangkitkan semangat kesusastraan, kesenian, dan kebudayaan di Kalimantan Timur.

Press release ini ditulis oleh Widya Amanda, Anggota Divisi Publikasi dan Dokumentasi  Parade Teater Sastra Indonesia 2024.