Karang Mumus doesnt need us, but we need Karang Mumus.
Air adalah salah satu media yang tak pernah lepas dalam kehidupan manusia. Air berperan penting bagi aktivitas manusia, entah untuk aktivitas sehari-hari, kebutuhan pribadi hingga pekerjaan. Namun, apa jadinya di saat air yang kita butuhkan sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dengan maksimal. Melihat kondisi air yang ada di kota Samarinda, isu tersebut bukan pembahasan yang asing lagi.
Dapat dikatakan masalah air adalah cermin keburukan kota Tepian. Dapat dikatakan air yang ada sudah tidak layak digunakan. Melihat kondisi sungai Karang Mumus (SKM) tidak dapat dimungkiri sungai itu sangat berperan bagi warga khususnya yang bermukim di bantaran tepi SKM. Namun, akibat pencemaran limbah rumah tangga dan limbah pabrik membuat kondisi SKM mengalami pencemaran yang berada di ambang batas normal pencemaran.
Dengan kondisi air yang berwarna hitam dan gelap, aroma air SKM menyengat. Air yang pekat itu tak lagi layak digunakan namun masih sering kita temui warga sekitar SKM tetap menggunakan air dari sungai tersebut. Entah pilihan terakhir atau karena telah terbiasa menggunakan air sungai itu membuat warga mau tidak mau tetap menggunakannya. Walau sebenarnya ada faktor ekonomi juga yang terlibat dalam keputusan tersebut.
Hanya dengan menggunakan tawas warga mencoba membuat air SKM menjadi terlihat layak. Tapi, apakah kita sadar bahwa hanya memberi tawas tidak akan merubah kualitas dari air tersebut? Tawas hanya mampu mengubah tampilan air yang semula gelap dan bau menjadi bening dan tak berbau.
Hal itu menjadi masalah sosial lagi yang perlu kita perhatikan. Dibutuhkan penanganan cepat untuk dapat merelokasi warga agar kelak membuat SKM perlahan memulih. Di samping itu, kita perlu memberi penanaman pemikiran atau budaya pada warga. Tujuannya agar tumbuh rasa kepedulian dan mau menjaga lingkungan. Hal itu bisa dimulai dari hal kecil seperti menegaskan pada warga agar tidak membuang limbah rumah tangga di SKM. Atau bisa juga dengan memberi sanksi tegas pada oknum-oknum perusahaan yang membuang limbah produksi mereka ke SKM.
Semua itu bertujuan agar SKM dapat menjadi suatu potensi bagi manusia. Tak hanya potensi dalam kebutuhan sehari-hari namun potensi dalam bidang perekonomian yang sebenarnya bisa dimanfaatkan secara efisien.
Ditulis oleh Soni Suhendra, mahasiswa FPIK Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, prodi Agrobisnis Perikanan 2014
undefined